Seorang kawan mengirimkan foto ini. Sudah lama sekali kami tak jumpa. Kesibukan masing-masing memisahkan kita. Namun dunia maya telah menyatukan kami dalam berbagi informasi. Kami tetap berkomunikasi walaupun jarak kami berjauhan. Jaringan internet memudahkan kami saling berkomunikasi dan berbagi informasi.
Imam Rahmadi adalah sosok pemuda yang baik hati dan ramah orangnya. Pertama kali bertemu dengannya di acara Intip Buku. Sebuah acara yang digagas oleh Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN) yang diadakan bekerjasama dengan bank Indonesia dan Blogger Bekasi. Kegiatan ini alhamdulillah terlaksana pada hari Sabtu, tanggal 28 april 2012 di di lantai 3 Gedung Sjafruddin Prawiranegara pada kawasan perkantoran Bank Indonsia, Jl.MH.Thamrin, Jakarta Pusat.Â
Waktu itu, saya diminta oleh panitia untuk mencari narasumber intip buku. Saya cari informasinya di internet. Lalu bertemulah saya dengan buku Jadi Jurnalis Itu Gampang. Buku best seller yang ditulis oleh seorang penulis keren yang luar biasa dalam menulis. Saya meminta beberapa orang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut. salah satunya adalah Imam Rahmadi.
Semenjak kegiatan intip buku di gedung bank Indonesia, kami menjadi sering berkomunikasi. Kami menjadi sahabat sejati. Sampai akhirnya Imam memutuskan kuliah S2 di jurusan Teknologi Pendidikan Universitas negeri Jakarta, dan kemudian melanjutkan S3 di luar negeri. Sementara saya sempat menikmati kursus singkat belajar STEAM di kampus CUMT China tahun 2019 lalu.
Sejak pertemua itu, kami menjadi sering jumpa dan bersilahturahim. Satu ketika saya diminta menjadi narasumber Dompet Dhuafa. Rupanya, tempat kegiatannya tak jauh dari rumah kontrakan Imam. Sayapun mampir setelah dijemput Imam di pascasarjana Universitas islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Kita mengobrol lama tentang dunia tulis menulis. Kita sama sama bermimpi satu saat kita akan belajar ke luar negeri dan bisa kuliah tinggi sampai jenjang S3. Itulah doa kami pada saat itu dari hasil diskusi dadakan. Kita percaya bahwa kegiatan menulis akan mengantarkan kami mewujudkan cita-cita kami.
Alhamdulilah pembicaraan kami di rumah kontrakan Imam kini terbukti. Allah telah mengabulkan doa-doa kami. Kini kami sama-sama bisa kuliah S3 dari menulis. Inilah yang saya sebut keajaiban menulis. Kita tidak pernah menyangka bisa kuliah S3 dari menulis dan belajar keluar negeri GRATIS. Itulah keajaiban menulis yang kini telah menghantarkan kami ke jenjang sekolah yang lebih tinggi..
Imam juga ngeblog di sini: tigabelase.wordpress.com, ini merupakan blog saya yang kesekian kalinya, berisi tulisan tentang bagaimana menulis dalam konteks akademik. Semester ini, Imam mengambil mata kuliah Academic Writing English untuk belajar lebih lanjut tentang penulisan akademik. Bertepatan dengan ini semua, saya mengundang Imam untuk mengisi materi yang sedikit lebih teoretis tentang dasar menulis.
Keajaiban menulis telah membawa mimpi kita masing-masing menjadi nyata. Semoga kita berdua dapat menyelesaikan program doktor ini tepat waktu. Saya menuliskan kembali kisah ini untuk memberikan motivasi kepada peserta belajar menulis PGRI. Sekaligus sebagai refleksi diri saya untuk menulis lebih baik dan menerbitkan buku baru belajar menulis melalui Whatsapp group.