Saya termasuk salah satu kompasianer yang paling lama sekali. Masih setia menulis hingga hari ini. Tetap konsisten menulis hingga saat ini dan sampai nanti. Ayo terus menulis di Kompasiana baik sekali.
Tak terasa sudah 13 tahun menulis di Kompasiana. Ada teman baru di sana. Juga ada teman lama yang masih setia menulis di Kompasiana. Mereka betah berlama-lama di Kompasiana.
Emang sudah dapat apa menulis di Kompasiana? Begitulah seorang kawan bertanya kepada saya. Baiklah saya ceritakan saja. Supaya anda tahu mengapa saya masih setia. Bukan sekedar mengubah noise menjadi voice. Tapi saya merasa tulisan saya menjadi bermakna. Setidaknya buat diri saya.
Sudah beberapa kali akun Saya ditegur oleh admin baru Kompasiana. Alhamdulillah masih bisa dikembalikan akunnya. Sebab saya merasa tak punya salah apa apa. Setiap ketentuan Kompasiana selalu saya ikuti aturannya.
Menjadi konten kreator bukan perkara mudah di sana. Kompasiana mengajarkan saya untuk menjadi konten kreator yang jujur dan apa adanya. Cukup lama belajar di Kompasiana. Wow tak terasa sudah 13 tahun lamanya. Sebuah tempat saya belajar merakit kata. Saya menjadi penggemar kata-kata bermakna. Jadilah saya penjual jasa dalam bidang bahasa.
Saya masih ingat ketika pertama menulis di Kompasiana. Pepih Nugraha membuat Kompasiana ini terus tumbuh dan berkembang. Perkembangannya luar biasa dan saya sangat suka inovasinya. Iskandar Zulkarnain terus melanjutkan perkembangan Kompasiana. Saya ikuti terus hingga estafet diberikan kepada Nurullah.
Kompasiana mengajarkan saya arti sebuah kesetiaan. Banyak tempat menulis diciptakan orang. Tapi Kompasiana selalu tetap berada di dalam dekapan. Itulah buah cinta yang telah bersemi di hati seseorang.
Kompasiana telah mengajarkan saya untuk menulis setiap dan membuktikan apa yang terjadi. Mantra ajaib ini membuat saya memiliki branding sendiri. Buku buku tercipta dari menulis di Kompasiana. Seorang kawan yang baik hati membantu saya mewujudkannya.
Di Kompasiana saya menemukan banyak kawan. Mereka adalah para relawan yang suka berkorban. Dunia Maya menyatukan hati kami. Kompasiana telah mempertemukan kami. Suka dan duka kami temui di dalam Kompasiana yang tak pernah tidur.
Kompasiana telah menjadi tempat di hati para blogger negeri ini. Mereka menulis dari apa yang disukai dan kuasai. Banyak kanal dibuka sesuai hobi dan minat masing-masing. Saya memilih kanal edukasi yang selalu ada di hati.
Semoga semakin banyak orang yang setia kepada Kompasiana. Terus menulis dan bercerita. Semua berita ditulis dengan karya nyata. Kita sebagai pembaca pasti menyukainya. Tulisan yang baik pasti akan menemui takdirnya.
Wow menulis di Kompasiana sudah dapat apa? 13 tahun di Kompasiana saya dapat teman-teman dunia Maya yang sama baiknya di dunia nyata. Mereka banyak membantu menemukan impian saya.
Impian menjadi blogger ternama sudah terwujud. Tinggal menjadi penulis ternama negeri ini. Bukunya laris dan menjadi best seller. Banyak pembaca menyukai tulisan saya. Mereka membeli buku buku saya. Saya pun mendapatkan royalty buku yang tiada terkira. Jumlahnya pas buat anak dan istri di rumah saya.
Ayo terus menulis di Kompasiana. Tak mudah menjadi orang yang setia. Kompasiana telah membuktikan bahwa inovasi tiada henti itu kuncinya. Mari kita temukan di dalam rumah Kompasiana. Rumah kita semua adalah kompasiana. Rumah perubahan yang membuat kita bahagia.
Opini bermakna ada di dalam Kompasiana. Semua itu tercipta begitu saja. Kompasiana seperti air yang mengalir dari pegunungan hingga ke sawah-sawah. Tanaman padi tumbuh subur dan petani pun kaya. Mereka bahagia dari hasil panennya. Apakah anda sudah ikut memanen di Kompasiana? Saya sudah merasakannya. Siapa yang menanam dia akan merasakan hasilnya di Kompasiana.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay, Guru Blogger Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H