Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gunakan Teknologi yang Ada dalam Pembelajaran Modern

16 April 2020   23:51 Diperbarui: 16 April 2020   23:54 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Solidaritas PGRI/dok.intsagram pgrijateng

PEMBELAJARAN JARAK JAUH YANG MODERN

Oleh: Wijaya Kusumah (Omjay)

 

Rabu, 15 April 2020 saya mendapat tugas menjadi pengawas ujian sekolah (US) kelas 9 SMP Labschool Jakarta. Kegiatan dilaksanakan dari rumah masing-masing lewat aplikasi zoom. Setiap ruangan virtual zoom, dipimpin oleh wali kelas dan proktor serta pengawas setiap kelas. Kegiatan ini merupakan kegiatan bersejarah bagi saya, sebab baru pertama kalinya melaksanakan ujian online dengan pengawasan dari rumah. Siswapun mengerjakan soal ujiannya dari rumah masing-masing.

Biasanya kita melaksanakan ujian sekolah di ruang kelas pakai kertas. Soal-soal yang sudah di fotocopy  staf tata usaha (TU) dibagikan kepada siswa di kelas dan siswa mengerjakannya langsung di ruangan kelas dengan Lembar Jawaban Komputer (LJK). Kemudian petugas TU memeriksa jawaban siswa melalui mesin scanner LJK.

Kalau dihitung biaya operasional pelaksanaan ujian sekolah dengan cara konvensional cukup besar. Di sana ada biaya fotocopy soal, biaya konsumsi panitia dan pengawas, dan biaya lain yang cukup besar seperti transportasi dan orang tua harus memberikan uang jajan siswa di sekolah.

Berbeda halnya bila kita melaksanakan kegiatannya pakai online di mana sekolah menyiapkan komputer server yang mampu menyimpan soal-soal dan hasil kerja siswa. Guru dapat memasukkan materi ajarnya di internet, sekaligus dapat melakukan penilaian secara langsung tanpa harus ribet memeriksaa jawaban siswa.

Pakai elearning melalui moodle adalah cara kami membangun ekosistem elearning di sekolah. Semua soal soal sudah disimpan di server sekolah dan semua guru mata pelajaran mengirimkannya lewat internet. Sehingga siswa bisa mengakses pembelajaran dan mengerjakan soal dari rumah masing-masing melalui link ini.

Sementara itu aplikasi zoom digunakan untuk melihat siswa bekerja mengerjakan soal-soal ujian sekolah. Sehingga panitia US dapat melihat langsung siswa bekerja dan menegur siswa bila tidak sesuai aturan yang disampaikan. Pakai aplikasi zoom adalah cara kami untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa selama ada wabah virus corona di dunia.

Panitia memberi instruksi dari rumah dan siswa mengerjakan soal dari rumah pula. Kita semua bekerja dari rumah. Work From Home (WFH). Mereka tak bertatap muka langsung seperti biasa di kelas. Guru dan siswa sama-sama bertemu lewat aplikasi zoom. Pembelajaran jarak jauh yang modern sudah disiapkan dengan membangun elearning sekolah.

Apa keuntungan pembelajaran jarak jauh? Siswa dan guru tidak perlu datang ke sekolah. Mereka bisa tetap bekerja dari rumah masing-masing. Biaya operasional dapat ditekan. Biaya yang awalnya untuk fotocopy soal-soal dapat dialihkan untuk membeli komputer server. Anda dapat membaca konsep dan aplikasinya melalui website elearning untuk rakyat yang telah digagas oleh pakar Elearning Indonesia, bapak Onno W Purbo. Bila anda ingin bertanya seputar elearning dapat mengirimkan pertanyaan ke email ke onno@indo.net.id.

Lalu apa kerugiannya bila kita menggunakan pembelajaran jarak jauh? Kerugiannya ada di interaksi secara langsung antara guru dan siswa. Mereka tidak bisa bertemu langsung di sekolah. Guru dan siswa tidak bisa ujian sekolah seperti biasanya di dunia nyata. Ada yang serasa hilang, biasanya kami menyambut siswa di pagi hari saat siswa datang ke rumah keduanya. 

Mereka juga berinteraksi dengan kawan-kawannya di kelas masing-masing. Ada kisah sedih, canda dan tawa di kelas mereka yang akan terkenang ketika mereka sudah menjadi alumni. Biar bagaimanapun, belajar secara langsung di sekolah jauh lebih baik dibandingkan lewat online. Terutama tentang pendidikan karakter. Kita bisa berdiskusi soal ini.

Wabah pandemi Covid19 atau virus corona yang merajalela di dunia semoga segera berakhir. Pemerintah memberikan instruksi agar semua orang bekerja dari rumah. Stay at home. Tetap berada di rumah adalah pilihan yang harus diterima dengan berat hati. Para guru dituntut kreatif dan inovatif mengembangkan disain pembelajaran modern. Orang tua senang dan muridpun senang, sebab pembelajan jarak jauh yang diberikan menyenangkan untuk semua.  

Disain Pembelajaran Modern saya pelajari pertama kali saat ikut kuliah S3 di Pascasarjana UNJ bersama Prof Atwi Suparman. Beliau pernah bertanya kepada kami para mahasiswanya. Teknologi modern apa yang akan anda gunakan di sekolah untuk menyampaikan materi kepada siswa? Rata-rata mahasiswa menjawab dengan teknologi canggih saat ini. Mahasiswa menyampaikan berbagai argumentasinya. Namun ternyata, jawabannya sangat sederhana. Kata beliau gunakan teknologi yang ada.

Gunakan teknologi yang ada di sekolah merupakan jawaban jitu dari permasalahan yang ada saat ini. Mari kita kuatkan kemampuan mengajar yang ada pada diri guru. Pembelajaran jarak jauh itu ada ilmunya dan kita bisa banyak belajar dari internet. Asalkan rajin berselancar di internet, pasti dapat anda temukan berbagai model pembelajaran jarak jauh.

Masalahnya sekarang adalah akses internet cepat. Tidak semua guru dan siswa punya akses internet cepat di rumahnya masing masing. Hal ini menjadi kendala serius dalam pembelajaran jarak jauh lewat internet. Mereka harus beli paket data agar akses internetnya berjalan lancar. Walaupun mendikbud Nadiem makarim sudah menyetujui agar dana BOS bisa dibelikan pulsa dan paket data internet.

Pertanyaannya adalah bisakah saat ini pemerintah Indonesia menyediakan akses internet dengan biaya murah? Hal ini pernah saya tanyakan langsung kepada presiden Jokowi, ketika kami para blogger kompasiana diundang ke istana negara oleh Presiden Republik Indonesia. Hasilnya, sekarang sudah mulai banyak tempat ada akses internet cepat.

Kondisi Indonesia yang luas dan merupakan negara kepulauan, perlu waktu untuk menyiapkan sarana dan prasarananya. Kendala ini yang harus kita pahami sehingga pemerintah belum mampu menyiapkan akses internet cepat di berbagai wilayah di Indonesia.

Kondisi siswa di rumah juga harus dipahami. Banyak orang tua yang belum mampu membeli pulsa dan paket data internet untuk anaknya. Laptop dan handphone belum semuanya ada di rumah dan merupakan barang mewah. Mereka masih fokus untuk kebutuhan perut agar mampu bertahan hidup dan tidak mati kelaparan.

Kondisi guru di rumahnya juga hampir sama. Masih banyak guru honor yang digaji rendah. Terutama guru-guru yang belum diangkat menjadi guru PNS dan guru tetap yayasan di sekolah swasta. Mereka banyak yang tidak bisa beli pulsa dan paket data internet. Bahkan ada guru honor yang tidak bisa membeli sepatu baru. Hal itu saya tonton dalam acara Hitam Putih di youtube yang dipandu oleh Artis Dedi Cobuzer.

Kondisi sekolah yang memprihatinkan dan akreditasi sekolah yang belum semuanya berakreditasi A, juga harus membuat kita kreatif dengan kondisi yang ada. Guru di sekolah tersebut harus mampu menjadi guru tangguh berhati cahaya. Guru yang pantang mengeluh dengan kondisi apapun.

Mulailah dari sekarang untuk menyiapkan pembelajaran modern. Tidak harus dengan peralatan canggih. Anda bisa melakukan inovasi dari apa yang dibutuhkan siswa di sekolah. Seperti penemuan BEKAM (Globe Berkamera) yang dibuat oleh bapak Tri Agus Cahyono, seorang guru SD yang mengantarkannya menjadi juara 1 lomba Inovasi pembelajaran bidang MIPA Kemdikbud tahun 2016. Berkat inovasi yang dilakukannya, beliau diberangkatkan pemerintah Indonesia ke negara Jepang untuk mengikuti kursus singkat di sana. Hingga akhirnya beliau menemukan karya inovasi dan kualitas diri. Pengalaman itu beliau bagiakan di WA Group belajar menulis PGRI.

Sekarang pembelajaran modern dalam jaringan sudah bisa ditonton di televisi. Pemerintah mulai menyiarkan di TVRI. Kemdikbud juga sudah membantu guru membuatkan videonya. Bagi anda yang ingin belajar pembelajaran dalam jaringan dapat melihat videonya di kumpulan video pembelajaran daring melalui link https://kptk.or.id/video.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun