Saya juga menikmati bakwan goreng yang masih hangat. Kalau di Bandung namanya bala-bala. Dinginnya suhu udara di Siliwangi membuat saya maunya ngemil melulu. Kakak ipar minum susu jahe merah. Enak sekali melihatnya. Apalagi bisa meneguknya. Tapi istri melarang ikut meminumnya. Cukup teh tawar hangat saja. Sebab saya penderita gula atau diabetes.
Sedangkan mang oleh yang menyupir kendaraan lebih suka minum kopi susu abc dan menikmati rokok kesayangannya. Sebuah gorengan bakwan langsung habis dilahapnya. Sementara itu kakak ipar perempuan (teh Ros) nampak asyik dengan ponselnya.
Alhamdulillah hujan berhenti. Kami akan turun ke bawah lagi. Kakak ipar mengajak jalan kaki. Sayapun ikutan sampai depan masjid Jami. Sepanjang jalan, banyak orang yang main layangan besar. Angin yang kencang membuat banyak orang senang bermain layang-layang di desa Sariwangi. Kalau lihat layangan, jadi ingat film layangan putus, hehehe. Rasanya nikmat bila sambil makan siang seperti di bawah ini.Â
Suara adzan dzuhur terdengar dari masjid ke masjid. Saya mampir sebentar ke masjid. Tak ada suara anjing menggonggong. Suara adzan terdengar merdu di telinga. Mang oleh memarkirkan mobilnya di depan masjid. Saat mau ambil air wudhu saya terjatuh. Lantainya licin. Tangan kanan saya sedikit membiru. Nanti malam akan dipijat mang Dana. Semoga tidak terjadi apa-apa. Di kepala hanya ada pusing sedikit setelah terjatuh di depan masjid.
Setelah sholat berjamaah di masjid jami al Maidah, kami pun pulang kembali ke Jamika Bandung. Mak esih masih sakit dan minta diurut. Mak esih maunya diurut sama tukang pijat dari Garut. Istri dan kakak ipar akan menjemput tukang urutnya.
Saya tidak ikut ke Garut. Saya kembali ke rumah untuk makan siang. Di warung nasi dekat rumah saya membeli tempe bacem dan sayur tahu jamur. Makan siang di rumah sendiri nikmat sekali.