Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggiatkan Kembali Permainan Tradisional agar Tak Punah Dimakan Zaman

11 Maret 2022   22:36 Diperbarui: 12 Maret 2022   07:57 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Senang sekali bisa mendapatkan ilmu baru tentang dunia anak dari Ibu Hindah Setianingsih. Kita memerlukan banyak guru yang mampu mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak PAUD. Kita berharap permainan tradisional ini tidak punah dimakan zaman milenial.

Permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainan dan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Pada perkembangan selanjutnya permainan tradisional sering dijadikan sebagai jenis permainan yang memiliki ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya setempat. Setiap daerah memiliki permainan tradisional yang unik.

Adapun beberapa penyebab permainan tradisional kurang diminati anak sekarang menurut ibu Hindah adalah:

  • Karena Faktor Orang tua
  • Lahan atau tempat untuk bermain anak semakin sempit
  • Di sekolah, sudah jarang diajak bermain permainan tradisional
  • Perkembangan teknologi, anak tidak tertarik untuk bermain
  • Pandemik yang berkepanjangan.

dokpri
dokpri

Ada banyak permainan tradisional yang kita kenal di Indonesia. Anda bisa membacanya di sana dan di sini.

Menurut Mulyani (2016: 47), permainan tradisional adalah suatu permainan warisan dari nenek moyang yang wajib dan perlu dilestarikan karena mengandung nilai-nilai kearifan lokal. 

Adapun jenis-jenis permainan tradisional menurut Mulyani (2016: 59-173) sangat beragam, seperti 

  1. petak umpet, 
  2. congklak, 
  3. lompat tali, 
  4. main kelereng, 
  5. benteng atau jaga tiang, 
  6. egrang, boy-boyan, 
  7. gatrik atau bentik, 
  8. ular naga, 
  9. engklek, 
  10. pletokan, 
  11. gasing, 
  12. layang-layang, 
  13. sepak bola, 
  14. kasti, 
  15. yoyo, 
  16. balap karung, 
  17. ketapel, 
  18. kejar-kejaran, 
  19. bola bekel, 
  20. pancasila lima dasar, 
  21. gobak sodor, 
  22. tikus dan kucing, 
  23. hompimpa. 

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa memainkan dan melestarikan permainan tradisional dapat membangun karakter cinta tanah air. Khususnya pada generasi muda atau anak-anak untuk sadar akan betapa kayanya Indonesia. Negeri kita memiliki keanekaragaman budaya. Permainan tradisional harus terus dilestarikan supaya tidak punah. Kegiatan permainan tradisional harus dikenalkan sejak dini.

Cara menggiatkan kembali permainan tradisional menurut ibu Hindah adalah:

  1. Mengadakan kegiatan parenting tentang permainan tradisional
  2. Mengenalkan permainan Tradisional
  3. Melakukan permainan tradisional dengan menyenangkan
  4. Melakukan permainan tradisional sesuai jadwal

dokpri
dokpri

Dalam penelitian seorang guru sekolah dasar yang bernama Maynar Dian Pratiwi di sini, pernah membahas tentang salah satu permainan tradisional. Seperti hasil penelitian Izza dkk. (2018: 82) permainan tradisional juga dapat mencerminkan wujud sikap generasi muda yang sadar akan rasa memiliki budaya dan mau melestarikannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun