Puasa Ramadhan hari Ketujuh sudah kita laksanakan hari ini. Semoga puasa kita diterima oleh Allah SWT. Penguasa langit dan bumi beserta isinya.
Malam ini badan terasa letih sekali. Terutama bagian punggung. Tadi sore sudah dipijat sama anak bungsu saya Berlian. Alhamdulillah agak enakan. Jalanan Jakarta mulai macet kembali. Perjalanan yang biasa ditempuh hanya 25 menit lewat tol, kini menjadi lebih dari 50 menit. Ada kecelakaan di tol. Saya lihat bagian truk menabrak pembatas jalan. Mungkin supirnya mengantuk.
Baru saja selesai sholat taraweh, Saya memutar vido lama di youtube. Sambil mendengar ceramah almarhum KH Zainudin MZ, saya tuliskan cerita ini. Silahkan kalau anda ingin ikut mendengarkannya. Ini saya kirimkan url link video youtubenya di bawah ini.
https://www.youtube.com/watch?v=dvnPH3VT1XQ
Saya banyak belajar dari kyai dan dai sejuta umat ini. Beliau walaupun sudah tiada, namun tetap ada suaranya sampai sekarang. Retorika bicaranya enak sekali didengar dan kita betah berlama-lama mendengarkan ceramahnya. Beliau dijuluki dai sejuta umat. Kalau beliau ceramah, pasti banyak yang hadir mendengarkannya. Dulu pernah ceramah di masjid kami di Jatibening Bekasi. Jamaahnya tumpah sampai ribuan orang.
Saya masih ingat sewaktu beliau masih hidup. Kami menunggu berjam-jam kehadiran beliau di masjid Jatibening Permai Bekasi. Begitu beliau datang, ribuan orang sudah siap mendengarkan ceramahnya dengan tertib. Jalanan sepanjang jalan Caman penuh dengan orang yang ingin mendengar ceramah pak kyai.
Sekarang beliau telah tiada, namun namanya tetap kekal abadi di hati kami para jamaahnya. Terus terang saya sendiri tak pernah bosan mendengarkan isi ceramahnya. Semakin diulang semakin enak didengar. Bahasanya sangat sederhana namun sangat mengena. Saya sangat suka gaya bicaranya yang apa adanya.
Penonton selalu lebih ramai dari pemain katanya. Mulailah jadi pemain dan berhentilah menjadi penonton. Anda akan merasakan dilihat banyak orang, dan disanalah anda harus memberikan keteladanan. Itulah pesan KH Zainudin MZ dalam ceramahnya.
Sebenarnya mata ini sudah mulai mengantuk. Seharian bekerja di rumah kedua, tapi mendengar ceramah KH Zainudin MZ, mata saya menjadi kuat lagi. Sambil mencoba menghubungi para narasumber di minggu ketiga bulan Ramadhan. Alhamdulillah sudah banyak yang bersedia meskipun tak ada satupun yang dibayar.
Omjay mengucapkan terima kasih banyak kepada semua narasumber yang sudah mengisi kegiatan belajar menulis dan menerbitkan buku. Juga kegiatan belajar bicara atau public speaking for teacher. Omjay ingin buktikan bahwa tanpa biaya dari pemerintah kita bisa berbagi ilmu dan pengalaman. Inilah nafas guru penggerak yang sebenarnya. Mulailah menjadi penonton dan bukan pemain. Kita harus menjadi guru penggerak. Tak usah menunggu dibayar.
Puasa hari ketujuh di bulan Ramadhan ini membuat saya lebih introspeksi diri. Istri tercinta selalu menasehati. Ayah harus bisa berbagi kepada sesama tanpa memperhitungkan untung dan rugi. Inilah indahnya punya istri Sholikhah. Selalu memberi nasehat agar suaminya menjadi orang yang bermanfaat buat umat.