Merdeka Mengajar oleh Wijaya Kusumah
Hari ini kita merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 tahun. Sebuah usia yang cukup tua dan seharusnya semakin arif dan bijaksana. Sebuah usia yang matang dalam berpikir dan bijak dalam bertindak.
Tentu kita ingin merdeka jasmani maupun rohani. Bagi guru dan siswa ada merdeka belajar dan merdeka mengajar. Kemerdekaan belajar dan mengajar harus dirasakan guru dan siswa di sekolah.
Merdeka belajar sudah sering kita baca. Namun merdeka mengajar masih sedikit yang menuliskannya. Saya mencoba menuliskannya dari apa yang saya alami dan rasakan saat ini di hari kemerdekaan republik Indonesia.
Saya ingin semua guru merdeka dalam mengajar. Â Sebab guru adalah kurikulum hidup. Apapun kurikulum yang dibuat, guru tetap yang akan menjalankannya. Sebagus apapun kurikulum yang dibuat oleh pemerintah, tetap guru yang akan membuatnya cerah.
Merdeka mengajar sampai saat ini belum dirasakan oleh guru. Oleh karena itu sudah saatnya guru merdeka mengajar dan mampu melakukan inovasi dari kondisi yang ada. Pantang menyerah dalam kondisi apapun. Kita belajar dari covid-19.
Merdeka mengajar harus dimaknai sebagai kebebasan berkreativitas dan berimajinasi sehingga guru mampu berprestasi tinggi. Guru harus menemukan cara-cara baru yang tidak biasa sehingga materinya mampu diterima siswa. Kompetensi inti dan kompetensi dasar yang esensial harus dikuasai siswa dengan baik.
Saya sendiri bersama kawan kawan berusaha untuk merdeka mengajar. Â Saya mengadakan lomba blog untuk guru di hari kemerdekaan dan berharap banyak guru yang menulis pengalamannya dalam kondisi saat ini. Alhamdulilah sudah lebih dari 50 orang guru dari seluruh Indonesia yang menuliskannya.
Saya telah membaca tulisan guru yang dikirimkan. Isinya bagus sekali di blog mereka. Guru bercerita bagaimana mereka melakukan pembelajaran dalam jaringan di sekolahnya masing-masing. Inilah salah satu wujud merdeka mengajar.
Merdeka mengajar seharusnya sudah dilakukan guru ketika wabah Corona semakin merajalela. Tak perlu menunggu intruksi dari Kemdikbud untuk melakukannya. Guru punya otonomi di kelasnya sendiri di kelasnya. Namun tetap mengikuti aturan yang ada.
Selama tak terbentur aturan yang ada, guru bisa melaksanakan merdeka mengajar. Guru dapat memilih pembelajaran daring dan luring. Bisa juga kombinasi keduanya. Guru bisa memilih dari kondisi dan teknologi yang ada. Online dan offline adalah pilihan yang harus dilakukan guru. Sama dengan memilih aplikasi yang cocok diterapkan di kelas maya.
Merdeka mengajar semoga sudah dilakukan banyak guru di negeri kepulauan ini. Administrasi guru terkadang memenjarakan diri. Â Sudah saatnya kita melakukan inovasi pembelajaran dari kondisi ini. Lakukan kreativitas dan imajinasi yang tiada henti. Terus mengupgrade kemampuan diri. Sehingga guru mampu mencerdaskan anak negeri.
Selamat merayakan hari kemerdekaan secara virtual. Inilah kegiatan dan kebiasaan baru di era milenial. Belum ada di zaman kolonial. Semoga kita tidak terpental dan siap mental.
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog http://wijayalabs.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H