Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wawancara dengan Radio Elshinta Jakarta

21 November 2020   21:25 Diperbarui: 22 November 2020   10:52 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sendiri tahu positif covid-19 setelah memeriksakan diri ke puskesmas dan kaget mendengar hasil SWAB-nya dari dokter Silvi kalau saya positif covid-19 dan harus menjalani karantina mandiri di rumah. Saya seperti mendengarkan petir di siang bolong.

Saya langsung lapor kepada pimpinan sekolah dan juga pengurus RT, dan RW setempat. Alhamdulillah di Respon dengan baik oleh mereka. Hal ini saya lakukan agar virus ini tidak menular kepada yang lain. Sebab bila terkena dengan orang yang punya penyakit bawaan akan fatal akibatnya. Saya mendengar kabar dari pak Imron Rosadi kalau salah seorang peserta yang ikut kegiatan bersama kami di Jakarta meninggal setelah mengikuti kegiatan kedinasan di hotel yang sangat ketat protokol kesehatannya.

Jadi tadi sore saat saya wawancara di radio Elshinta, saya meminta kepada pendengar radio agar hati hati dalam membuka sekolah. Kalau salah mengambil kebijakan, maka yang akan menjadi korban anak didik kita yang mereka juga punya keluarga di rumah. Jangan sampai mereka ikut tertular virus covid-19. Orang tanpa gejala sekarang semakin banyak dan mereka tidak pernah ikut rapid tes karena takut.

Pesan saya ketika diwawancara oleh radio Elshinta adalah kalau zona masih merah, sebaiknya pembelajaran tetap dilakukan secara jarak jauh. Terbukti hasil evaluasi kami, anak-anak tetap senang belajar dari rumah masing-masing. Walaupun sebenarnya kami sudah rindu ingin bertemu langsung dengan mereka. Sekolah menjadi ramai kembali dan kita bisa langsung menanamkan pendidikan karakter kepada siswa. Sholat berjamaah kembali di masjid sekolah.

Biar bagaimanapun pembelajaran langsung tatap muka di sekolah jauh lebih baik. Tetapi bila ada pandemi seperti ini perlu bijak dalam memberlakukan kurikulum darurat. Ikuti instruksi dari dinas pendidikan setempat.

Virus covid-19 ini masih ganas dan saya merasakannya sendiri bagaimana cepat sekali menular kepada keluarga kami di rumah. Apalagi setelah diberitahu kalau hasil swab anak dan istri saya ternyata positif covid-19 juga. Padahal mereka semua terlihat sehat dan tidak mengalami keluhan apapun. Rasanya seperti tak percaya dan ini nyata dihadapan kita.

Wawancara dengan radio Elshinta tadi sore juga mengumumkan hasil survey mereka bahwa lebih dari 50 persen orang tua masih belum mengizinkan anaknya ke sekolah. Alhamdulillah kalau survey ini benar. Sebab saya saja yang sudah menjaga protokol kesehatan secara ketat masih terkena juga. Apalagi anak-anak yang terkadang tidak sadar kalau ternyata orang tanpa gejala. Mereka bisa menyebarkan virus Corona kemana mana.

Sungguh anak kedua saya saja sampai saat ini merasa belum mau menerima dan percaya kalau dinyatakan positif covid-19, karena keadaannya baik baik saja. Saya beruntung langsung memeriksakan diri ke puskesmas dan pro aktif memeriksakan diri supaya lebih awal tahu kalau terkena virus covid-19. Sehingga kami tahu lebih awal tentang kondisi kami sekeluarga.

Kepada para pembaca, saya tahu ada pro dan kontra dalam pembukaan sekolah. Sebaiknya kita bijak dalam berpikir dan matang dalam bertindak. Membuka sekolah saat pandemi ini  bukan kebijakan yang tepat. Kalaupun memang sudah siap lakukan secara bertahap dengan aturan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Anak-anak dan guru harus di swab agar orang tanpa gejala dapat diketahui secara mandiri. Tidak mudah memang tapi harus dilakukan agar virus covid-19 dapat kita ketahui dengan cepat penularannya. Kesehatan anak didik kita harus menjadi skala prioritas.

Sekarang periksa swab di puskesmas gratis dan tidak dipungut biaya sama sekali di Bekasi. Sekolah harus bekerjasama dengan puskesmas atau dinas kesehatan setempat sehingga tidak ada cluster baru di sekolah kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun