Pagi ini mendapatkan foto kami 4 tahun lalu. Pak ismet sahabat saya mengirimkan fotonya di WhatsApp. Kami melaksanakan umroh tanggal 26 Desember 2017. Kita bertemu di masjid Nabawi. Kamipun foto bersama. Dari kiri omjay tengah pak Ismet dan kanan pak Asdi.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Â Kita terasa berkelahi dengan waktu. Banyak kisah inspiratif yang bisa dituliskan. Kita hanya perlu duduk sebentar. Menulis apa yang sudah kita kerjakan. Semoga dapat dibuatkan buku autobiografi. Bila kita tiada, ada jejak digital yang baik.Â
Anak cucu dan kawan kawan kita membaca apa yang telah dilakukan selama hidup. Kalau baik akan dikenang sepanjang masa. Seperti karya buya Hamka yang selalu dikenang dan dinikmati orang banyak. Padahal penulisnya sudah lama tiada. Di bawah lindungan Ka'bah dan tenggelamnya kapal van den wirj adalah sebuah karya sastra yang luar biasa.
Saya ingin mengikuti jejak Buya Hamka. Karyanya tetap abadi sepanjang masa. Pak Ismet sahabat saya adalah contoh seorang sahabat setia sepanjang masa. Meskipun kita beda sekolah, persahabatan kita selalu terjaga.Â
Pak ismet mengajar di sekolah dasar negeri di Jakarta. Sedangkan saya mengajar di sekolah menengah pertama swasta. Pertemuan kita di tanah suci tak terduga.Â
Waktu itu beliau mau sholat ashar. Kami pun foto bersama. Sambil bercerita tentang keadaan masing-masing.
Di tanah suci saya melakukan refleksi diri. Masih banyak kekurangan diri yang harus dibenahi. Hanya kepada Allah kami memohon dan hanya kepada Allah kami meminta pertolongan.Â
Waktu itu saya menangis bahagia karena masih diberi kesempatan untuk umroh ke tanah suci bersama istri tercinta. Padahal saat mau berangkat, saya tak punya uang sedikitpun. Keajaiban sedekah membuat saya melihat keindahan kota Madinah dan Mekah.
Teruslah bersedekah. Banyak memberi akan banyak menerima. Bantu orang lain yang sedang mengalami kesusahan. Dengan begitu, anda akan ditolong oleh Allah. Itulah keajaiban yang saya temui setelah banyak bersedekah. Saya pun berangkat umroh bersama istri dan keluarga besar SMP labschool Jakarta.
Pagi ini saya melakukan refleksi diri di tahun ini. Banyak kekurangan yang ada dalam diri ini. Masih harus terus diperbaiki agar mampu memimpin diri sendiri. Punya sifat kenabian. Sidiq, tabligh, amanah dan Fathonah. Seperti yang dicontohkan Rasulullah Muhammad Saw. Banyak keteladanan yang beliau sampaikan dan contohkan kepada umatnya.
Hari ini anak pertama saya Intan berulang tahun. Intan lahir di Bandung tanggal 26 Desember 1998. Cepatlah besar matahariku. Tengoklah dunia buah hatiku. Kini Intan sudah besar dan bekerja. Semoga dapat jodoh yang baik. Punya suami yang sholeh.
Tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2020, rumah kami kemalingan. Motor baru Alda (keponakan) dicuri maling. Laptop Alda dan Berlian juga dibawa maling. Kami sudah melaporkan ke polisi. Tapi belum ada kabar hingga saat ini. Semoga pak polisi menemukan siapa malingnya.
Hari ini saya dikirimkan refleksi pengurus besar PGRI tahun 2021. Prof. Dr. Unifah Rosyidi mengirimkan kepada saya. Kemudian saya sebarkan ke website guru penggerak Indonesia. (Baca: https://www.gurupenggerakindonesia.com/refleksi-akhir-tahun-2021-pb-pgri)
Semoga refleksi pengurus besar PGRI dibaca oleh mas menteri dan presiden Jokowi. Kita ingin dunia pendidikan Indonesia semakin maju dan berkualitas.Â
Semua itu kita mulai dari guru. Kita harus memperbanyak guru-guru tangguh berhati cahaya. Guru yang pantang mengeluh dan mampu beradaptasi dengan perubahan.
Refleksi seorang guru harus dimulai dari diri sendiri. Teruslah bergerak dan menginspirasi Indonesia. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.
Seorang kawan menulis di wa group.
KATA-KATA BIJAK :
"Bersyukurlah akan apa yang dimiliki, maka kamu akan berakhir dengan memiliki lebih banyak. Jika berkonsentrasi pada apa yang tidak dimiliki, kamu tidak akan pernah memiliki cukup." ( Oprah Winfrey )
Salam blogger persahabatan
Omjay
Guru blogger Indonesia
