Banyak pengalaman tentang seluk beluk pada bidang yang dipimpinnya, kelak itulah yang mampu menjadi bekal untuk memimpin dengan baik. Betapa indahnya seorang guru yang profesional berjenjang karier menjadi Kepala sekolah, lalu menjadi Pengawas Sekolah, dengan segudang pengalaman dan prestasinya itulah yang diamanahkan menjadi seorang menteri Pendidikan.Â
Tidak adakah sosok seperti itu di negeri ini ? atau memang inikah sebagian tanda akhir zaman, memberikan amanah pada orang yang tidak ahlinya ? Â Masha Allah ...
Saya bersetuju dengan yang dituliskan, kita harus mencari sosok menteri pendidikan yang betul-betul mengenal pendidikan secara mendalam dan sekaligus sejarahnya.Â
Sehingga kejadian mundurnya 3 organisasi besar seperti NU, Muhammadiyah dan PGRI sebagai organisasi penggerak kemdikbud tidak terulang. Nadiem Makarim harus benar-benar sejarah pendidikan di Indonesia.
Setelah menonton acara Indonesia Lawyer Club atau ILC di TV One, saya mengambil kesimpulan sebaiknya Pak Jokowi mengganti Nadiem Makarim.Â
Dari analisis para tokoh pendidikan, sudah jelas dan terang benderang bahwa Nadiem Makarim belum mampu mengatasi pendidikan di negara Indonesia.Â
Komunikasinya buruk dan lebih mendengar pembisik dari orang kepercayaannya sendiri. Nadiem sebaiknya dipindah ke posisi yang lebih dia kuasai. Biarkan posisi mendikbud dipimpin oleh ahlinya. Para tokoh dan pakar pendidikan sudah banyak mengatakannya. Saya hanya mengaminkan saja.
Duduk  bersama  membahas  problema  yang beraneka warna dari segi kultur geografis  sosial  ekonomi  dan lain-lain yang terkait  pendidikan Insya Alloh  ada titik temu beberapa solusinya, asalkan kita mau terbuka dan berlapang dada dalam melaksanakannya secara bergotong royong.Â
Saat ini fakta  kesehatan  dipertaruhkan  dari kejadian-kejadian  wabah  covid  yang  sampai saat ini belum ada  yang  mengetahui  kapan berakhirnya. Kita perlu duduk bersama dan mencari solusi terbaik dari permasalahan yang ada.
Kesombongan akan dikalahkan oleh kebijaksanaan. Covid mestinya juga membuat kita makin bijak. Dalam situasi seperti ini, siapakah yang bisa kerja dengan hasil ideal. Covid-19 sebagai ujian bagi  orang-orang sombong  kalau  disadari.... seakan  serba  iptek  bisa membelah  bumi...padahal belum tentu seperti itu bila tidak membumi.
Coba orang kecil salah dalam kebijakan pasti dipatahkan sampai ke akar rumput tapi kalau orang besar yang salah kebijakan dan punya finansial luar biasa dipastikan berfikir seribu kali untuk mematahkannya kecuali ketiga organisasi itu menggerakkan massa untuk mematahkannya itupun juga berfikir duakali mengapa? Begitulah salah seorang peserta WA Group PGRI bertanya.