Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menciptakan Pola Pembelajaran dari Rumah Bersama Omjay

12 Oktober 2020   08:48 Diperbarui: 12 Oktober 2020   09:36 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menciptakan Pola Pembelajaran Yang Efektif Dari Rumah            

Bapak Ibu yang budiman, Om Jay kali ini tampil kembali untuk memberikan pencerahan dan berbagi pengalaman tentang Bagaimana Pola Pembelajaran Yang Efeftif dari Rumah. Sebenarnya yang memberikan materi ini adalah bapak Munif Chatib. Namun, karena beliau berhalangan hadir, omjay diminta untuk menggantikkannya di WA Group Guru Menulis PGRI.

Pada kesempatan ini, Om Jay memberikan contoh kegiatan dari rumah seperti kegiatan Isra Miraj Virtual SMP Labschool Jakarta. Seperti  yang terdapat pada video berikut:


Om Jay juga menunjukkan kegiatan dari rumah seperti terdapat pada link kompasiana

Ditulis oleh Bapak Isar Dasuki Tasim , Guru SMA Teluknaga Tangerang yang pernah aktif sebagai anggota FKPPI, Pengurus DPD KNPI di Kabupaten Tangerang dan Propinsi Banten, Andalan Kwarcab Kabupaten Tangerang, terakhir Pengurus PGRI Kabupaten Tangerang. Berikut isi tulisan Bapak Isar Dasuki Tasim . Omajy mengutipnya sedikit saja.

"Awal maret Presiden Jokowi menyampaikan tentang adanya pasien yang positif korona. Pasien tersebut merupakan Ibu dan Anak yang dirawat di RS Suroso, sebenarnya Pasien tidak tahu apakah terkena korona atau tidak, sebab yang dia rasakan hanya deman dan batuk pilek biasa. 

Namun peristiwa tersebut membuat Bangsa Indonesia mulai waspada terhadap virus yang mematikan ini. Ternyata virus ini cepat sekali menyebarnya dan berdampak pada dunia pendidikan di Indonesia. Anak-anak yang biasa belajar dari sekolah, terpaksa harus belajar dari rumah. Kawan-kawan guru dipaksa untuk menciptakan pola pembelajaran yang efektif dari rumah.

Saya sendiri mengadakan lomba blog dan alhamdulillah ada 48 orang guru yang mengirimkan tulisannya dan berbagai pengalamannya dalam menciptakan pola pembelajaran yang efektif dari rumah.

Mohon izin saya bagikan promosi bukunya. Rencana buku ini akan kami berikan juga ke mendikbud Republik Indonesia bapak Nadiem Makarim. Buku ini juga ada kata sambutan dari dirjen GTK dan PAUD-DIKDASMEN Kemdikbud. Juga kata sambutan dari Mendikbud di era presiden Suharto, yaitu bapak Prof. Wardiman Djojonegoro..

Dari peristiwa pandemi covid-19 ini, sangat berpengaruh pada kegiatan Pendidikan di negera kita, mulai pertengahan bulan Maret 2020 di beberapa daerah khususnya Propinsi DKI jakarta, mengharuskan guru dan peserta didik belajar di rumah. Bahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membatalkan pelaksanaan UNBK yang rencana akan di hapuskan pada tahun 2021, karena Covid-19, terpaksa pada tahun ini UN di hapuskan, untuk melindungi guru dan peserta didik dari penyebaran virus corona. 

Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan oleh guru dan peserta didik untuk belajar di rumah. Bagaimana Pola belajar efektif dari rumah dapat di lakukan. Banyak aplikasi yang menawarkan pembelajaran daring, mulai dari rumah belajar, ruanggguru yang ditawarkan, dll namun guru-guru baru familier dengan google class room. Efektifkah pembelajaran tersebut ?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 885) pola adalah suatu system kerja atau carakerja sesuatu. Sedangkan menurut Kamus antropologi, pola adalah rangkaian unsur-unsur yang sudah mantap mengenai suatu gejala dan dapat dipakai sebagai contoh dalam menggambar atau mendeskrifsikan gejala itu sendiri (Suyoto, 1985: 327). Definisi ini masih bisa kita diskusikan sesuai dari suut pandang kita masing-masing. Intinya adalah bagaimana kita melakukan sesuatu dengan tepat dan benar berdasarkan sistem yang ada.

Belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana perubahan tersebut dalam bentuk peningkatan preilaku peserta didik, seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya. Menurut Skiner, pengertian belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlaku secara progresif.

Sedangkan C.T Morgan mendefinisikan belajar adalah suatu perubahan yang relative dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang telah lalu. 

Saya sendiri mendefinisikan belajar sebagai bentuk kegiatan yang membaut eh membuat kita yang tidak tahu menjadi tahu karena bernai eh berani mencoba dan banyak membaca dan bertanya kepada para pakarnya. Itulah belajar yang sebenarnya. Intinya pada kemandirian kita sendiri. Belajar agar menjadi pintar. Seperti omjay belajar membuat sambal andaliman dan makananya dari pakarnya, hehehe.

omjay belajar pada pakar andaliman (dokpri)
omjay belajar pada pakar andaliman (dokpri)
Efektif bisa diartikan sebagai suatu yang dapat mencapai tujuan maksimal yang diharapkan. Pengertian efektif merupakan suatu usaha yang dilakukan secara maksimal sesuai yang diharapkan, selain itu efektif juga bisa diartikan sebagai salah satu usaha yang tidak pernah lelah sebelum harapan yang di inginkan belum tercapai. (sumber).  

Sementara rumah adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah yang nyaman dapat memberikan kenyamanan bagi yang menepati rumah tersebut. Jadi bisa saja kita menulis efektif adalah usaha yang tepat sasaran dan rumah adalah tempat tinggal kita yang bisa digunakan untuk belajar, berdoa, beribadah, dan bekerja.

Berdasarkan definisi-definisi diatas pola Belajar efektif dari rumah dapat diartikan sebagai suatu susunan kegiatan yang dapat di gunakan untuk melakukan proses perubahan tingkah laku yang maksimal dari suatu tempat yang nyaman agar dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Belajar dari rumah adalah salah satu contohnya.

Dengan demikian peserta didik yang melakukan pola belajar efektif dari rumah dapat membuat rencana kegiatan belajar dengan membuat perencanaan, penjadwalan yang berlangsung terus menerus di dalam rumah. 

Jawal ini harus di ikuti secara konsisten, disiplin dan terjadwal. Rumah sebagai tempat tinggal dapat dijadikan sarana pembelajaran yang membuat nyaman bagi peserta didik. Penjadwalan kegiatan dapat di buat sebagai patokan untuk melakun kegiatan belajar misalnya dengan membuat jadwal dari mulai bangun tidur sampai ke tidur lagi.

Pada saat sesi materi kuliah online di WA Group, Om Jay juga memperkenalkan Pembelajaran daring (ONLINE) yang ideal. Pada link berikut ini: 


Tak lupa Om Jay juga memberikan contoh pembelajaran di kelas online  seperti terdapat link berikut ini: 


Selanjutnya Om Jay menjelaskan: "Prinsip yang harus diperhatikan dalam menciptakan pola pembelajaran dari rumah adalah kegiatan pembelajaran harus menyenangkan semua. Siswa senang, orang tua senang dan guru juga senang. 

Akses internet lancar, dan guru bisa menggunakan berbagai aplikasi yang sesuai dengan kondisi siswa di rumah. Jadi tak harus menggunakan aplikasi yang terbaru. 

Lihat kondisi yang ada di rumah siswa dan guru. Kalau sudah sepakat, barulah aplikasi itu yang digunakan. Misalnya kalau adanya aplikasi WA, ya pakai saja WA tak perlu aplikasi lain.

Gunakan teknologi yang ada untuk menciptakan pola pembelajaran yang efektif dari rumah. Bila adanya hanya WA Group, gunakan WA Group tsb dengan memadukan antara teks, foto dan video.

Hal itu saya lakukan bila kondisi tidak memungkinkan untuk menggunakan aplikasi virtual zoom. Intinya kita lihat dulu kondisi siswa di rumah masing-masing. Oleh karena itu, guru harus survey dulu kondisi siswanya di rumah.

Om Jay menyarankan bapak ibu untuk melejitkan keterampilan menulis iswa lewat blog di internet. Sebab siswa dapat belajar menulis secara online melalui blognya masing-masing. Selain irit kuota, blog juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran. 

Siswa sudah harus dibiasakan untuk menulis apa yang ingin disampaikannya, dengan begitu bukan hanya lisan saja yang terlatih, tapi juga tulisan. Mereka menjadi terlatih untuk menulis dan menyampaikan apa yang ada di kepalanya lewat tulisan. Seperti kita sekarang ini di kompasiana yang selalu ramai pembacanya.

Kesimpulan materi malam hari ini adalah dalam menciptakan pola pembelajaran efektif dari rumah, guru harus mempunyai peta kelas atau kondisi siswa di rumah dan disesuaikan dengan kondisi guru di rumah. 

Artinya, komunikasi guru dan siswa dari rumah masing-masing harus membuat mereka saling berinteraksi dan berdiskusi sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna. 

Semua itu bisa dilakukan bila kegiatan Pembelajaran jarak jauh dibuat secara terjadwal. Kegiatan online harus membuat siswa menjadi mandiri dan menemukan kemerdekaan belajar, jadi tidak sekedar memberikan tugas-tugas yang membuat siswa menjadi stress.

Berikut ini Sesi tanya jawab materi lewat WA Group Guru Menulis PGRI:

Assalamualaikum, Izin bertanya tentang pembelajaran yang efektif dari rumah. Jadwal belajarnya di tentukan oleh guru berdasarkan jadwal pelajaran seperti hari-hari biasa ataukah di rubah? Pembelajarannya lebih menekankan kepada pembentukan karakter mandiri yang berefek pada keseharian siswa? Lalu untuk pencapaian ranah kognitif nya dapat kita ukur dalam satu hari satu mata pelajaran atau bagaimana untuk jenjang SD.

Walaikum salam, jadwal jelas harus berubah, tidak sama dengan tatap muka di sekolah, pembelajaran lebih kepada 3 hal yaitu literasi, numerasi, karakter dengan memadukan iptek dan imtak. Untuk penelitian guru dapat melakukan penilaian berbasis proyek atau potofolio, disesuaikan dengan kondisi murid SD.

Assalamualaikum Om Jay, Saya Candra dari MTsN 1 Langkat Sumatera Utara, menurut Om, mungkin tidak bila sistem pembelajaran daring nantinya bila dirasa siswa atau guru lebih nyaman akan memberi efek pada pembelajaran konvensional yang lazim kita laksanakan sebelum wabah Corona terjadi? Kalau memang ada efek tidak baiknya, apa kira-kira lngkah yang bisa kita lakukn Om?

Walaikum salam Candra, mungkin nanti akan terjadi pembelajaran blended learning, ada tatap muka di kelas dan ada tatap muka di dunia maya, oleh karena itu guru harus belajar sepanjang hayat supaya tidak tergantikan oleh teknologi modern.

Untuk keberhasilan pembelajaran daring yang efektif kepada siswa yang terkendala tidak memiliki HP atau jaringan yang lemot  bagaimana solusinya?

Solusinya gunakan teknologi yang ada. kalau yang ada kertas atau buku, maka gunakan itu, sebab mau tidak mau, suka atau tidak suka, siswa dan guru akan dipaksa menggunakan teknologi baru untuk meningkatkan SDM unggul. Dulu mahasiswa Universitas terbuka malah lewat pos untuk mengantarkan model pembelajarannya karena tidak ada akses internet saat itu.

Assalamu 'alaikum wr.wb. Om Jay, selama belajar dari rumah ini, disekolah kami melaksanakan pembelajaran melalui group WA. Di akhir pertemuan, guru memberi tugas sebagai instrumen penilaian. Namun sayang, ternyata yang mengumpulkan tugas hanya maksimal 75% siswa saja. Bagaimanakah cara yang bisa kita tempuh agar siswa juga aktif mengumpulkan tugas tsb? Terima kasih. Wiji -- Malang.

Walaikum salam, jangan dipaksa, biarkan mereka mengerjakan tugasnya dengan sukarela. Kita cukup mengingatkan saja bila ada murid atau siswa yang belum mengumpulkan tugasnya, Orang tua harus diberitahu karena kerjasama guru dan orang tua sangat penting dalam pembelajaran yang efektif dari rumah. Dengan adanya kerjasama dengan orangtua, pembelajaran kita dari rumah akan bisa terlasana dengan baik. Sebaik apapaun teknologi yang kita gurnakan, tapi ada ada peran orang tua di dalamnya, maka tidaka akan berjalan dengan baik. Catat masalah-salah yang dihadapi ortu dan juga peserta didik, dengan beitu kita akan dengan cepat mencarikan solusinya.

Assalamualaikum. Safitri-Purbalingga. Izin bertanya.

1. Bagaimana cara mengatasi pembelajaran apabila anak-anak memiliki minim sarana daring ?

2. Untuk anak TK pembelajaran yang dinilai adalah proses bukan tergantung hasil. Sementara kadang anak tidak mau mengirimkan tugas misalnya merekam hafalannya, bercerita dan mengerjakan tugasnya. Bagaimana menilainya untuk ditulis di Rapot?

Jawaban Omjay:

1. Cara mengatasi pembelajaran apabila anak-anak memiliki minim sarana daring: Harus sabar dan gunakan fasilitas yang ada, ingatlah film laskar pelangi, ditengah keterbatasan, justru bu muslimah bisa melahirkan anak anak yang hebat dan bisa berkeliling dunia.

2. Untuk anak TK pembelajaran yang dinilai adalah proses bukan tergantung hasil. Sementara kadang anak tidak mau mengirimkan tugas misalnya merekam hafalannya.bercerita dan mengerjakan tugasnya. Hal itu juga kami alami, jadi tetap sabar menunggu mereka menyelesaikan tugasnya bukan sebagai beban tapi sebagai kebutuhan siswa untuk mendapatkan pengetahuan. Tetap komunikasi dengan orang tua murid TK. Sebab anak TK itu dunianya bermain, jadi kita manfaatkan strategi bermain sambil belajar.

Assalamualaikum. Saya Wahyu Susilowati dari Sidoarjo. Mengajukan pertanyaan :

1. Bagaimana penilaian siswa yang tidak aktif dikarenakan beberapa kendala dalam pembelajaran daring untuk saat ini walaupun sudah terjadwal?

2. Penilaian yang tepat untuk pembelajaran daring seperti ini yang cocok itu seperti apa? Mengingat pak menteri pernah mengatakan jika pembejaran daring ini tidak boleh dimasukkan dalam penambahan penilaian pada rapor.

Jawaban Omjay:

1. Dicatat, kemudian diberikan surat teguran dari sekolah, kemudian dicaritahu apa masalahnya. Sebab bisa jadi ada masalah serius di keluarga siswa, seperti orang tuanya kena PHK, atau sakit, dll.

2. Kalau masalah cocok itu relatif karena kondisinya tidak sama di setiap daerah. Guru dapat melakukan inovasi sendiri sesuai dengan pencapaian siswa, anda bisa membaca kembali artikel yang saya bagikan di atas.

Assalamu'alaikum Om Jay.. Saya Sumarjiyati dari Gunung Kidul.

Dalam menciptakan pola belajar yang efektif dari rumah itu kita sudah membuat jadwal dan berharap siswa juga bisa melaksanakannya. Pembelajaran sesuai jadwal tersebut tapi pada kenyataannya yang kami alami di sekolah kami, ada sebagian siswa yang kurang memperhtikan sehingga dapat menghambat kelancaran proses pembelajaran sesuai  jadwal yg dismpikan. Bagamana sikap kita untuk hal tersebut mengingat siswa belum bisa  mengikuti pembelajaran sesuai jadwal secara konsisten. Banyak dari para wali siswa mengeluhkan untuk pembelajaran dari  rumah. Siswa tidak menurut kata orang tua sehingga tugas-tugas yang diberikan tidak dapat terselesaikan dengan cepat. Akhirnya pemebelajaran ini di rasa tidak efektif. Bagaimana tindakan kita sebagai guru, mengingat peserta didik kami masih SD.

Jawaban Omjay:

Guru harus melakukan evaluasi dan refleksi diri, mungkin ada yang kurang tepat disampaikan kepada murid. Kolaborasi guru sangat penting dalam memecahkan masalah ini, oleh karena itu komunikasi degan teman sejawat sangat diperlukan dalam menciptkan pola pembelajaran yang efektif dari rumah. Pembelajaran jarak jauh harus membuat murid dekat dengan gurunya, bukan justru menjauhkan murid dengan guru. Perlu ada komunikasi dengan orang tua murid yang terus menerus.

Assalamu'alaikum, Terima kasih atas bimbingan nya Om Jay. Saya Suminar dari Tangerang.

Izin bertanya. Apakah ada kendala yang dialami dalam PJJ selain jaringan internet, dan mohon arahnya dalam mengatasi nya?

Jawaban Omjay:

Pasti ada, bukan hanya akses internet tapi juga fasilitas yang dimiliki siswa dan guru di rumah. Kalau akses internet tidak ada gunakan teknologi yang ada di sana, misalnya cuma ada sms, belum ada WA, siswa punya HP tapi tanpa kamera, maka telpon langsung adalah solusinya walaupun guru harus keluar biaya pulsa cukup besar. Jadi setiap guru akan mengalami hal yg beragam, inilah dinamikanya dan jangan lupa pengalaman kita dituliskan di blog sehinga dapat menginspirasi guru lainnya.

Keluhan siswa tidak konsisten guru menggunakan aplikasi, sehingga selain harus belajar lagi cara menggunakan aplikasi juga terlalu banyak kapasitas penyimpanan data yg terpakai. Berdasarkan pengalaman, aplikasi yg paling cocok, mudah, dan efektif yg mana? Rusmin, Kab. Barito Kuala KALSEL.

Jawaban Omjay:

Omjay saat ini menggunakan aplikasi zoom dan anak-anak suka, walaupun ada aplikasi yang lain, tapi berdasarkan pengalaman pakai zoom itu murah dan mudah cara pemakaiannya. sudah ebgitu zoom irit kuota dibandingkan aplikasi virtual lainnya. Silahkan dibandingkan!

Muh. Said, Makassar, Terima kasih penjelasan Omjay tentang pola belajar efektif dirumah. Pertanyaan ;

1. Disekolah saya masih banyak siswa belum punya HP Android.

2. Ada yang punya HP tapi alasan tidak mampu beli kuota.

3. Pembelajaran di rumah terjadwal. Bagaimana trik/solusi guru dlm  menghadapi siswa seperti ini ?

Jawaban Omjay:

1. Gunakan HP yang ada dulu, dan sederhana saja, buat modul khusus untuk kondisi seperti ini dengan penugasan yang tidak terlalu sulit.

2. Kalau ini guru harus coba cari donatur atau sponsor, peran komite sekolah harus diperdayakan sehingga guru terbantu dengan adanya komite sekolah.

3. Solusinya harus ada kerjasama di natara guru dan mengikuti arahan pimpinan sekolah dengan baik. Semua masalah pasti akan ada solusinya bila dipecahkan secara kerjasama semua pihak.

Selamat Sore Om Jay. Saya Komang Eli Mahayani dari Negara-Bali. Yang saya alami saat masa pandemi ini sungguh dilematis. Dengan zonasi sekolah kami dengan siswa-siswa tinggal di daerah terpelosok dan kondisi ekonomi siswa kami. Ini kendala besar pembelajaran secara daring yang dilakukan. Adakah solusi menarik untuk tetap menciptkn belajar efektif dirumah dengan menyenangkn.  Terimakasih.

Kondisi seperti ini sebenarnya bukan hal baru buat Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Kreativitas dan inovasi guru sangat diperlukan dalam memberikan solusi dari masalah yg dihadapi. Bila pembelajaran jarak jauh tidak bisa dilaksanakan, maka gunakan pembelajaran jarak dekat, guru bisa mengunjungi rumah muridnya bila alat komunikasi tidak ada. Memang dibutuhkan pengorbanan luar biasa untuk menjadi guru tangguh berhati cahaya apalagi bila rumah siswa dan guru sangat jauh. Itu adalah resiko dari sebuah pengabdian, terutama buat guru di daerah 3T. Omjay salut dan memberikan penghormtan dengan guru-guru tangguh seperti ini. Mereka selalu datang dengan solusi dari masalah yang dihadapi walaupun peran pemerintah di daerah sangat kurang. Tapi yakinlah dengan pesan pak Harfan dalam film laskar pelangi, hiduplah dengan memberi sebanyak banyaknya, bukan menerima sebanyak banyaknya.

Assalamu'alaikum. Om Jay yang kami hormati. Izin bertanya.

Belajar dari rumah (BDR), kami sebagian besar melalui WA Group, kendala BDR kami  sinyal lemah dan guru belum punya  laptop yg mendukung. Bagaimana solusi BDR yang efektif dan berapa prosentase pembagian materi pembelajaran antara imtaq dan iptek agar tujuan pembentukan karakter peserta didik tercapai? Sri Yatun- Gunungkidul

Jawaban Omjay: Pakai WA juga efektif kok, buktinya omjay gunakan WA Group untuk belajar menulis dan murah biayanya.

Siti Fatimah Mojokerto, Namun pembelajaran online ada plus minusnya. Terutama pada penggunaan kuota internet. Dengan pola on off bisa membantu pelaksanaan belajar. Yang saya tanyakan Adakah pola lain yg lebih hemat di era pandemi ini bapak? Mengingat ekonomi rakyat sedang terpuruk.

Jawaban Omjay: Ada, gunakan WA group atau line group. Saya sering menggunakannya dengan bentuk teks, karena bentuk teks ini tdk makan kuota banyak.

Apakah dengan penjadwalan belajar siswa yang sudah dirancang sedemikian rupa oleh guru dan bekerja sama dengan orang tua, ini menunjukkan setiap siswa memiliki jadwal yg berbeda-berbeda. Apakah maknanya sudah mengorganisir semua mata pelajaran yang ada pada kurikulum ? Dan apakah penjadwalan ini bisa memfasilitasi setiap siswa yg memiliki kemampuan belajar yang berbeda misalnya ada siswa yang lebih condok ke tipe pembelajar visual, kinestetik, naturalis dll. Terimakasih. Fitriani (MAN IC Tanah Laut).

Jawaban Omjay:

Setiap penjadwalan disesuaikan dengan kesepakatan guru di sekolah tersebut dengan memperhatikan gaya belajar siswa.

Om Jay ...saya mau bertanya tentang pembelajaran daring dari rumah dikaitkan dengan kenaikan kelas apakah cukup dari nilai daring atau bagaimana karena tatap muka juga tidak pernah...mohon pencerahannya. Terimakasih. Rachmi dari Banyuwangi.

Jawaban Omjay:

Ibu Rachmi yang baik,  penilaian hanya guru yang bersangkutan yang lebih tahu, kalau dirasa dengan online sudah cukup nilainya, maka gunakan itu, tapi bila belum cukup bisa gunakan waktu remedial melalui online. Hal itu saya lakukan bila ada nilai siswa yg kurang, dengan menghubungi wali kelas dan orang tua siswa, biasanya kami rapat dengan dewan guru untuk meberikan solusi terbaik buat siswa yang jarang hadir.

Demikian pelajaran Om Jay semalam yang dapat dituliskan kembali. Sengaja tidak saya simpulkan sendiri karena setiap pertanyaan dan jawaban memberikan wawasan yang luas khususnya bagi saya pribadi. Semoga bermanfaat, dan teruslah menulis agar banyak orang tercerahkan. Jangan lupa menulis di blog kompasiana.com yang banyak sekali pembacanya. Yuk kita ngeblog!

Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun