Begitu juga kalau kita ikut lomba inovasi pembelajaran. Setiap tahun selalu ada dan naskah dikirimkan secara online. Kita tinggal menunggu saja hasilnya. Kalau beruntung kita akan dipanggil ke hotel megah. Tarifnya semalam ratusan ribu rupiah.
Jadi lombanya online dan kalau lolos akan dianggil oleh kemdikbud ke Jakarta. Semua biaya akomodasi dan transportasi serta uang saku selama di jakarta diberikan oleh kemdikbud. Lelah menjadi lillah kalau semua itu dikerjakan dengan ikhlas dan riang gembira.
Pengalaman ibu Umi guru agama islam patut diacungi jempol. Tahun pertama dan kedua beliau gagal jadi juara. Beliau ikut lagi yang ketiga kalinya dan mendapatkan juara pertama. Hadiahnya berangkat ke negara Jepang. Pelajarannya adalah berkali kita gagal lekas bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh lekas berdiri jangan mengeluh.
Selama berada di negara China saya banyak belajar dari para juara olimpiade guru nasional atau OGN. Lalu guru berprestasi atau gupres serta juara duta rumah belajar pustekkom kemdikbud. Mereka memang layak jadi juara karena kerja kerasnya yang luar biasa.
Mereka itu memang multi talenta. Bisa nulis. Bisa nyanyi. Biasa pidato. Bahkan ada yang pintar menari. Saya menyebutnya guru serba bisa. Mereka adalah guru-guru milenial yang omjay kenal.
Cerita panjang ini sengaja omjay tulis. Ini sebenarnya kisah nyata dari kesedihan saya dengan hilangnya matpel TIK dalam kurikulum 2013. Saya marah kepada mendikbud pada waktu itu.
Waktu itu saya marah karena mata pelajaran yang saya ampu dihapus dalam kurikulum 2013. Lalu kemudian saya sadar. Daripada marah sama pemerintah, kenapa tidak buat karya inovasi pembelajaran berbasis TIK saja?
Lalu mulailah saya mewujudkan ide-ide tersebut bekerjasama dengan guru lainnya.Mulailah saya berkolaborasi lintas bidang.
Jadilah sebuah judul karya inobel, meningkatkan keterampilan menulis siswa melalui pembuatan buku fiksi dan non fiksi.
Anak-anak SMP saya ajak bikin buku keroyokan. Setiap kelas menerbitkan 2 buah buku. Buku fiksi dan non fiksi. Jadilah 14 buku yang saya pamerkan di depan dewan juri inobel.
Buku dibuat dalam bentuk cetak dan digital sehingga semua orang bisa akses dan mengunduhnya di blog saya di wijayalabs.com.