Pulang dari acara buka puasa bersama, saya menumpang mobil pak Muhir wakil sekjen PB PGRI. Saya ikut mampir ke rumah beliau di daerah pondok kelapa, Jakarta Timur. Salut juga saya kepada beliau. Usia 75 tahun masih sanggup mengemudi mobil sendiri tanpa bantuan supir pribadi.
Sepanjang perjalanan pulang saya banyak mendapatkan cerita dari pak Muhir yang sudah malang melintang dalam dunia pendidikan. Mantan wakil kepala dinas pendidikan DKI Jakarta ini telah mengikuti sejarah perjuangan PGRI dari tahun 1967. Jadi saya belum lahir, beliau sudah berkiprah untuk PGRI.
Begitu sampai di rumah beliau yang luas, saya disuguhi teh hangat dan kolak pisang. Ingin sekali ngobrol lama dengan beliau. Tapi saya belum sholat isya dan tarawih. Jadi saya putuskan untuk memanggil driver ojek online dengan aplikasi gojek.
Tak berapa lama ojek online datang menjemput. Saya cium tangan pak Muhir untuk pamit. Banyak pengalaman beliau saya dapatkan malam ini. Terutama tentang ilmu leadership atau kepemimpinan yang tidak sembarangan orang bisa mendapatkan. Saya beruntung mendapatkan ilmunya langsung dari pakarnya.
Demikianlah sedikit kisah omjay malam ini. Semoga dapat memberikan pencerahan untuk pembaca kompasiana. Hidup itu harus belajar berorganisasi. Dengan berorganisasi kita bisa membantu diri kita dan orang lain. Kita dapat menjadi guru pelopor dan bukan pengekor. Malam ini saya belajar banyak dari pak kyai Wahyudi dan bapak Muhir yang luar biasa.
Buka puasa bersama pengurus Besar PGRI membuat saya semakin matang dalam berorganisasi dan belajar dari pengalaman orang yang lebih tua di  PGRI. Semoga PGRI semakin jaya. Solidaritas yes!
Salam blogger persahabatan