Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hari Keduapuluh Belajar di Negara China

22 Maret 2019   21:20 Diperbarui: 29 Maret 2019   05:27 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat, 22 Maret 2019 adalah hari ke-20 kami berada di negara china. Ingin rasanya pulang kembali ke rumah. Sudah rindu ingin bertemu anak dan istri tercinta. Rindu itu berat. Biar Dilan saja yang merasakannya, hahaha.

Pagi ini ruang makan penginapan kampus tidak seramai hari biasanya. Rombongan setditjen kemdikbud sudah meninggalkan kampus menuju shanghai. Rombongan kami juga terbagi dua group. Satu group sudah berangkat ke Beijing untuk menikmati keindahan tembok china. Sedangkan dari group PMPTK kemdikbud akan pulang dan keluar dari kampus menuju Beijing nanti siang. Praktis hanya rombongan kami yang masih tersisa.

Saya sendiri sibuk memasukkan barang belanjaan ke dalam koper. Sudah lebih berat bawaan saya, dan beranak pinak. Tadi pagi sempat pinjam alat timbangan elektronik milik pak Sony. Wow sudah 32 kg lebih. Sudah over dari 30 kg jatah kami di bagasi pesawat.

Bingung mengaturnya dan akhirnya pasrah saja. Kasihan kawan-kawan di Jakarta kalau tidak diberikan oleh-oleh. Juga keluarga, saudara, dan tetangga. Ada beberapa  barang belum terbeli. Saat makan pagi, ibu-ibu minta diajak praktik Bahasa mandarin di pasar showmarket. 

Kekuatan belajar eh belanja ibu-ibu memang luar biasa. Kami pun akhirnya berangkat dengan bus nomor 19. Bayarnya hanya 1 yuan. Kami naik bus dari depan kampus China University of Mining and Technology (CUMT) bagian kiri. 

Saya perhatikan, ada 3 metode pembayaran di bus ini. Pertama dengan uang koin 1 yuan, kedua dengan Quick Respon (QR) menggunakan ponsel, dan ketiga menggunakan kartu e-money atau uang elektronik. Saya potret untuk dokumentasi, kebetulan saya duduk di depan pak supir yang sedang bekerja mengendarai bus yang kami tumpangi.

Sampai showmarket, rombongan terpecah menjadi 2 kelompok. Satu ke tempat belanja tas, pakaian dan sepatu, dan satunya lagi belanja hp (belanja elektronik). Kabarnya harga barang-barang elektronik seperti hp di china sangat murah. Apalagi kalau buatan china.

Saya ikut rombongan ibu-ibu belanja sepatu, tas, dan baju. Memang murah tempat belanja di sini. Saya beli sepatu untuk istri tercinta. Juga tas untuk oleh-oleh. Di pasar ini saya ketemu rombongan ibu-ibu dari dikmen kemdikbud. Mereka juga sedang belanja. Pinter-pinter nawarnya. Mereka pandai pakai Bahasa mandarin, walaupun pakai Bahasa mandarin tarzan, hahaha. Kalkulator dan jari tangan menjadi alat yang efektif untuk tawar menawar harga.

Waktu sholat jumat tiba. Kami berpisah dengan rombongan ibu-ibu yang masih asyik belanja. Tempat sholat jumat cukup jauh juga. Kaki terasa berat melangkah. Saya paksakan untuk berjalan untuk menunaikan kewajiban.

Sampai dekat masjid, kami beli mie yang ada tulisan halalnya. Seorang nenek china yang beragama Islam melayani kami dengan sangat ramah bersama suaminya. Kami dipersilahkan duduk dengan kursi lipat dan mejanya. Harga mie kuah hanya 5 yuan. Kami menikmatinya di pinggir jalan dekat masjid.

Selesai makan mie, kami menuju masjid. Ternyata di sana banyak orang Indonesia. Kami bertemu dengan rombongan kepala sekolah yang belajar di universitas Jiangsu. Mereka juga sholat jumat di masjid Qing Zhen Si ini.

Saya baru sekali ini sholat jumat di tempat ini. Nampak polisi berjaga-jaga. Mungkin takut ada teroris di sini. Seperti yang terjadi di New Zealand. Umat Islam yang sedang sholat jumat berjamaah ditembaki dengan senjata otomatis. Ada 50 orang meninggal dunia, dan puluhan orang masih dirawat di rumah sakit. Umat Islam sungguh berduka melihat kejadian ini.

Saya ambil air wudhu dibagian bawah masjid. Ada air hangat dan air dingin. Kita tinggal pilih saja. Usai berwudhu, saya naik ke atas tempat sholat. Di dalam masjid sudah ada seorang ustadz berceramah dalam Bahasa mandarin. Jamaah yang hadir belum banyak. Saya dan teman-teman mengambil posisi di bagian belakang saja. Harapannya, bisa memotret dari bagian belakang jamaah masjid.

Suara adzan dilantunkan, khotib naik mimbar. Ceramahnya singkat saja, tidak terlalu lama seperti di Indonesia. Setelah itu kita sholat jumat berjamaah dengan bacaan surat yang pendek-pendek.

Sholat jumat selesai. Jamaah berhamburan keluar masjid. Saya melihat kebanyakan orang-orang dari berbagai negara. Jarang sekali penduduk aslinya. Pedagang makanan diserbu para jamaah dan ada pengemis meminta bantuan uang. Kasihan saya melihat kondisinya yang cacat.

Pulang dari masjid, kami bertiga (omjay, pak sutopo dan pak hartono) langsung naik bus. Kalau di Indonesia namanya bus transjakarta. Kami turun di depan kampus dan mampir sebentar di mall Lotus.

Di mall Lotus saya beli jam tangan untuk istri tercinta. Juga beli sepatu untuk kakak ipar. Pak Sutopo dan pak Hartono menemani omjay belanja di mall ini. Kami sempat berkeliling mencari barang yang kami cari. Setelah dapat kami pulang dan kembali ke penginapan di kampus CUMT.

Dari mall ke penginapan sekitar 1 km. Selama belajar di kampus ini, kami biasa berjalan kaki agar badan menjadi sehat dan kuat. Awalnya capek juga, lama-lama sudah terbiasa. Sering berjalan kaki di kampus, membuat kami menjadi sehat selama mengikuti kursus singkat ini.

Alhamdulillah sampai di penginapan langsung tepar. Kami beristirat di tempat tidur masing-masing. Bangun-bangun sudah masuk waktu sholat maghrib dan makan malam.

Setelah mandi, kami langsung ke ruang makan. Kali ini suasana makan malam di ruang makan lantai 2 sepi. Kami ngobrol sebentar dengan teman-teman yang datang makan malam. Kami cerita tentang barang belanjaan kami masing-masing.

Di luar penginapan, Udara sangat dingin sekali. kabarnya sudah minus 4 derajat. Kami kembali ke kamar masing-masing. Untunglah jarak ruang makan ke kamar tidak jauh. Saya tak perlu keluar gedung seperti kawan-kawan lainnya yang diinapkan di gedung ketiga.

Malam ini saya melanjutkan membuat laporan jurnal harian dan laporan individu. 

Pengalaman belajar hari ini adalah kami menjadi lebih tahu tempat-tempat belanja yang ada di provinsi Xuzhou, dan tempat ibadah umat Islama atau masjid tempat kami melaksanakan sholat jumat. Selama kami di negara china, sulit sekali mencari masjid di sekitar kampus CUMT.

Materi yang telah dipahami hari ini adalah betapa senangnya bila kita menguasai Bahasa mandarin dan juga Bahasa Inggris. Kita bisa saling berkomunikasi dalam Bahasa mereka sehingga bisa lebih berinsteraksi dengan masyarakat sekitar yang belum menguasai Bahasa Inggris.

Materi yang belum kami pahami hingga saat ini adalah penguasaan Bahasa mandarin. Ternyata tidak mudah menguasai Bahasa ini. Kendalanya adalah kami belum dibekali penguasaan Bahasa china yang praktis selama pembekalan di Indonesia dan di sini kami harus mampu mandiri berkomunikasi dengan mereka walaupun banyak menggunakan bahasa Tarzan atau Bahasa isyarat tangan.

Usaha dan cara kami mengatasi hal ini adalah kami terus belajar bahasa mandarin setiap hari selama berada di negara china. Baik dengan cara berbelanja maupun naik kendaraan. Di dalam bus ada suara rekaman seorang wanita memberikan informasi tentang halte-halte yang kami lewati dalam Bahasa mandarin. Dari si ilah kami belajar sambal menikmati kota Xuzhou yang ramah penduduknya dan bahagia warganya.

Upaya pengayaan yang kami lakukan adalah bertanya langsung dengan teman sejawat yang lebih bagus penguasaan bahasanya dan pemandu kami selama berada di negara china. Lalu rajin mencari informasinya di internet. Setelah tahu, biasanya saya mempublikasikannya lewat blog pribadi di http://wijayalabs.com

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun