Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menonton Siaran Ulang ILC di TV One, Tema Muhammadiyah, NU, PGRI Mundur

2 Agustus 2020   21:25 Diperbarui: 2 Agustus 2020   21:18 2025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak pengalaman tentang seluk beluk pada bidang yang dipimpinnya, kelak itulah yang mampu menjadi bekal untuk memimpin dengan baik. Betapa indahnya seorang guru yang profesional berjenjang karier menjadi Kepala sekolah, lalu menjadi Pengawas Sekolah, dengan segudang pengalaman dan prestasinya itulah yang diamanahkan menjadi seorang menteri Pendidikan. 

Tidak adakah sosok seperti itu di negeri ini ? atau memang inikah sebagian tanda akhir zaman, memberikan amanah pada orang yang tidak ahlinya ?  Masha Allah ...

Saya bersetuju dengan yang dituliskan, kita harus mencari sosok menteri pendidikan yang betul-betul mengenal pendidikan secara mendalam dan sekaligus sejarahnya. 

Sehingga kejadian mundurnya 3 organisasi besar seperti NU, Muhammadiyah dan PGRI sebagai organisasi penggerak kemdikbud tidak terulang. Nadiem Makarim harus benar-benar sejarah pendidikan di Indonesia.

Setelah menonton acara Indonesia Lawyer Club atau ILC di TV One, saya mengambil kesimpulan sebaiknya Pak Jokowi mengganti Nadiem Makarim. 

Dari analisis para tokoh pendidikan, sudah jelas dan terang benderang bahwa Nadiem Makarim belum mampu mengatasi pendidikan di negara Indonesia. 

Komunikasinya buruk dan lebih mendengar pembisik dari orang kepercayaannya sendiri. Nadiem sebaiknya dipindah ke posisi yang lebih dia kuasai. Biarkan posisi mendikbud dipimpin oleh ahlinya. Para tokoh dan pakar pendidikan sudah banyak mengatakannya. Saya hanya mengaminkan saja.

Duduk  bersama  membahas  problema  yang beraneka warna dari segi kultur geografis  sosial  ekonomi  dan lain-lain yang terkait  pendidikan Insya Alloh  ada titik temu beberapa solusinya, asalkan kita mau terbuka dan berlapang dada dalam melaksanakannya secara bergotong royong. 

Saat ini fakta  kesehatan  dipertaruhkan  dari kejadian-kejadian  wabah  covid  yang  sampai saat ini belum ada  yang  mengetahui  kapan berakhirnya. Kita perlu duduk bersama dan mencari solusi terbaik dari permasalahan yang ada.

Kesombongan akan dikalahkan oleh kebijaksanaan. Covid mestinya juga membuat kita makin bijak. Dalam situasi seperti ini, siapakah yang bisa kerja dengan hasil ideal. Covid-19 sebagai ujian bagi  orang-orang sombong  kalau  disadari.... seakan  serba  iptek  bisa membelah  bumi...padahal belum tentu seperti itu bila tidak membumi.

Coba orang kecil salah dalam kebijakan pasti dipatahkan sampai ke akar rumput tapi kalau orang besar yang salah kebijakan dan punya finansial luar biasa dipastikan berfikir seribu kali untuk mematahkannya kecuali ketiga organisasi itu menggerakkan massa untuk mematahkannya itupun juga berfikir duakali mengapa? Begitulah salah seorang peserta WA Group PGRI bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun