Setiap hari saya memberi makan kucing. Pagi, siang, malam, kami beri mereka makanan. Pagi ini saya memberi makan kucing seperti biasa. Si Pilek sudah mengeong minta makan. Saya langsung memberinya makan. Dia senang dan langsung melahap habis makanannya. Mungkin karena sedang hamil, bawaannya mau makan melulu.
Di depan rumah sudah kumpul kucing liar yang kami pelihara. Mereka datang ke rumah kami minta makan. Si Bundek, si Putih,si Clara, si Cemong dan si Putih abu sudah mengeong minta makan. Nama-nama kucing diberikan oleh istri saya. Supaya kelak menjadi anak eh kucing yang sholeh dan sholekhah, hehehe.
Saya beri mereka makan satu persatu sesuai dengan tempat makan kucing yang disediakan. Tinggal si bonbon yang belum ikutan makan. Dia masih asyik tidur di lantai atas. Asyik mendengkur dengan mimpi indahnya. Mungkin si Bonbon kedinginan, kemarin baru saja dimandikan. Tukang mandiin kucing datang ke rumah membawa si Bonbon.
Â
Si bonbon kemarin baru saja dimandikan. Sekarang bonbon jadi wangi. Kalau digendong ke sana kemari tidak bau lagi. Hanya saja, si bonbon masih saja kencing sembarangan. Jadi suka bau keset yang ada di depan kamar mandi. Untunglah istri selalu sigap membersihkannya. Kami tidak ingin memelihara kucing yang jorok. Rumah harus tetap rapih. Kalau ada tamu kami tidak malu. Bau tai kucing itu tidak enak di hidung. Terkecuali buat mereka yang sudah terbiasa memelihara kucing.
Memelihara kucing itu harus tahu caranya. Ajarkan para kucing untuk tidak buang air besar (BAB) sembarangan. Kalau dilatih mereka akan tahu diri dan tidak bab sembarangan. Saya melatih kucing dari sejak kecil. Alhamdulillah si bundek kalau mau buang air kecil dan besar selalu di kamar mandi. Kucing pintar yang tahu arti bersih itu indah. Jadi ingat si cantik Quen. Sekarang sudah tinggal di Bandung. Hawa dingin di kota Bandung, membuat si Quen betah tinggal di Bandung. Tidak mau lagi dibawa pulang ke Bekasi.