Petualangan di kota xuzhouSelama kursus singkat di negara china, ada sebuah kota yang tak pernah dapat kami lupakan. Di kota ini kami belajar dan mengenal budaya china tempo dulu.
Pertama kali kami datang ke china, kami hanya tahu akan dibawa ke provinsi jiangsu. Di sana kami belajar di salah satu universitas sesuai buku panduan yang kami peroleh dari kemdikbud.
Sampai di kampus china university of mining and technologi yg disingkat cumt, barulah kami tahu kalau kami berada di sebuah kota yang bernama xuzhou.
Sebuah kota yang tertata apik dengan suasana hiruk pikuk penduduknya yang ramah. Kami berpetualang dengan pengalaman kocak berserta suka dukanya.
Hal yang sangat lucu adalah ketika kami naik bus. Kami mengira ongkos naik bus itu 2 yuan. Ternyata cuma 1 yuan. Hal itu saya ketahui setelah membaca karcis yang ada di dekat supir.
Sejak saat itu, saya selalu mengambil karcis setelah bayar ongkos bus. Karcis ini akan saya dokumentasikan dan bandingkan dengan karcis bus di indonesia.
Ada 3 metode pembayaran bus.
Pertama dengan koin 1 yuan. Kedua dengan ponsel yang berisi uang eleartronik dan ketiga dengan kartu e money. Kalau di jakarta pakai kartu transjakarta yang sudah diisi dengan uang.
Sebenarnya lebih praktis dengan ponsel. Saya saja kalau bayar gojek cukup dengan gopay. Lebih praktis dan hemat biayanya. Begitu juga kalau bayar atau beli makan dan minum. Praktis tanpa harus bawa uang di dompet.
Budaya modern seperti ini memang belum semua ada di negara kita. Baru di kota kota besar saja. Di kota xuzhou yg kecil ini, penggunaan uang elektronik sdh biasa.
Stasiun kereta api cepat juga menghubungkan antar kota. Jarak yang jauh menjadi serasa dekat. Indonesia akn seperti ini bila lrt sdh selesai dibangun. Bandung ke jakarta serasa dekat.
Petualang saya di kota xuzhou dimulai ketika saya ketinggalan sholat jumat. Saya tertinggal dengan rombongan besar.
Di depan kampus saya tanya pak polisi yang sedang bekerja mengatur lalu lintas. Beliau tak tahu di mana mesjid terdekat. Harus naik bus katanya.
Dengan bahasa inggris tarzan saya mencoba bertanya kepada mahasiswa cumt yg saya temui. Mereka bilang harus naik bus.
Saya sempat bolak balik di sepanjang jalan di depan kampus. Barangkali saya ketemu orang Indonesia yang mau sholat jumat.
Sampai suatu ketika saya melihat sepeda berwarna hijau sewaan ada berjajar rapi di dekat halte bus.
Salah seorang penyewa saya melihat hanya menggunakan ponselnya. Cukup memotret barcode yg ada dekat sepeda, maka kunci sepedapun terbuka dan siap dipakai untuk berkeliling kota.
Sayang saya tak punya uang elektronik. Sewa sepeda saya lihat tak ada yg pakai uang cash.
Saya sempat melamun di depan halte bus. Dalam sejarah hidup saya, baru kali ini ketinggalan sholat jumat di negeri orang.
Dengan bahasa inggris pas pasan saya coba lagi tanya sana sini. Barangkali ada masjid dekat sini. Namun tak ada masjid dekat sini.
Untung tak dapat diraih. Malang tak dapat ditolak. Â Pulanglah saya kembali ke dormitory. Di penginapan waktu makan siang telah tiba. Saya santap makan siang dengan tak berselera.
Sampai kamar sunyi sepi sendiri. Pak Hartono teman sekamar ikut rombongan besar ke masjid.
Usai sholat jamak qhoshor saya putuskan untuk keliling kampus sendiri.
Mulailah petualangan saya di kampus cumt. Ternyata kampus cumt ini luas juga. Ada banyak apartemen untuk mahasiswa dan dosen. Juga lapangan sepakbola yang luas.
Kaki saya sakit. Selama di indonesia saya kurang banyak berjalan kaki. Lebih banyak turun naik mobil. Olahraga jalan kaki jarang saya lakukan.
Petualangan saya hentikan dan kembali ke penginapan untuk beristirahat. Saya berpetualang ke dunia mimpi.
Esok hari barulah saya bisa berpetualang di kota xuzhou. Ada mall besar yang bernama lotus. Di sana kami berbelanja barang dan makanan yang kami perlukan.
Saya membeli baju hangat. Udara dingin di kota xuzhou membuat saya harus memakai pakaian berlapis lapis. Lemak dalam tubuh tambun ini tak bisa menahan hawa dingin di sekujur tubuh.
Lama lama jadi senang main ke mall lotus. Juga pasar tradisional di sekitarnya. Jalan kaki menjadi hal biasa.
Kawan kawan mengajak main ke pasar showmarket. Naik bus dari kampus melewati 10 halte. Harga barangnya lebih murah dari harga di mall lotus. Mainlah kami ke sana bersama sama.
Harga di pasar ini memang lebih murah. Surga bagi ibu ibu yg doyan belanja. Tempat praktik bahasa mandarin yg kami pelajari. Tawar menawar harga terjadi.
Bagi mereka yang pandai menawar harga barang, dapat membeli barang dengan harga murah.
Petualangan demi petualangan kami lalui. Hal yang tak terlupakan adalah ketika main ke danau yang banyak ikannya. Kami berkeliling danau sampai terpisah dari rombongan besar.
Luas banget sekitar danau. Cerita lengkapnya ada di 21 hari belajar di negara china. Dunia terasa terbalik setelah berada di negara panda ini. Lain waktu akan saya ceritakan kembali.
Salam blogger petsahabatan.
Omjay
Blog  http://wijayalabs.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H