Alhamdulillah sudah sampai sekolah. Tidak ditemui kemacetan kota Jakarta di pagi hari. Jakarta yang biasanya macet kini lancar.
Selancar hubungan kami dengan tetangga yang berbeda agama. Kebetulan banyak tetangga kami yang beragama Kristen. Walaupun berbeda agama, kami tetap saling menghormati. Kerukunan hidup umat beragama selalu terjalin mesra.
Sewaktu kami sekeluarga terpapar covid19, tetangga kamilah yang bersusah payah memasak. Bu Belen memasak sayur sup dan lauk pauknya. Saat berbuka puasa beliau juga suka mengirimkan makanan ke rumah kami.
Saat bu Belen merayakan hari raya Natal, kami sekeluarga berkirim parcel sebagai ucapan selamat kepada keluarga Bu Belen yang merayakan Natal.
Di kompleks perumahan kami toleransi beragama sangat terjalin mesra. Tak pernah ada bentrok atau perselisihan hanya karena berbeda-beda agama. Kami seperti saudara kandung yang saling tolong menolong dalam kebaikan.
Dulu sewaktu Oma masih hidup, kami sudah mengganggap orangtua sendiri. Oma tetangga kami bergama Katholik dan kami beragama Islam. Oma selalu mengingatkan saya agar jangan terlalu gemuk. Sebab orang gemuk gerakannya tidak bisa cepat. Sejak saat itu saya mulai mengurangi berat badan.
Kini Oma telah tiada. Namun pesannya selalu saya jalankan. Saya selalu rapihkan halaman rumahnya dan saya pakai untuk berkebun. Alhamdulillah anaknya Oma yaitu mas Toni sudah memberikan izin untuk menanam berbagai aneka tanaman di depan rumah Oma. Sekarang pohon jeruk sedang berbuah.
Demikianlah sedikit kisah toleransi beragama di kompleks perumahan kami yang ada di Jatibening Indah Pondok Gede Bekasi. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana.