Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rezeki Covid-19

30 November 2020   22:59 Diperbarui: 6 Desember 2020   18:29 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa hari sudah malam. Terlalu banyak cerita yang ingin saya tuliskan. Terutama tentang rezeki yang datang tiba-tiba di saat saya dan keluarga positif Covid-19. Saya selalu percaya bahwa orang baik itu rezekinya baik. Oleh karena itu saya selalu berbuat baik kepada orang lain setiap harinya. Lawan keburukan dengan kebaikan. Niscaya orang tersebut akan sadar dengan kesalahannya.

Saya harus bersyukur, di saat orang lain positif covid-19, dan mengalami kesulitan hidup, saya masih diberikan rezeki oleh Allah. Rezeki itu tak terduga-duga datang. Saya pun tak kenal siapa saja pengirimnya. Setiap hari ada saja driver gojek datang ke rumah. Mereka mengirimkan makanan, minuman dan buah-buahan kepada kami. Ada juga yang kirim obat-obatan dan berbagai macam vitamin untuk membantu menjaga daya tahan tubuh. Paling banyak kiriman dari orang tua siswa yang tergabung dalam Persatuan orang tua Murid dan guru yang disingkat POMG.

Bukan hanya itu saja, saldo gopay dan rekening saya tiba-tiba bertambah. Saya bisa pesan apa saja yang saya butuhkan tanpa harus ke luar rumah dengan adanya gopay ini. Driver gojek dengan senang hati mengantarkan pesanan ke rumah dari apa yang kami butuhkan selama di rumah. Isolasi mandiri di rumah bagaikan berada di surga.

Saya hitung berat badan saya sudah mulai naik lagi. Waktu sakit asam lambung, berat badan saya turun menjadi 85 kg, dan kini naik lagi menjadi 88 kilogram. Kalau tidak saya atur makannya, bisa nambah sampai 90 kilogram. Wah sudah tidak ideal lagi. Antara tinggi badan dan berat badan tidak seimbang. Kata istri, saya sudah terlihat gendut lagi sekarang hahaha.

Rumahku adalah surgaku. Anak dan istri juga merasakan rezeki dari covid-19 ini. Mereka banyak dapat kiriman makanan dan cemilan dari kawan-kawan baiknya. Alhasil, kami semua tidak merasakan sakit, walaupun telah divonis positif covid-19. Kulkas penuh dengan makanan dan minuman yang belum dimakan. Sampai bingung cara menghabiskannya. Bahkan ada orang tua murid yang selalu mengirimkan salad buah setiap hari ke rumah. Sampai saat ini kami tidak tahu siapa nama pengirimnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada pengirimnya, semoga membaca cerita saya ini.

Canda dan tawa mengiringi hari-hari kami. Terkadang istri dapat video lucu dari teman SMP-nya dulu. Kemudian dibagikan ke WA Group keluarga. Saya suka tertawa terpingkal-pingkal dibuatnya. Banyak video lucu dikirimkan oleh kawan-kawan untuk menghibur kami agar selalu gembira. Sebab gembira adalah salah satu obat mujarab agar kami sembuh dari covid-19 ini. Hal yang saya suka bila menonton stand up Comedy di youtube.com.


Kata orang, positif covid-19 ciri utamanya terjadi salah satu ini, hilang kemampuan mencium (Indra penciuman) atau hilang Indra perasa. Tak enak makan. Jika salah satu dari itu muncul, sudah dipastikan positif. Namun kami bertiga tidak mengalami hal itu, malah ketika istri kentut baunya sangat terasa dihidung, dan istri tertawa terbahak bahak melihat saya mencium baunya. Begitulah kalau pete dan jenggol berkolaborasi di perut manusia, hahaha. Info resminya gejala covid dapat dibaca di https://www.kompas.com/sains/read/2020/11/30/101021223/gejala-covid-19-paling-umum-bukan-batuk-kering-tapi-anosmia.

Rezeki Covid-19 lainnya adalah, kami menjadi selalu bersama dalam suka dan duka. Biasanya dalam sebulan saya pergi ke luar kota berbagi ilmu kepada guru-guru lainnya di seluruh Indonesia. Istri suka kesepian, dan si bungsulah serta keponakan Alda yang selalu menghiburnya. Sedangkan kakaknya pada saat itu masih kuliah di Bandung. Alhamdulillah sekarang sudah lulus dan mendapatkan pekerjaan di kota Bandung.

Terkadang saya sedih juga mendengarkan cerita kawan-kawan yang positif covid-19. Mereka ada yang kena PHK dari kantornya. Pengen berobat ke rumah sakit gak punya kartu BPJS. Tak ada pemasukan untuk kebutuhan sehari-hari. Akhirnya hanya berobat sendiri beli obat warung dan istirahat di rumah. Mereka seperti orang yang jatuh tertimpa tangga. Ujian hidupnya begitu berat. Sedih sekali kalau mendengarkan ceritanya.

Alhamdulillah saya tidak mengalami hal seperti itu. Di saat kami terpapar covid-19, kami justru banyak mendapatkan rezeki. Bukan hanya berupa uang saja, tapi juga kawan-kawan yang baik hati. Mereka tanpa diminta membantu kami sekeluarga agar cepat sembuh dari Covid-19. Mereka sangat ringan tangan membantu kami yang sedang kesusahan karena positif Covid-19.

Saya harus bersyukur kepada Allah karena bisa isolasi mandiri di rumah dan tidak dirawat di rumah sakit. Saya masih bisa mengajar secara online dan tidak meninggalkan tugas utama saya sebagai seorang guru. Bayangkan kalau saya harus dirawat di rumah sakit, tentu saya tidak bisa bebas menulis seperti sekarang ini. Saya bisa memanfaatkan akses internet cepat di rumah untuk berbagi inspirasi dan motivasi kepada orang lain melalui dunia maya. Bahkan saya masih bisa ikut rapat lewat aplikasi zoom. Hal yang membuat saya senang adalah bisa mengikuti kegiatan HUT ke-75 PGRI yang meriah secara Virtual dari rumah. Presiden Jokowi turut hadir memberikan amanahnya kepad kami para guru. 

Info beritanya dapat anda lihat di chanel youtube PGRI.

Hal yang membahagiakan saya adalah terpilih menjadi sosok guru SMP Inspiratif tingkat nasional kemdikbud. Saya masuk dalam 20 besar dari 814 guru yang mengirimkan artikelnya ke panitia lomba. Saat masih isolasi mandiri, saya mengikuti wawancara bersama dewan juri. Awalnya saya dijadwalkan wawancara malam hari. Panitia menelpon, jadwal saya dimajukan menjadi malam hari.

poster guru SMP Inspiratif
poster guru SMP Inspiratif
Kaget juga ketika nama saya ada dalam surat resmi kemdikbud dan terpilih sebagai salah satu nominasi guru SMP inspiratif tingkat nasional. Kemudian pak Angga dari Kemdikbud memasukkan saya ke wa group 20 orang guru SMP inspiratif tingkat nasional. 

Saya mendapatkan jadwal wawancara dan presentasi hari Rabu Pukul 19.30 wib. Namun dimajukan oleh panitia menjadi sore hari. Saya langsung menyetujui saja walaupun belum siap presentasi sore itu. Saya jalani saja karena pemenang sudah ada di tangan dewan juri. Mereka hanya ingin konfirmasi saja.

Cerita lengkapnya saya tuliskan di website https://www.gurupenggerakindonesia.com/menjadi-guru-inspiratif-tingkat-nasional/.

Rezeki Covid-19 lainnya adalah saya bis menerbitkan buku baru di saat isolasi mandiri. Alhamdulillah buku yang saya susun dari tulisan di kompasiana.com/wijayalabs dapat diterbitkan menjadi buku baru. Bang Dian Kelana membantu saya untuk membuat disain cover dan editing naskahnya. 

Tadinya saya hanya pesan 10 buku saja, takutnya bukunya tidak laku dan kurang diminati pembaca. Namun ternyata yang sudah pesan bukunya sudah mencapai 45 Buku, jadi saya akan cetak 50 buku. Semoga semakin banyak yang pesan bukunya. Aamiin.

bagi yang berminat bisa japri omjay
bagi yang berminat bisa japri omjay
Selain itu, rezeki yang lainya adalah banyak kawan-kawan yang mendoakan kami semoga cepat sembuh. asalah satunya dari ibu Ayu orang tua murid.

"Syafakallahu syifaan ajilan, syifaan la yughadiru ba'dahu saqaman"
(Semoga Allah menyembuhkanmu secepatnya, dengan kesembuhan yang tiada sakit selepasnya.) aamiin Allahumma aamiin
Semangaaaaatt om Jay. Begitulah Bu Ayu Ketua POMG SMP Labschool Jakarta menyemangati kami sekeluarga.

Demikianlah cerita saya hari ini. Sebenarnya masih ingin ditambah lagi. Tapi mata sudah mulai mengantuk. Saya harus istirahat yang cukup agar bisa sembuh dari penyakit menular ini. Tak pernah terbayangkan kalau saya positif Covid-19. Mohon doanya dari pembaca saya cepat sembuh beserta anak dan istri di rumah.

Salam Blogger Persahabatan

omjay

Blog http://wijayalabs.com

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun