Catatan malam Ramadhan atau camar Omjay di hari keduabelas puasa ini adalah godaan setan semakin menguat dalam diri. Rasa malas mulai mengikuti diri. Perang melawan hawa nafsu semakin nyata. Semoga omjay bisa memenangkannya.
Godaan demi godaan datang menimpa diri. Seperti godaan untuk tidak datang ke mushola. Rasanya malas sekali kaki ini melangkah. Rayuan demi rayuan datang ke telinga.
"Sholat di rumah saja. Setelah itu bisa menonton film di televisi". Begitulah godaan datang ke telinga ini.
Untunglah istri mengingatkan. Kalau tidak ada uzur segeralah pergi ke rumah Allah. Hanya orang yang beriman yang memakmurkan rumah Allah.
Alhamdulillah godaan untuk malas datang ke mushola atau masjid dapat dikalahkan. Tapi godaan untuk tidur siang begitu dahsyat menerpa diri. Omjay akhirnya tertidur sebentar di depan laptop. Dinginnya AC di sekolah dan sepinya ruangan membuat Omjay tak bisa melawan rasa kantuk yang menyerang.
Suara adzan ashar terdengar. Itu pertanda waktu sholat ashar tiba. Ambil air wudhu lalu datang ke masjid sekolah adalah cara saya melawan rasa kantuk. Sholat berjamaah harus menjadi budaya sekolah yang baik. Ajarkan itu kepada peserta didik kita yang beragama Islam. Supaya mereka terbiasa untuk sholat berjamaah di masjid.
Habis sholat ashar saya pulang ke rumah. Sepanjang jalan macet. Godaan berikutnya datang. Kesel dan marah mulai menerpa diri. Untunglah bisa melawan kesal dan marah. Kemacetan di Jakarta sudah tradisi. Jadi hadapi saja dengan senyuman.
Di jalan Halim Perdanakusumah Jakarta ada penjual kacang rebus. Saya belikan 2 bungkus untuk buka puasa. Alhamdulillah kemacetan bisa terurai. Saya langsung ambil tol becakayu. Saya langsung gas pol dengan kecepatan tinggi. Saya seperti pembalap Paulo Rossi. Semua mobil di depan saya lewati dengan kecepatan tinggi.