Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Belajar Bicara dari KH. Zainudin MZ

19 April 2021   21:05 Diperbarui: 19 April 2021   21:13 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puasa Ramadhan hari Ketujuh sudah kita laksanakan hari ini. Semoga puasa kita diterima oleh Allah SWT. Penguasa langit dan bumi beserta isinya.

Malam ini badan terasa letih sekali. Terutama bagian punggung. Tadi sore sudah dipijat sama anak bungsu saya Berlian. Alhamdulillah agak enakan. Jalanan Jakarta mulai macet kembali. Perjalanan yang biasa ditempuh hanya 25 menit lewat tol, kini menjadi lebih dari 50 menit. Ada kecelakaan di tol. Saya lihat bagian truk menabrak pembatas jalan. Mungkin supirnya mengantuk.

Baru saja selesai sholat taraweh, Saya memutar vido lama di youtube. Sambil mendengar ceramah almarhum KH Zainudin MZ, saya tuliskan cerita ini. Silahkan kalau anda ingin ikut mendengarkannya. Ini saya kirimkan url link video youtubenya di bawah ini.

https://www.youtube.com/watch?v=dvnPH3VT1XQ

Saya banyak belajar dari kyai dan dai sejuta umat ini. Beliau walaupun sudah tiada, namun tetap ada suaranya sampai sekarang. Retorika bicaranya enak sekali didengar dan kita betah berlama-lama mendengarkan ceramahnya. Beliau dijuluki dai sejuta umat. Kalau beliau ceramah, pasti banyak yang hadir mendengarkannya. Dulu pernah ceramah di masjid kami di Jatibening Bekasi. Jamaahnya tumpah sampai ribuan orang.

Saya masih ingat sewaktu beliau masih hidup. Kami menunggu berjam-jam kehadiran beliau di masjid Jatibening Permai Bekasi. Begitu beliau datang, ribuan orang sudah siap mendengarkan ceramahnya dengan tertib. Jalanan sepanjang jalan Caman penuh dengan orang yang ingin mendengar ceramah pak kyai.

Sekarang beliau telah tiada, namun namanya tetap kekal abadi di hati kami para jamaahnya. Terus terang saya sendiri tak pernah bosan mendengarkan isi ceramahnya. Semakin diulang semakin enak didengar. Bahasanya sangat sederhana namun sangat mengena. Saya sangat suka gaya bicaranya yang apa adanya.

Penonton selalu lebih ramai dari pemain katanya. Mulailah jadi pemain dan berhentilah menjadi penonton. Anda akan merasakan dilihat banyak orang, dan disanalah anda harus memberikan keteladanan. Itulah pesan KH Zainudin MZ dalam ceramahnya.

Sebenarnya mata ini sudah mulai mengantuk. Seharian bekerja di rumah kedua, tapi mendengar ceramah KH Zainudin MZ, mata saya menjadi kuat lagi. Sambil mencoba menghubungi para narasumber di minggu ketiga bulan Ramadhan. Alhamdulillah sudah banyak yang bersedia meskipun tak ada satupun yang dibayar.

Omjay mengucapkan terima kasih banyak kepada semua narasumber yang sudah mengisi kegiatan belajar menulis dan menerbitkan buku. Juga kegiatan belajar bicara atau public speaking for teacher. Omjay ingin buktikan bahwa tanpa biaya dari pemerintah kita bisa berbagi ilmu dan pengalaman. Inilah nafas guru penggerak yang sebenarnya. Mulailah menjadi penonton dan bukan pemain. Kita harus menjadi guru penggerak. Tak usah menunggu dibayar.

Puasa hari ketujuh di bulan Ramadhan ini membuat saya lebih introspeksi diri. Istri tercinta selalu menasehati. Ayah harus bisa berbagi kepada sesama tanpa memperhitungkan untung dan rugi. Inilah indahnya punya istri Sholikhah. Selalu memberi nasehat agar suaminya menjadi orang yang bermanfaat buat umat.

Dari pagi hingga malam hari ini terus beraktivitas agar bermanfaat buat orang banyak. Omjay jadi ingat almarhum kakek KH. MA Dimjati. Beliau selalu memimpin imam sholat dan sesudah sholat berjamaah selalu memberikan ceramah kepada jamaahnya di kebayoran baru Jakarta Selatan. Teduh dan tenang hati ini kalau ingat kakek berceramah seperti KH Zainudin MZ.

Orang baik, rezekinya baik. Saya masih ingat waktu kecil. Anak kakek dan nenek ada 10 orang. Semuanya sukses meniti karirnya masing-masing. Hebatnya saya melihat kakek-nenek tak pernah kelaparan. Rezekinya seperti air mengalir. Semakin diambil semakin jernih airnya. Kakek bila pulang mengajar selalu saja membawa oleh-oleh. Kami para cucunya selalu kebagian.

Itulah mengapa omjay sekarang mengikuti jejak kakek. Sepanjang hidupnya dihibahkan dan diwakafkan untuk kemajuan umat. termasuk juga di bidang pendidikan. Sekolah Al Azhar di kebayoran baru adalah contoh sekolah yang telah dirintis oleh kakek bersama almarhum Buya Hamka.

Bedanya, kakek tidak sempat menulis, dan isi ceramahnya tak ada yang merekam seperti KH Zainudin MZ. Saat ini saya sedang mengumpulkan jejak langkah almarhum KH Mas Ahmad Dimjati. Semoga bisa saya rajut menjadi buku. Mohon doanya.

Salam Blogger Pershabatan

omjay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun