Menjadi guru di zaman Corona memang harus kreatif dan berani keluar dari zona nyaman. Tidak bisa tidur nyeyak bila belum menemukan cara yang efektif dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik.
Selama wabah corona ini saya mencoba berbagi ilmu dan pengalaman di berbagai media sosial. Saya ajak kawan-kawan lainnya untuk mau berbagi tulisan maupun lisan dengan berbagai aplikasi. Salah satunya dengan aplikasi WA yang banyak dipakai orang di seluruh dunia.
Alhamdulillah gayung bersambut, banyak kawan guru yang ikut mendukung saya menjadi guru di zaman corona. Kita tak boleh putus asa walaupun harus belajar dari rumah. Keputusan pemerintah sudah tepat, kita para guru ikut mendukungnya.
Saya pun mengoptimlkan WA group supaya irit kuota. Seperti malam ini kita akan mendapatkan pencerahan dari pak Yulius Roma Patandean, beliau akan berbagi pengalamannya menulis buku ajar dan segudang pengalaman lainnya melaui WA Group. Beliau berasal dari Tana Toraja. Indonesia yang luas menjadi terasa dekat.
Kata bu Aam, di Lebak Banten sekarang sedang turun hujan angin yang cukup lebat. Semoga tak terjadi apa-apa.
Menjadi guru di zaman Corona menang harus berani melakukan inovasi dengan berbagai aplikasi. Teknologi memang tidak bisa menggatikan posisi guru, tapi guru yang tak mau belajar teknologi baru akan tertinggal dengan peserta didiknya. Inilah mengapa guru harus belajar sepanjang hayat. Wabah corona ini emmaksa semua guru harus belajar teknologi terbaru untuk menyampaikan materinya kepada peserta didiknya.
Malam ini narasumber kita dari Tanah Toraja yaitu Pak Yulius Roma Patandean. Beliau sangat hebat sekali dalam berkarya dan merupakan salah satu jebolan gelombang 4 yang berhasil lolos seleksi PT Penerbit Mayor dari penerbit andi Yogyakarta. Negitulh bu AAm menuliskan di saat hujan lebat turun di Lebak NBaten.
Mengingatkan kembali, kuliah malam ini kita bagi dalam 2 sesi. Sesi pertama adalah pemaparan materi. Sesi kedua adalah sesi tanya jawab. Masing-masing waktunya satu jam. Untuk mempersingkat waktu, saya persilahkan narasumber untuk memasuki kelas onlone ini. Untuk sesi pertama, waktu sepenuhnya saya serahkan kepada narasumber. Terimakasih. Begitulah bu AAm sebagai moderator menuliskan di WA Group belajar menulis gelombang 15 dengan semangat 45. Mari kita baca sekelumit kisahnya.
Lalu pak Yulius pun menuliskan materinya dengan menyapa para peserta belajar menulis.