Politik. Satu kata yang bisa membuat polemik. Di dalamnya ada yang cerdik dan ada yang licik.
Tadinya saya tak begitu suka dengan politik. Tapi, ketika pelajaran TIK dihapuskan dalam kurikulum 2013 dan diganti prakarya, barulah saya melek politik. Barulah saya tersadarkan bahwa semua kebijakan di negeri ini berawal dari politik.
https://www.beritasatu.com/archive/173703/dialog-kurikulum-2013-hilangkan-tik
Ternyata pendidikan kita dan kurikulumnya dikuasai politik. Itulah mengapa akhirnya saya belajar politik yang menggelitik. MULAI BELAJAR BERORGANISASI DAN MENJADI ANGGOTA PGRI.
Politik memang selalu ramai. Seperti  ramainya partai demokrat yang sedang ramai diributkan banyak orang. Masing masing kubu merasa paling benar dan mereka akan berhadapan di pengadilan. Mereka yang dulunya kawan kini menjadi lawan.
Itulah politik yang menggelitik. Kita bisa tersenyum dan terkejut melihat sepak terjang para pemainnya. Ada politik dinasty dan ada politik demokrasi. Entah ada politik apalagi. Saya siap jadi penonton saja. Kita menjadi tim penggembira saja. BAD NEWS IS A GOOD NEWS.
Menjadi politikus itu bagus. Tapi lebih bagus jadi orang yang religius. Sebab dia akan fokus supaya lulus dari fulus. Dalam politik tak ada teman dan musuh yang abadi. Politik berputar dan dikuasai dari mereka yang kuat memegang amanah rakyat.
Konggres Luar Biasa (KLB) dilaksanakan oleh mereka yang tersakiti dan merasa diperlakukan tidak adil. Begitulah saya pelajari dari pernyataan mereka di televisi. Saya sangat maklum sekali.
Buat saya sebagai pengamat politik dadakan, jadi belajar berdemokrasi yang benar. Demokrasi yang telah diajarkan para tokoh bangsa dalam membentuk negara kesatuan republik Indonesia. NKRI harga mati.
Politik memang selalu menggelitik. Persis seperti matpel sejarah yang akan dihilangkan dalam kurikulum. Mereka yang terusik pasti akan berisik. Mereka yang kuat argumentasinya dan mendaatkan dukungan politik, akan masuk ke dalam kurikulum.
Mereka mulai mengumpulkan argumentasi dan naskah akademik yang sesuai dengan filsafat ilmu. Hal yang saya ingat TIK hilang di masa pemerintahan presiden SBY yang mendikbudnya menteri dua nabi. Belakangan saya juga baru tahu, para pembuat konsep kurikulum 2013, sangat kecewa karena implementasinya sangat berbeda dengan konsep yang mereka buat.