Terima kasih sahabatku ibu Aam yang selalu penuh semangat dalam menulis..... Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Syalom. Selamat malam, salam sehat, dan salam bahagia. Apa kabar sahabat-sahabatku, guru-guru blogger Indonesia? Terima kasih buat founding father grup Belajar Menulis di WA, mentor senior kita, Omjay yang telah memberi kesempatan untuk kembali  berbagi pengalaman menulis di komunitas tercinta kita ini.
Mengawali sharing kita malam ini, berikut ini perkenalan blog saya .......
romapatandean.wordpress.com dan romadean.blogspot.com
Sebenarnya saya, masih sama statusnya dengan sahabat-sahabat semua, yaitu belajar dalam ngeblog dan belajar menulis buku.
Menulis buku tentunya memiliki keistimewaan tersendiri, yakni tersalurkannya ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki ke dalam sebuah tulisan secara formal.
Di samping itu, menulis merupakan sebuah kegiatan yang membutuhkan pembiasaan. Membiasakan diri menulis setiap hari perlu dilakukan. Dalam hal ini, menulis apa saja, semua topik bisa dituliskan.
Secara pribadi terbitnya buku karya tulisan pertama dari Penerbit ANDI, hasil kolaborasi dengan Prof Richardus Eko Indrajit, telah memberi kebiasaan baru itu kepada saya.
Pembiasaan itu saya ungkapkan dalam tulisan ini yang pernah saya sampaikan sebelumnya di grup kita ini juga. romapatandean.wordpress.com
Saat ini materi ajar Bahasa dan Sastra Inggris di kelas XI terkait puisi. Jadi sambil mengajar siswa menulis puisi, maka sekali mendayung, saya juga mengasah kemampuan untuk menulis puisi.
Setiap sore saya menulis minimal 1 puisi. Temanya tentang apa saja yang terlintas di pikiran saya. Nah, ini terkait  COBA dan LAKUKAN.
Selain itu, saya juga telah mengajak beberapa teman guru untuk mulai belajar menulis. Kami sepakati untuk menulis yang diajarkan di kelas. Topik yang kami pilih seputar puisi. Dan alhamdulillah, ada 2 orang guru bahasa Indonesia yang bersedia. Kami sepakat untuk menuliskan minimal 40 puisi dengan tema PJJ selama sebulan, sepanjang bulan September....ya mirip September Ceria dari Prof Eko.
Selain menulis, sejak PJJ diberlakukan karena pandemi virus korona, saya pun mengelola kelas  ajar saya dengan menggunakan kombinasi Zoom dan YouTube. Semua tatap muka saya sepanjang satu minggu mengajar saya dokumentasikan di YouTube, Sehingga, saya lebih sibuk sebenarnya di masa PJJ ini. Saya tetap masuk tepat waktu di kelas virtual seperti halnya di kelas tatap muka.
Demikianlah sekelumit kisah menjadi guru di zaman corona. Semoga menginspirasi pembaca dan guru guru hebat Indonesia. Menulis adalah kegiatan berbagai yang tidak memakan banyak kuota dari pada menggunakan gambar atau video. Ayo teruslah menulis wahai para guru di zaman corona yang semakin merajalela.