Kemarin sore saya mampir ke rumah bu Lilis di Bumi Anggrek Parahyangan Garut. Rumahnya dekat dengan terminal bus Garut. Akhirnya sampai juga ke rumah beliau. Baru pertama kalinya kita kopdar secara langsung di dunia nyata. Biasanya hanya bertemu dan berkomunikasi lewat dunia maya. PGRI mempertemukan kami. Itulah mengapa PGRI selalu di hati. Saya banyak bertemu dengan teman baru di seluruh negeri.
Bu Lilis ternyata jualan tahu gejrot dan bisa dipesan secara online. Kami disuguhi makanan khas Cirebon ini. Saya sampai nambah 2 gelas besar. Rasanya enak sekali. Saya berasa ada di Cirebon dan menikmati kulinernya. Kami datang ke rumahnya berempat. Saya, istri, dan kakak ipar suami istri. Kakak ipar laki-laki malah jarang bicara. Tapi banyak bekerja. Sudah habis 4 jeruk manis di meja disantapnya. He-he-he.
Saya berkeliling di sekitar rumah Bu Lilis yang asri. Ada pohon buah naga yang sedang berbuah. Kami dikasih bibitnya oleh Bu Lilis. Semoga bisa dikembangbiakkan di Jatibening Bekasi. Dari dulu kepengen banget menanam buah naga. Tapi belum sempat dapat bibitnya. Bentuknya kayak daun lidah buaya. Bu Lilis memberikan bibitnya untuk kami tanam di rumah. Semoga bisa tumbuh di rumah kami yang indah.
Bu Lilis juga membuka warung kelontong untuk tetangga di sekitarnya. Isi warungnya lengkap sekali. Dari mulai Aqua sampai gas ada di sini. Jadi ingat waktu kakak ipar punya warung sendiri. Semua barang yang saya perlukan ada di warungnya. Tinggal ambil dan bayar saja. Itulah enaknya kalau punya warung sendiri di rumah. Asalkan ada untungnya, pasti enak buka warung sendiri.
Bu lilis senang makan buah pare. Saya langsung memetiknya dari kebun untuk bu Lilis. Rasanya manis kata Bu Lilis. Padahal biasanya pare itu pahit. Kami di Garut baru saja panen buah pepaya dan nangka. Mang Ahmad memetiknya langsung dari pohon dan membelahnya dengan goloknya yang tajam.Â
Senang melihat mang Ahmad membelah buah nangka. Rasa buahnya manis sekali. Kami membawa buahnya di kantong kresek yang disiapkan istrinya. Buah Nangka yang tadinya besar sekali, bis amasuk mobil setelah dipotong kecil-kecil. Kata Mang Ahmad, bongkol nangka saya dksukai kambing. Jadi jangan dibuang, bisa diberikan ke kambing.
Punya kebun sendiri itu enak sekali. Kita bisa menanam buah buahan yang kita sukai. Ada juga buah pepaya yang masih mengkel. Sudah saya bawa untuk dimakan di rumah. Sengaja dibawa masih mentah. Supaya ada waktu untuk menyimpannya. Buah pepaya manis sekali rasanya. Kami sudah mencobanya di saat makan siang.
Di PGRI saya banyak bertemu dengan teman baru. Kalau saya berkunjung pasti ada oleh-oleh dari mereka. Pernah saya melakukan kunjungan kerja ke Pasuruan. Selama di sana saya dijamu makan malam oleh pengurus PGRI di sana. Saya menikmati wisata kuliner di Pasuruan. Saat pulang, saya diberikan oleh-oleh makanan khas Pasuruan.Â
Sebelum main ke rumah Bu Lilis, kami makan siang di rumah Mang Ahmad di Tegal panjang. Makan nasi liwet dan lotek yang lezat. Kami menunggu sambal dan loteknya dibuat. Saya potret dulu sebelum di makan. Kakak ipar langsung mengambil cabe di kebun. Makan siang tanpa sambal seperti makan sayur tanpa garam.
Senang sekali tinggal di kampung kalau punya kebun sendiri. Kita tinggal metik saja kalau ingin makan. Misalnya daun singkong tinggal metik. Buah labu dan terong tinggal metik. Kalau perlu buah tinggal metik buah pepaya. Kebun mang Ahmad memang super lengkap. Kami juga dikasih daging ayam kampung yang lezat. Langsung digoreng hangat dengan bumbu masakan yang diambil dari kebun sendiri.
Di rumah bu Lilis kami ngobrol cukup lama. Sampai terlupa kalau kita harus pulang ke Bandung. Ibu mertua masih sakit. Mak esih masih muntah-muntah. Untunglah ada kakak ipar yang ada bersama emak. Uwak Yayat dan Uwak Uyun melayani Emak Esih dengan penuh kasih sayang. Mohon doanya Emak Esih  kembali sehat dan bisa beraktivitas seperti sedia kala.
Pulang dari rumah bu Lilis kami langsung ke Bandung. Nah, sebelum pulang kami foto bersama dulu. PGRI telah menyatukan hati kami. Itulah mengapa PGRI selalu di hati. Banyak teman baru saya temui dan seperti saudara kandung yang ditinggal pergi lama sekali. PGRI telah mempertemukan kami kembali. Saat pulang saya diberi hadiah baju Koko oleh Bu Lilis dan pagi ini saya coba pas sekali di tubuh ini. Saya pakai buat mengajar online hari ini. Terima kasih Bu Lilis, semoga kita bisa berjumpa lagi.
Salam blogger persahabatan
Guru blogger Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H