Seorang guru daerah terpencil. Itulah kisah dalam buku keempat sahabat saya. Seorang guru daerah terpencil yang yang berprestasi.
Saya diminta membuat kata pengantar buku bapak Roni. Â Beliau salah satu pegiat literasi dari Kupang NTT. Kami pernah bertemu secara langsung di hotel pelangi Kupang NTT di awal pandemi covid19. Setelah itu belum pernah berjumpa lagi.
Pak Roni adalah sosok guru yang inspiratif. Walaupun bertugas di daerah terpencil, semangat menulis dan berbagi beliau sungguh luar biasa. Saya guru di kota menjadi merasa malu dibuatnya. Kesederhanaan dalam menyusun kata menjadi kalimat bermakna membuat diri ini terpicu untuk berkarya
Heronimus Bani telah membuktikan kepada publik  bahwa guru di daerah terpencil masih bisa berkarya dan berprestasi. Tulisannya yang ringan pernah menjadi juara pertama lomba blog tingkat nasional di PGRI. Oleh karena itu saya mengajaknya menjadi juri lomba blog di tahun berikutnya hingga saat ini.
Kegemarannya membaca dan menulis tidak diragukan lagi. Kepekaan beliau dalam dunia pendidikan dituliskan dengan ringan di blog pribadi. Saya termasuk orang yang kagum dengan kepiawaian beliau merangkai kata yang bermakna.
Catatan keempat seorang guru daerah terpencil adalah buku terbaru pak Roni. Semoga buku ini dibaca oleh para penentu kebijakan pendidikan di negeri ini. Sehingga kebijakan pendidikan juga menyentuh daerah terpencil dan terdepan Indonesia.
Teruslah menulis jangan menangis. Teruslah menjadi guru tangguh berhati cahaya. Jadilah guru di daerah terpencil seperti kancil. Lincah dan pintar menggunakan teknologi yang ada. Terus belajar sepanjang hayat.
Omjay ucapkan selamat atas terbitnya buku terbaru pak Roni. Semoga semakin berprestasi dan menginspirasi kami. Jangan lupa menginspirasi Indonesia dengan karya sendiri. Omjay banyak belajar dari pak Roni yang baik hati.
Salam blogger persahabatan