Catatan malam Ramadan atau camar Omjay di hari kesembilan puasa ini adalah jamaah tarawih sudah mulai berkurang. Mungkin sebagian baru pulang demo di senayan. Mungkin juga ada urusan lainnya.
Habis tarawih kita malah ngobrol Ade Armando yang dipukuli masa. Berita Ade Armando dipukuli sampai juga ke masjid-masjid dan mushollah-musholla. Ada yang prihatin dan ada yang senang. Saya ikut menyimaknya saja.
Di wa group dan media sosial lainnya juga ramai Ade Armando dipukuli. Mukanya lebam dan babak belur. Tak ada celana panjang di kakinya. Sungguh sangat mengenaskan keadaannya.
Hukum rimba sudah terjadi di negeri ini. Demo mahasiswa diberitakan sedikit sekali. Justru berita Ade Armando yang besar sekali beritanya. Ada apa dengan ade Armando sang pegiat media sosial itu?
Saya mencoba mencari tahu jawabnya di berbagai media sosial. Ada yang pro dan ada yang kontra. Saya berada pada posisi yang netral saja. Ada yang bilang kalau Ade Armando telah menemui takdirnya.
Saat tarawih saya melihat seorang anak yg hiper aktif. Tidak bisa diam. Dia berlari ke sana kemari. Ganis ikut kakeknya sholat tarawih. Semoga kelak menjadi ustadz dan anak yang sholeh. Itulah doa saya dalam hati. Saya begitu suka dengan anak laki-laki.
Maklumlah saya di rumah laki-laki sendiri. Saya ditemani 4 bidadari cantik di rumah. Wajar saja kalau saya merasa paling ganteng dan paling baik hati di rumah sendiri. Hehehe.
Istri lagi ngomel karena semua harga naik dan gaji suaminya tidak naik. Intan dan Berlian serta keponakan saya Alda senyum-senyum saja melihat istri bercerita kenaikan harga yang terus melambung tinggi.
Mungkin Ade Armando menjadi simbol kekesalan para emak-emak yang merasa kebutuhan rumah tangganya meningkat. Orang kesal dan sulit menumpahkan amarahnya. Kebetulan di sana ada Ade Armando yang membuat kesal mereka. Jadilah dia tumbal kekesalan emak-emak.
Seorang kawan mengirimkan foto di atas di wa group. Mungkin itu benar dan mungkin saja itu hoaks. Hanya Allah yang tahu. Kalau dulu ada pepatah memgatakan mulutmu harimau kamu, maka sekarang berlaku jarimu harimau kamu.
Ade Armando telah menemui takdirnya. Mungkin saat beliau menjadi pegiat sosial ada perkataan beliau yang menyakiti hati orang lain. Bisa jadi itu yang telah dilakukannya. Kita belajar dari kejadian ini. Astaghfirullah.
Ade Armando malam ini tidak bisa tarawih di masjid. Dia tidak bisa lagi berjamaah di masjid. Sekarang malah ada di rumah sakit. Kita doakan beliau cepat sembuh dan kembali lagi mengajar mahasiswanya.
Hampir semua media masa memberitakan Ade Armando. Mungkin sudah jadi trending topik di twitter. Berita demo mahasiswa yang baik dan sopan sudah terhalangi oleh berita Ade Armando. Bad news is a good news.
Semoga kejadian ini membuat kita sadar bahwa negara kita adalah negara hukum. Namun, ketika hukum tidak bertindak secara benar, maka hukum rimba yang akan datang. Siapa yang kuat akan menindas yang lemah.
Catatan malam Ramadan saya kali ini malah jadi lucu sekali. Ceramah yang baik dari ustadz Sholeh jadi tertutupi oleh berita Ade Armando. Semoga cepat sembuh ya mas bro dan semoga polisi dapat menyelesaikan kasus ini dengan baik. Siapa yang salah harus dihukum.
Saya merasakan suara mahasiswa menjadi tenggelam oleh dipukulinya Ade Armando. Ceramah ustadz yang baik tentang menjaga lisan kita jadi lupa tertuliskan. Mohon maafkan Omjay ya!
Sekarang ini di zaman media sosial. Bulan hanya lisan saja yang harus dijaga. Tapi juga tulisan kita di media sosial. Berhati-hatilah dengan tulisanmu. Semoga tidak menyakiti hati orang lain.
Siapa orang-orang yang memukuli Ade Armando? Nampaknya berita tentang itu sedang dicari, daripada membaca camar Omjay yang kesembilan ini. Hehehe.
Salam blogger persahabatan
OmjayÂ
Guru blogger Indonesia
.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H