Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru Kreatif

25 Januari 2020   02:31 Diperbarui: 25 Januari 2020   18:12 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Resume Belajar Menulis Gelombang 2 bersama OM Jay --Pertemuan 1
oleh: Ninghhani

Ini pertama kalinya saya ikut kelas menulis dan online pula. Sebelumnya tidak terbayang akan jadi seperti apa. Saya hanya mengikuti saja apa adanya.

Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 24 Januari 2020 jam 20.00 WITA dengan narasumber Bapak Agus Sampurno.

Beliau adalah sosok guru inspiratif yang profilnya bisa kita lihat di https://gurukreatif.wordpress.com/ ,sedangkan Om Jay (Bapak Wijaya Kusumah, https://wijayalabs.wordpress.com/) bertindak selaku moderator.

Menurut Pak Agus, Saat ini seorang guru diperlukan inovasinya dikarenakan semua katup yang sebabkan mandeknya Kreativitas sudah dibuka. Misalnya :
1. RPP menjadi lebih aplikatif
2. Kepemimpinan diupayakan agar dimiliki juga oleh guru sebagai guru penggerak.

Membuat blog erat kaitan nya dengan inovasi. Sebelum melanjutkan materi, peserta kelas menulis diminta mengisi surver di https://www.menti.com/x2ahye8rn2,

Adapun salah satu pertanyaannya :
Sebutkan 3 hal yang merupakan tantangan dari inovasi/perubahan? Jawaban saya yang pertama lingkungan sekitar, kedua kurangnya motivasi, ketiga ketakutan akan gagal. Survey cepat yang diisi dalam 5 menit menampilkan hasil sebagai berikut :

Gambar bisa dilihat di http://wijayalabs.wordpress.com

SALAH PAHAM MENGENAI INOVASI
1. Inovasi tidak melulu soal teknologi
2. Inovasi hanya lahir dari kepala sekolah yg hebat kemudian guru tinggal melaksanakan.
3. Inovasi adalah produk. Padahal inovasi adalah budaya.
4. Inovasi sama dengan kreativitas
5. Inovasi lahir dari sekumpulan orang pintar
6. Inovasi lahir dari kesulitan alias the power of kepepet.
7. Inovasi lahir begitu saja.
8. Inovasi lahir karena dipaksa

Hambatan inovasi menurut kaum pendidik dan pemimpin di sekolah
1. Ujian nasional
2. Pihak dinas
3. Rekan sekerja
4. Input siswa
5. Waktu yg sedikit
6. Bullying antar guru
7. Kepala sekolah atau rekan sekerja yg cuek
8. Biaya
9. Sarpras
10. Kurikulum
11. Orang tua siswa
12. Kewajiban membuat administrasi  pengajaran

DUA JENIS PERUBAHAN YG TERJADI DI DUNIA PENDIDIKAN

1. DISRUPTIVE. Perubahan bersifat memaksa. Aplikasi Ruang Guru misalnya ia bukan mengantikan peran guru. Aplikasi tsb hanya menggantikan guru yg malas, yg mabuk akan status PNS namun malas belajar kembali, guru yg bahagia mengajar sekedar nya saja apalagi ditunjang oleh kepsek yg cuek .

2. INCREMENTAL. Mungkin tafsirannya adalah perubahan yg terstruktur, melibatkan semua pihak, didokumentasikan dan dirayakan saat ada perubahan/perbaikan sekecil apapun itu. Open minded terhadap kesalahan. Menjadikan kesalahan sebagai batu lompatan.

Lalu Pak Agus memulai cerita mengenai Google. Sebagai perusahaan mereka punya rasio 80:20.

Artinya 80 persen waktu karyawan nya digunakan utk mengerjakan tugas  atau pekerjaan wajibnya. Sementara 20 persen digunakan utk bereksperimen yang difasilitasi oleh perusahaan dgn memberikan kesempatan utk berpresentasi di depan petinggi perusahaan.

Karyawan yang inovasi nya dipandang berharga akan diberi pembiayaan.
Pada saat pemaparan materi berlangsung peserta langsung aktif bertanya dan menanggapi, berikut petikan Tanya jawab peserta dan narasumber:

1. Peserta dengan id Haryenti191017:
Tadi pak agus bilang kesalahan dlm memahami inovasi itu sebagai teknologi, Saya memahami nya memang seperti itu karena sesuai dengan tuntutan zaman milineal, kata orang 4.0,
Tanggapan Narasumber : Terima kasih atas tanggapannya.
Cakupan inovasi cukup luas, dan memang benar bahwa generasi saat ini menyukai teknologi. Saat yang sama guru bisa menggabungkan keduanya misalnya dengan melakukan inovasi dalam proses pembelajaran dahulu baru dicari apakah ada teknologi yang bisa mendukung. Misalnya guru yang berinovasi membuat siswanya rajin dan menjadi pandai menulis kemudian belajar cara membuat blog untuk kelasnya. Agar tulisan siswanya bisa dibaca lebih luas audiens nya. Jadi mesti aspek pedagogik dahulu baru teknologi

Peserta dengan id Haryenti191017:
Saya ngajar aqidah akhlak MTs, kira-kira apa contoh inovasi yang bisa saya terapkan di sekolah terkait dengan bidang studi yang saya ampu pak?

Tanggapan Narasumber : Ide mengenai inovasi datang dari masalah yg terjadi. Sebuah solusi pemecahan masalah hanya bisa disebut inovatif bila:

1. Memberikan solusi
2. Berbiaya murah
3. Mudah ditiru
4. Gampang dilacak bukti perubahannya

Peserta dengan id Haryenti191017: Terkait dengan masalah yg saya alami ketika siswa saya ajak diskusi, mereka tidak mampu mengeluarkan pendapat dan tidak punya keberanian.

Tanggapan Narasumber :

1. Gunakan kertas post it, atau kalau tdk ada potong kertas a4 jadi 4 bagian. Minta siswa menulis jawaban pertanyaan di kertas tersebut lalu ditempel di tembok dengan demikian semua nyaman dalam menjawab.

2. Bagaimana dengan kreatifitas yg minim jika ingin melakukan inovasi pak @Agus Sampurno ?
Tanggapan Narasumber : Bisa mulai dengan prinsip ATM : Amati, Tiru, Modifikasi
Cari hal yg menurut bapak menarik lalu terapkan prinsip ATM.

3. Peserta dengan id Tuti Agia : Bukankah orang yang resisten merupakan hambatan dalam inovasi pak?
Tanggapan Narasumber : Setuju . Sebaiknya jauh jauh dari tipe seperti ini. Jika ibu adalah pemimpin di sekolah cukup pastikan ia tidak memprovokasi guru lainnya dalam menghadapi perubahan.

4. Peserta dengan id Weyina : Inovasi seringkali terhambat dgn no 7. Bagaimana solusinya, Pak?

Tanggapan Narasumber : Maksudnya adalah rekan kerja yang cuek atau pimpinan sekolah yang cuek ya pak. Jika ini terjadi maka pastikan anda punya 'tempat   bermain di luar'.

Tempat bermain maksudnya adalah:
1. Komunitas
2. Follower
3. Teman di FB

Bergabunglah dengan masyarakat kreatif. Banyak pendidik yang masuk jebakan pertemanan, misalnya di Facebook semata hanya masuk pada grup grup yang menyuarakan kesejahteraan tanpa mau lebarkan sayap, belajar dari orang yang sudah lebih dulu berkembang.

Dengan menulis di blog maupun di media sosial, anda akan jadi orang yang 'terlihat' pintar dan kreatif. Jika anda lakukan berulang kali, maka dua sifat diatas akan melekat pada diri anda.

Peserta dengan id Weyina : Oh ya Pak... Terima kasih. Alhamdulillah selama ini saya sudah memiliki tempat bermain yang nyaman dan menyenangkan, Salah satunya di sini.

5. Peserta dengan id Hendra Pas 2.0 : Kenapa inovasi bsa lahir karena dipaksa ?
Tanggapan Narasumber : Itu justru menjadi Salah paham ya pak. Inovasi lahir karena kebiasaan baik yg diulang terus menerus.
Peserta dengan id Hendra Pas 2.0 :  Saya setuju pak dengan jawabannya .Harusnya bisa menjadikan sebuah kebiasaan. Bukan menjadi sebuah terpaksa.

Peserta dengan id Tuti Agia :  Dijadikan motivasi .

Kemudian Pak Agus bertanya lagi Bagaimana cara anda belajar sebuah hal atau keterampilan yang baru? Peserta dengan id Bergita Kapa menjawab Mengamati, mencoba dan berusaha sampai sukses. Om Jay menambahkan Berani mencoba dan fokus mempelajarinya. Peserta dengan id indri juga menjawab Mempelajari dan mencobanya. Pak Agus menyambut baik tanggapan para peserta, terkait dengan era kekinian, semua hal menjadi lebih cepat. Termasuk dalam hal mempelajari kegiatan menulis di blog.

Jika anda guru SD Anda bisa belajar dari:
1. YouTube
2. Rekan yang sudah membuat

Jika anda guru SMP dan SMA. Anda bisa sibukkan diri dgn menulis lalu ajak atau tunjuk siswa yang mahir IT untuk mempelajari dan membuatkannya untuk anda. Sampai akhir nya anda bisa memposting tulisan anda sendiri.

Diskusi cukup menarik meskipun baru beberapa peserta yang bertanya dan yang lain menyimak, bahkan ada peserta yang bertanya lebih dari satu kali. Hal ini membuktikan tekad para peserta untuk belajar.

Di bagian akhir pemaparan materi narasumber menyampaikan pengalaman beliau menulis di blog.

Begini katanya : Ada beberapa jenis blog, anda bisa menambahkan jika berkenan
1. Review produk
2. Memberikan tips dan trik
3. Bercerita pengalaman (personal branding)
(Menurut saya ini tinggal buka di Wikipedia ada buanyaakkkk sekali jenisnya)

Saat saya memulai menulis, motivasi nya lebih pada karena saya dilanda 'burn out' atau kelelahan menjalankan profesi sebagai pendidik.

Waktu itu Facebook masih sangat baru di dunia maya. Karena Facebook belum terkenal maka belum ada istilah 'curhat di dunia maya'. Jadilah saya melakukan curhat lewat platform blog yaitu wordpress.

Namun saya berpikir, akan sangat sayang jika saya semata curhat namun tidak berbagi solusi. Maka hal yang saya lakukan waktu itu adalah
1. Mulai dengan berpikir kesulitan apa sebagai guru.
2. Mencari atau riset  di internet mengenai solusi keluhan saya itu
3. Mengujicobakan di kelas
4. Menulis hasilnya di blog

Terima kasih @Wijaya Kusumah ada banyak manfaat yang saya rasakan dalam menulis di blog:
1. Makin mencintai dunia pendidikan
2. Promosi dalam bidang pekerjaan.

Waktu memulai menulis blog saya adalah guru, kemudian menjadi kepala sekolah dan saat ini menjadi konsultan,  pembicara serta pemimpin program peningkatan kualitas pendidikan di beberapa provinsi di Indonesia.

3. Menjadi pembicara
Nomor 3 saya tandai secara khusus dikarenakan seorang pembicara tdk akan menjadi seorang yang handal tanpa ia menjadi penulis.

Dikarenakan saat menulis ia akan melakukan riset yang akan membuat materi yang dibawakan sebagai pembicara menjadi bernas dan bermakna.

Ada hal yang tidak akan anda duga saat menjadi penulis. Keterampilan anda menjadi berbuah dengan tambahan profesi sebagai pemateri/pembicara dan fasilitator.

Anda hanya harus belajar sedikit lagi mengenai andragogy (pendidikan orang dewasa).

Narasumber berkesimpulan bahwa :
1. Menulislah singkat singkat saja. Saya terinspirasi betul dengan Seth Godin yang tiap hari menulis diblognya dengan singkat namun padat pengetahuan dan intisari pengalaman.
2. Jika sudah terbiasa menulis maka akan merasa kurang jika belum menutup hari dengan menulis.
3. Menuliskah dimana saja dan dengan alat apa saja.

Saat saya menulis tulisan ini saya gunakan fasilitas notes di smart phone saya, sambil menikmati perjalanan berangkat kerja dengan komuter di pagi hari. Jadi tidak mesti menunggu berhadapan dengan laptop atau komputer baru menulis.

Jika demikian mengapa bagi sebagian pendidik menulis di blog itu menjadi hal yang memberatkan, padahal dengan terampil dan menarik mereka menulis status di update media sosial mereka dengan tulisan menyentuh dan menggugah semangat? hal-hal berikut ini adalah bisa menjadi kemungkinan jawabannya.

Menulis di blog perlu waktu lama untuk bisa dikenal publik atau bahkan bisa 'tercium' oleh mesin pencari google. Tidak ada instant gratification seperti kita menulis di facebook yang dalam waktu sekejap bisa dapatkan 'jempol' atau likes.

Menulis di blog dianggap perlu punya latar belakang teori padahal tidak selalu. Blog lebih bernuansa 'diary' atau refleksi pengalaman.

Menulis blog dianggap seperti menulis makalah ilmiah yang membuat pendidik merasa mesti tampil 'sempurna'.

Jika pendidik itu kemudian berhasil menulis biasanya kemudian blognya menjadi lama diisi kembali dikarenakan energinya habis dan menjadi kehilangan selera untuk mengisinya kembali.

Lebih baik menulis singkat. padat dan jelas daripada sekali menulis sempurna lalu setelah itu hilang.

Bayangkan jika semua pendidik berkenan berbagi pengalamannya lewat tulisan, singkat dan bersemangat, dijamin pendidikan Indonesia menjadi maju dan berkembang dalam waktu yang cepat.

Hal ini dikarenakan cerita dari 'lapangan' bisa dibagi dan dibaca dan dijadikan inspirasi oleh si pembaca untuk diterapkan di sekolahnya masing-masing.

Menulis di blog berarti anda bersedia untuk keluar dari zona nyaman, Hal ini dikarenakan :
1. Anda secara tidak sadar akan menekuni hal baru yang diperlukan kesabaran dan kesadaran dalam berbuat
2. Anda akan tersenyum saat ingat pertama kali anda memulai
3. Anda akan menginspirasi orang lain

Menarik sekali sesi pertama ini, saya tidak sabar menunggu esok hari untuk menulis (sebenarnya khawatir chat tertumpuk kiriman tugas peserta lain yang mulai bisa dikumpulkan besok pagi).

Saya menyelesaikan tugas ini di jam 2 malam dengan hati lega karena hari ini sudah belajar ilmu baru.

Thanks to Bapak Agus Sampurno dan Bapak Wijaya Kusumah yang sangat inspiratif. Semoga kedepan semakin bersemangat untuk mempublish tulisan-tulisan yang masih ada di draft.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun