Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman Menggunakan Kurikulum Baru

29 Desember 2021   06:27 Diperbarui: 29 Desember 2021   07:00 6077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi covid19 menyadarkan para penentu kebijakan akan pentingnya TIK. Alhamdulillah perjuangan guru TIK sudah mulai menampakkan hasilnya. Kami dari ikatan guru TIK PGRI diminta memberikan masukan oleh Kemdikbudristek untuk merancang naskah akademik informatika dalam kurikulum sekolah penggerak. Waktu itu kepala pusat kurikulum masih dijabat Maman Fathurrahman. Sekarang sudah ganti.

Apa yang dilakukan oleh kepala pusat kurikulum saat ini sudah tepat. Kita memberlakukan kurikulum baru secara bertahap. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak tergesa-gesa mengeluarkan kebijakan. Kurikulum baru yang disebut prototipe ini baru diujicobakan di 2500 sekolah penggerak. Oleh karena sifatnya optional atau pilihan, kurikulum baru ini tidak disebut kurikulum 2022. Saya sendiri lebih suka menyebutnya kurikulum masa depan.

Kurikulum baru ini juga merupakan kurikulum yang mengutamakan pemahaman kemampuan, dan karakter siswa yang disebut profil pelajar Pancasila. Jadi, apa yang dilakukan Mendikbud Nadiem Makarim sudah tepat dilakukan di tengah pandemi covid19. 

Indonesia yang merupakan negara kepulauan, perlu melakukan terobosan dan dilakukan secara bertahap. Tidak bisa langsung diberlakukan secara serempak. Sebab kondisinya sangat berbeda di setiap daerah. Pemerintah harus berkaca dengan lamanya pemberlakuan kurikulum 2013.

Selama 6 bulan kami melakukan dan melaksanakan kurikulum baru ini, kami merasa senang dan menikmati hal hal baru yang tak ada dalam kurikulum sebelumnya. Hal yang menarik adalah guru tidak lagi melakukan teacher center tapi sudah student center. Pembelajaran berpusat pada siswa atau murid di kelas. 

Murid tidak lagi hanya sekedar mendengar penjelasan guru. Mereka menjadi berani dan mandiri serta berkompetisi dengan profil pelajar Pancasila. Semoga hal ini dapat meningkatkan peringkat Pisa anak Indonesia. Guru menjadi lebih tertantang untuk melakukan inovasi baru dengan merdeka belajar. Siswa dan guru menjadi merdeka.


Ada ungkapan yang mengatakan, ganti menteri ganti kurikulum. Kita bisa menjadikan bahan diskusi di https://youtu.be/puVBNgID2jI. Kalau menurut saya hal ini biasa. Sebab setiap pemerintahan ada dinamika pendidikan yang dihadapinya. Wajah kurikulum pendidikan di Indonesia memang harus berubah dari waktu ke waktu. Semoga Indonesia semakin maju.

KATA-KATA BIJAK :

" Orang yang tak pernah membuat kesalahan adalah orang yang tak pernah berbuat apa-apa."

( Norman Edwin )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun