Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesuksesan Itu Dimulai dari Kesulitan

18 Februari 2021   09:15 Diperbarui: 22 Februari 2021   14:57 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu contohnya adalah ketika keluarga kami mengalami kesulitan hidup.

Ayah sakit cukup lama. Ibu tidak bekerja. Saya tidak punya uang untuk berangkat ke sekolah. Akhirnya saya jalan kaki menuju pool atau pangkalan metromini. Dari sana saya ngomong ke kondekturnya untuk tidak bayar karena tidak punya uang. Alhamdulillah kenek dan supirnya baik hati. Saya jadi akrab dengan mereka. Waktu itu ongkosnya masih seratus rupiah. Jurusan kampung melayu kalimalang lampiri.

Urusan berangkat sekolah beres. Tapi di sekolah saya lapar sekali. Perut belum diisi. Teman sebangku namanya Edi, berbaik hati  mentraktir saya di kantin sekolah.

Pulang sekolah kebingungan lagi. Kagak ada uang satu sen pun di kantong. Dulu kawan kawan STM berani sekali naik bus tanpa bayar. Saya ikut mereka naik bus 43 jurusan Cililitan Tanjung Priok. Kondektur 43 sudah hapal kalau kami yang naik pasti gratis. Jadi kami tidak ditagih. Mungkin keneknya tahu kalau kami anak sekolahan yang bokek hehehe.

Dari bus 43 saya turun di Halim. Dari Halim saya naik metromini menuju Lampiri. Sekali lagi saya minta maaf sama kondekturnya. Tidak bisa bayar ongkos mobilnya.

Entahlah saya tidak tahu. Mengapa selalu bertemu dengan orang yang baik hati. Mereka dengan senang hati menolong saya.

Sampai di Lampiri saya jalan kaki ke rumah sekitar 2 kilometer. Waktu itu badan saya masih langsing. Belum tambun seperti saya sekarang, hahaha.

Biasanya setelah pulang sekolah saya kebagian tugas mengisi air bak mandi. Pakai pompa tangan yang baru bisa keluar airnya kalau dipancing dulu dengan air 2 centong. Namanya pompa kodok. Hehehe.

Berkat mengisi bak air itulah badan saya kayak Rambo berhati Rinto, hihihi. Saya bisa kuat mengangkat 100 ember untuk dimasukkan ke dalam bak air.

Kalau sekarang mah sudah enak. Menyalakan pompa air tinggal pencet tombol. Air langsung keluar deras lewat keran air. Air bak mandi tidak perlu diisi pakai ember. Langsung saja air keluar dari pompa air yang kencang.

Kesuksesan dimulai dari kesulitan. Di dalam kesulitan selalu datang pertolongan. Keraslah terhadap dirimu agar dunia melunak kepadamu. Sekarang saya menikmati hasilnya.  Anak STM jurusan listrik yang sedang berusaha menyelesaikan program doktornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun