Sebelum main ke rumah Bu Lilis, kami makan siang di rumah Mang Ahmad di Tegal panjang. Makan nasi liwet dan lotek yang lezat. Kami menunggu sambal dan loteknya dibuat. Saya potret dulu sebelum di makan. Kakak ipar langsung mengambil cabe di kebun. Makan siang tanpa sambal seperti makan sayur tanpa garam.
Senang sekali tinggal di kampung kalau punya kebun sendiri. Kita tinggal metik saja kalau ingin makan. Misalnya daun singkong tinggal metik. Buah labu dan terong tinggal metik. Kalau perlu buah tinggal metik buah pepaya. Kebun mang Ahmad memang super lengkap. Kami juga dikasih daging ayam kampung yang lezat. Langsung digoreng hangat dengan bumbu masakan yang diambil dari kebun sendiri.
Di rumah bu Lilis kami ngobrol cukup lama. Sampai terlupa kalau kita harus pulang ke Bandung. Ibu mertua masih sakit. Mak esih masih muntah-muntah. Untunglah ada kakak ipar yang ada bersama emak. Uwak Yayat dan Uwak Uyun melayani Emak Esih dengan penuh kasih sayang. Mohon doanya Emak Esih  kembali sehat dan bisa beraktivitas seperti sedia kala.
Pulang dari rumah bu Lilis kami langsung ke Bandung. Nah, sebelum pulang kami foto bersama dulu. PGRI telah menyatukan hati kami. Itulah mengapa PGRI selalu di hati. Banyak teman baru saya temui dan seperti saudara kandung yang ditinggal pergi lama sekali. PGRI telah mempertemukan kami kembali. Saat pulang saya diberi hadiah baju Koko oleh Bu Lilis dan pagi ini saya coba pas sekali di tubuh ini. Saya pakai buat mengajar online hari ini. Terima kasih Bu Lilis, semoga kita bisa berjumpa lagi.
Salam blogger persahabatan