Hari ini saya mendapat kabar gembira dari ibu Dokter Silvi. Hasil swab ketiga saya sudah negatif. Beliau yang membantu kami selama positif covid-19. Saya langsung bertanya kepada beliau di aplikasi WA.Â
Apakah ibu dokter dan tim akan berkunjung kembali ke rumah kami? Lalu beliau menjawab, "Untuk yang tidak bergejala minimal kita kunjungan 1x pak.. kecuali keadaan pasien semakin berat, akan dikunjungi lagi oleh petugas.. sekarang kami rolling ke pasien yang lain pak".
Lalu beliau memberikan kabar baik, "Pak, Alhamdulillah hasil swab pak wijaya sudah negatif. Tinggal ibu yang masih harus di swab hari Kamis ya pak. Pak wijaya & Berliana sudah negatif. Kalau bisa, ibu pisah kamar sendiri ya pak".Â
Sayapun membalas wa beliau, "sekarang ibu di kamar tengah, Anak saya Berlian di kamar depan, dan saya di kamar belakang. Sementara jadi bujangan dulu hahaha". Kata saya sambil bergurau.Â
"Hahahahaha gpp pak, yang penting sehat dulu ya pak", kata beliau memberikan nasehat. Saya pun terasa lega dibuatnya.
Sebenarnya sudah kangen sama ibunya anak-anak hehehe, kayak film Dono, Kasino Indro, "DILIHAT BOLEH, DIPEGANG JANGAN", Â hahaha.Â
Bu Dokter membalas WA saya. "Judul Film jadul ya pak". Lalu jawab saya, "iya, di youtube.com masih bisa diputar, kalau saya pengin hiburan, suka nonton film DKI, langsung terhibur hehehe. Hahahahah gpp pak, biar imun-nya meningkat dengan nonton Film DKI". Begitulah sedikit percakapan saya dengan ibu Dokter Silvi.
Selain kabar di atas, ada kabar gembira lainnya. Pak Mukminin dari Penerbit Kamila Press di Lamongan mengirimkan kabar bahwa buku terbaru saya yang berjudul "AWAS CORONA MENGINTAI ANDA" dalam proses terbit dan sedang diurus nomor ISBN-nya.Â
Saya dikirimkan cover bukunya yang bagus sekali. Tak menyangka akan menjadi bagus seperti ini wajah cover depan dan belakangnya. Terus terang saya sangat gembira dibuatnya. Apalagi beliau langsung mempublikasikan bukunya di media sosial dan alhamdulillah sudah mulai banyak yang memesan bukunya. INI ADALAH BUKU KE-15 YANG SAYA SUSUN DAN TERBITKAN.
Berikut ini isi Sinopsis Buku Awas Corona Mengintai Anda
Buku ini mengisahkan seorang guru yang dinyatakan positif covid-19 dan mengisi hari-harinya dengan menulis setiap hari selama menjalani Isolasi Mandiri di Rumah.
Omjay berpesan bahwa virus Corona itu nyata. Anda jangan lengah dan lemah untuk melawan virus yang menular dan mematikan ini. Selalu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
Awas virus Corona mengintai anda adalah sebuah buku yang mengajak anda untuk bekerjasama melawan covid-19, karena virus ini nyata dan cepat sekali penyebarannya. Lawan virus Corona dengan iman, imun, dan aman.
Jangan lupa makan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup agar anda tidak terserang virus Corona yang semakin merajalela di dunia. Segera miliki buku ini.
Dr. Ngainun Naim
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Tulungagung
Wabah Corona telah berlangsung cukup lama. Tahun 2020 barangkali hanya bulan Januari dan Februari saja yang statusnya normal sepenuhnya. Pertengahan Maret sampai sekarang kita hidup dengan ancaman Covid-19 yang mencekam. Sungguh sebuah suasana yang tidak nyaman.
Tidak ada yang perlu disesali. Realitas ini adalah bagian dari sejarah kehidupan yang memang harus kita hadapi. Kita harus meyakini bahwa di balik pandemi ini ada banyak hikmah. Tentu, hikmah ini bisa kita dapatkan jika kita mau dan mampu membuka hati dan berikhtiar untuk menggalinya.
Puluhan tahun kita hidup dengan bebas. Kita bisa beraktivitas ke mana-mana. Kini ketika pandemi, kita harus hati-hati. Protokol kesehatan harus kita taati secara ketat. Hal ini disebabkan karena kita tidak tahu bagaimana virus ada dan menular.
Menjaga kesehatan merupakan akhlak mulia. Jadi akhlak itu tidak hanya berkaitan dengan hubungan kita dengan orang lain saja tetapi juga berkaitan dengan perlakuan terhadap tubuh kita sendiri. Tubuh kita ini merupakan karunia Allah yang harus disyukuri. Caranya adalah dengan memelihara kesehatan secara baik sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.
Pandemi seharusnya menjadi kesempatan kita untuk semakin rajin beribadah. Mungkin selama ini kita kurang memperhatikan terhadap Allah. Mungkin jika kita terlalu asyik dengan kehidupan kita masing-masing dan kurang memberikan porsi yang memadai terhadap ajaran agama. Kini saatnya bagi kita untuk semakin meningkatkan ibadah kita.
Selain ikhtiar fisik-material, kita harus memaksimalkan ikhtiar spiritual. Apa yang terjadi di dunia ini sesungguhnya merupakan hasil dari interaksi bekerjanya sunnatullah baik di alam fisik maupun sunnatullah di alam ruhani. Bila ada perubahan di alam ruhani, maka apa yang terjadi di alam fisik juga berubah. Menurut Bagir (2020), yang menggerakkan alam ruhani itu ada beberapa.Â
Pertama, doa. Fungsi doa itu sangat penting bagi manusia. Alexis Carrel, seorang penerima nobel dalam bidang bedah menyatakan bahwa doa itu sangat besar perannya dalam kehidupan. Manusia yang meninggalkan doa akan bisa terpuruk kehidupannya. Dalam kerangka kondisi sekarang ini, berdoa adalah upaya kita memperbesar pengharapan kepada Allah agar kita bisa menjalani kehidupan dengan baik di tengah dinamika yang semakin kompleks.
Kedua, sedekah. Dijelaskan dalam hadis bahwa sedekah memberikan banyak manfaat kepada pelakunya, di antaranya sebagai penolak bala' dan mengubah takdir. Karena itulah sedekah penting dilakukan sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.
Ketiga, amal silaturrahim, yaitu berhubungan dengan makhluk Allah yang lain berdasarkan kasih sayang.
Paparan di atas sengaja saya tulis setelah hari Senin dini hari---7 Desember 2020---saya menerima naskah buku yang ditulis oleh Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. Buku dengan judul Awas Virus Corona Mengintai Anda ini segera saya baca di sela-sela aktivitas harian yang lumayan padat. Saya memang terbiasa melakukan aktivitas membaca dan menulis secara "ngemil". Saya melakukannya sedikit demi sedikit. Saat ada kesempatan, buku Omjay---panggilan akrab Wijaya Kusumah---saya baca. Mungkin hanya satu judul. Bukan persoalan sedikit atau banyaknya tetapi soal konsistensi untuk melakukannya.
Kata pengantar ini saya tulis juga secara "ngemil". Di beberapa kali duduk saya menuliskannya. Satu kali duduk saya menulis dua sampai tiga paragraf karena harus segera bergeser ke kegiatan selanjutnya. Maklum, hari senin tanggal 7 Desember 2020 agenda saya cukup padat. Pagi saya mengisi review Book Chapter yang diadakan oleh Pascasarjana IAIN Curup, lalu mengajar secara daring dua kelas untuk matakuliah "Pemikiran dan Peradaban Islam", ada juga jadwal menguji skripsi, dan rapat dengan Rektor IAIN Tulungagung.
Saya menemukan satu hal menarik dari buku Omjay ini, yaitu kreativitas. Ya, Omjay adalah seorang guru yang kreatif. Ada saja ide dan gagasannya. Saya kira satu hal yang menjadi pembeda dari Omjay adalah menulis. Apa saja beliau tulis. Bahasanya enak, mengalir, dan renyah. Saya cukup menikmati bagian demi bagian dari buku ini.
Buku ini adalah aktualisasi dari kreativitas Omjay. Kesibukannya yang padat merayap tidak mengurangi aktivitasnya dalam menulis. Saat beliau dinyatakan positif Corona, Omjay tetap menulis. Pengalaman demi pengalaman sebelum dan saat harus menghadapi virus Corona justru menjadi energi bagi beliau untuk terus menulis.
Buku ini penting artinya sebagai dokumen atas perjalanan hidup Omjay. Juga penting artinya bagi pembaca sekalian untuk menggali hikmah dan ilmu dari pengalaman Omjay. Sungguh, jika kita mau menulis maka kita bisa mendapatkan banyak pelajaran dalam kehidupan ini. Omjay sudah membuktikannya. Sepanjang mampu beliau akan selalu menulis dan menulis.
Selamat Omjay atas kehadiran buku barunya. Jangan berhenti menebar kebajian. Teruslah menulis agar literasi semakin menjadi gaya hidup, khususnya bagi guru di Indonesia. Salam.
Tulungagung---Trenggalek, 7-12-2020