Semenjak saya menulis di kompasiana.com, saya menghindari yang namanya copy paste. Saya mulai menjadi konten kreator. Saya menulis apa yang ada di kepala saya. Saya membuka kata demi kata menjadi bermakna. Menulis setiap hari menjadi mantra ajaib saya. Kegiatan menulis di kompasiana setiap hari mengantarkan saya menjadi guru paling ngeblog kompasiana tahun 2013. Bahkan akhirnya menjadi buku pertama saya yang berjudul menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Resume bukunya dapat anda baca di sini.
Usahakan jangan copy paste tulisan orang lain. Menyalin tulisan orang lain memang enak. Tapi akhirnya membuat kita tak punya gaya menulis. Sebab gaya menulis setiap orang akan berbeda. Gaya menulis itu seperti sidik jari manusia. Jadi setiap orang akan memiliki gaya menulisnya sendiri. Oleh karena itu, menulislah setiap hari dan berlatihlah menulis di kompasiana. Selama 13 tahun menulis di kompasiana, saya masih terus berlatih menulis. Hasilnya, saya diundang ke istana negara berkat menulis di kompasiana.
Pertama kali menulis, saya bingung sendiri mau menuliskan apa. Langkah awal yang saya lakukan adalah terus saja menulis dari apa yang saya lihat, saya alami, dan rasakan. Akhirnya tulisan saya jadi dan senangnya bila dibaca orang lain. Orang yang paling pertama membaca tulisan apa adanya adalah istri saya. Baru kemudian anak-anak saya. Setelah itu keponakan dan kakak ipar saya. Kami punya WA group. Dulu pakai facebook group. Jadi begitu selesai menulis, saya langsung bagikan di WA group keluarga atau family.
Kalau sudah dibaca oleh keluarga kecil kami, baru kemudian saya sebar kepada keluarga besar. Setelah itu baru saya sebarkan lagi kepada orang banyak dengan penuh rasa percaya diri. Itu dulu sewaktu baru mulai belajar menulis. Sekarang ini, dengan kemudahan teknologi, saya menulis langsung di WA saja dan kemudian saya sebarkan di WA Group. Kalau mau saya edit, baru kemudian saya copy paste ke facebook. Di media sosial itulah saya mengedit tulisan saya sendiri. Kalau sudah bagus dan semakin enak dibaca, baru kemudian saya posting di blog. Saya mengumpulkan tulisan saya di blog untuk menjadi buku yang bermutu.
Mengapa saya posting di blog? Sebab blog adalah alat rekam yang ajaib. Saya dengan sangat mudah menemukan tulisan-tulisan saya. Bahkan tulisan pertama saya di kompasiana. Dari blog saya menulis kisah nyata. Perjalanan seorang guru yang berusaha untuk menjadi guru tangguh berhati cahaya. Guru yang pantang mengeluh, guru yang selalu memperbaiki diri cara mengajarnya menjadi lebih baik. Menulis bagi saya adalah perjalanan menuju keabadian. Jasad saya boleh terkubur di dasar bumi, tapi tulisan saya akan kekal abadi. Akan banyak orang yang baik hati menuliskan kisah Omjay. Seorang guru yang suka menulis dan ngeblog.
Pesan saya kepada pembaca kompasiana. Jangan copy paste. Tulis saja tulisan sendiri. Tak perlu malu hati. Satu saat nanti, tulisan kita akan mengena di hati. Akan banyak pembaca yang menyukai gaya menulis kita. Sebab unik dan orisinil. Tidak dibuat-buat dan apa adanya. Saya pun menjelma menjadi guru blogger Indonesia. Sebuah julukan yang saya buat sendiri. Saya besarkan sendiri dengan penuh percaya diri dan akhirnya bisa berbicara di depan presiden Jokowi.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H