Rupanya banyak juga yang ikutan foto bareng pemandu museum yang cantik ini. Baru kali ini omjay melihat, ada pemandu museum seperti artis. Banyak yang minta foto dengannya.
Seharusnya museum di Indonesia juga seperti ini. Â Pemandunya cantik dan ganteng. Pasti banyak yang betah di museum, Â hihihi.
Cukup lama juga kami di museum CUMT ini. Â Kami sempat foto-foto. Bagus juga bila setiap kampus memiliki museum kampus seperti ini.
Pada saat pengenalan mahasiswa baru ke kampus, Â mereka diajak melihat sejarah berdirinya kampus mereka.
Saya belum tahu apakah di Indonesia sudah ada museum kampus yang seperti ini. Semoga sudah ada dan bila belum ada segera dibuat di kampus kita.
Habis dari museum kami diajak ke ruang multimedia dan smart learning center. Â Di ruang itu kami diberikan materi implementasi dan aplikasi ict dalam pembelajaran di kelas. Kami juga diminta mengexplore peralatan modern yang mereka tayangkan. Termasuk juga system dan penilaian siswa.
Bagus juga materinya. Slide yang ditayangkan juga warna warni. Â Namun sayang sekali saya belum familier dengan tulisan china. Â Untunglah mr. Petersen dari Afika menterjemahkannya dalam bahasa inggris dengan sangat baik.
Sedikit demi sedikit saya menjadi tahu apa yang sudah mereka lakukan di kelas dengan ICT. Termasuk juga teching system, recording, developing classroom, dan pemanfaatan multimedia di kelas.
Information and Comunication Technology atau ICT yang dalam bahasa indonesia disebut TIK sangat membantu guru dalam proses pembelajaran di kelas. Asalkan guru tahu cara memanfaatkannya.
Persoalannya guru Indonesia banyak yang belum menguasainya dengan baik. Sementara di China, Â gurunya sudah canggih dan mau belajar ICT. Mereka mempraktikkan elearning dengan fasilitas modern. Â Ada layar sentuh yang membuat guru tidak lagi menggunakan kapur tulis. Papan tulisnya canggih dengan layar sentuh yang sangat mudah digunakan.
Saya mengikuti presentasinya dengan sedikit mengantuk. Teman guru disamping saya menyenggol tangan saya ketika kantuk tak tertahan lagi.