Jangan sedih ketika anda tidak lolos menjadi guru penggerak. Anda tetap bisa menjadi guru pelopor. Itulah yang saya lakukan sebagai guru yang merupakan agen perubahan. Jadilah guru pelopor bukan pengekor.
Banyak kawan yang curhat kepada Omjay. Mereka tak bisa mendaftar program calon guru penggerak Kemdikbudristek. Mereka tak bisa daftar karena usia. Ada lagi yang tak lolos karena akses jaringan internet yang tak bersahabat di daerahnya.
Jadi tak perlu bersedih hati. Lakukan apa yang anda sukai dan kuasai. Saya melakukan kerjasama dengan guru lainnya di APKS PGRI. Kami membuka kelas menulis dan bicara.
Di kelas menulis ada tim solid PGRI dan di kelas bicara ada tim hore yang selalu rame. Kemarin mereka datang ke rumah di saat saya sendirian. Anak dan istri sedang pergi kondangan ke tempat saudara.
Pak Brian datang lebih dulu ke rumah kami di malam hari. Kemudian bu Leni dan suaminya. Kedua anaknya juga dibawa. Jadi semakin ramai rumah kami di Jatibening Bekasi.Â
Bu Helwiyah datang menyusul bersama suaminya. Mereka membawa bingkisan lebaran untuk keluarga Omjay. Senang sekali menerima bingkisannya. Ada sajadah dan perlengkapan sholat. Sarung, baju Koko, mukenah dan sembako. Pokoknya lengkap banget untuk persiapan puasa dan lebaran idul fitri. Terima kasih kawan-kawan atas bingkisan lebarannya.
Hiduplah dengan memberi sebanyak-banyak. Bukan menerima sebanyak-banyaknya. Pesan pak Arfan itu selalu saya ingat selalu. Ketika saya tak lolos sebagai guru penggerak, maka saya tak bersedih hati. Masih ada jalan lain yang bisa ditempuh. Saya dan kawan-kawan membuka kelas online. Semuanya gratis di PGRI. Kawan-kawan bisa mendaftarkan diri. Kita saling berkolaborasi dari guru paud hingga dosen perguruan tinggi.
Menjadi guru penggerak dimulai dari diri sendiri. Kita semua adalah guru penggerak yang mampu menggerakkan murid-murid kita untuk belajar. Oleh karena itu kita harus belajar sepanjang hayat. Kita bisa berguru kepada siapa saja. Termasuk juga berguru kepada murid-muridnya.Â
Terima kasih bu Helwiyah, Bu Leni, dan pak Brian atas kedatangannya ke rumah. Saya yang awalnya sendirian di rumah kini banyak temannya. Rumah menjadi ramai dan inilah indahnya silahturahmi. Banyak kawan baru kita dapatkan walaupun berbeda tempat mengajar.
Saat ini kami sedang merencanakan kegiatan NGUPING SATUGURU yang keempat kalinya. NGUPING adalah singkatan dari ngobrol urusan penting. Kawan-kawan guru bisa ikutan agar dapat belajar dari para tokoh pendidikan yang telah tiada. Mereka memang sudah lama tiada, namun ajarannya masih ada hingga saat ini. Salah satu tokoh yang kami kagumi adalah KH. Hasyim Azhari.
Teruslah berbagi dan menginspirasi kami. Walaupun kawan-kawan guru tak lolos menjadi guru penggerak, kawan-kawan bisa berbagi ilmunya lewat dunia maya. Kemarin malam ibu Umi Rosyidah sudah membagi ilmu dan pengalamannya di kelas inovasi.
Bagus sekali materinya. Anda bisa menonton siaran ulangnya di channel YouTube Fajar Tri Laksono. Semoga anda bisa bergabung bersama kami di APKS PGRI.
Di kelas belajar menulis, pak Bambang yang biasa disapa Mr. Bams membagi ilmunya tentang pengelolaan taman bacaan masyarakat atau TBM. Keren materinya walaupun disampaikan lewat aplikasi WhatsApp. Peserta belajar menulis PGRI kemudian menuliskan resumenya di blog masing-masing.
Bila anda tak lolos sebagai guru penggerak Kemdikbudristek, janganlah menangis. Lekas lah menulis dan bagikan pengalaman anda yang menginspirasi ke berbagai media sosial. Buatlah panggung anda sendiri di YouTube dan blog serta media sosial lainnya. Akan banyak orang menonton apa yang anda katakan dan membaca tulisan anda di blog yang menginspirasi.
Teruslah berbagi dan tak harap kembali. Seperti si cantik Clara yang dengan penuh kasih sayang menyusui ketiga anaknya. Anaknya lucu-lucu dan membuat gemes anaknya bu Leni.
Ingatlah sebuah lagu lama.
Kasih ibu kepada Beta. Tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia.
Salam blogger persahabatan
OmjayÂ
Guru blogger Indonesia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI