Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik. QS. At Taubah ayat 67.
Catatan malam Ramadhan hari ketujuh puasa ini semoga dapat memberikan manfaat buat anda yang membaca tulisan saya yang sederhana ini. Saya berusaha memahami ayat di atas, dan dapat anda baca di Al-Qur'an Surat At-Taubah Ayat ke-67 (sindonews.com)Â
Setelah memaparkan beberapa perilaku buruk orang-orang munafik, ayat ini menerangkan kesamaan orang munafik laki-laki dan perempuan dalam hal sifat, sikap, perilaku dan akhlak. Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah memiliki kesamaan, yaitu mereka senantiasa menyuruh berbuat yang mungkar dan mencegah perbuatan yang makruf dan mereka selalu menggenggamkan tangannya karena kekikirannya. Mereka telah melupakan kebesaran Allah, petunjuk-petunjuk agama-Nya. Mereka juga lupa kalau semua perilaku buruknya akan mendapatkan balasan di akhirat kelak, maka Allah juga akan melupakan mereka di akhirat kelak dengan menjauhkan mereka dari rahmat-Nya. Sesungguhnya orang-orang munafik yang sudah jelas kemunafikannya itulah orang-orang yang fasik, yakni orang-orang yang benar-benar keluar dari ketaatan kepada Allah, bahkan sifat buruk mereka melebihi orang-orang kafir.Â
Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya. Semoga kita semakin dekat dengan Allah. Mari kita hindarkan perilaku buruk dan memperbanyak perilaku baik dengan akhlak yang terpuji. Semua itu telah dicontohkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW. Al Hadist juga menjadi panduan kita dalam menjalankan hidup sesuai dengan ajaran agama Islam.Â
Dalam Wikipedia dituliskan. Menurut istilah ulama ahli hadist, hadist yaitu apa yang diriwayatkan dari Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapannya ( bahasa Arab: , translit. taqrr ), sifat jasmani atau sifat akhlak, perjalanan setelah diangkat sebagai Nabi ( bahasa Arab: ) dan terkadang juga sebelumnya, sehingga arti hadist di sini semakna dengan sunnah.Â
Semoga kita dapat menjalankan sunnah yang sudah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW, dan para sahabatnya serta dilanjutkan oleh para ulama yang merupakan pewaris para nabi dan rasul Allah.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay