Sambil menonton piala dunia saya merenung. Ingat masa lalu ketika masih bujangan. Kalau Allah ridho akan dimudahkan segala urusan kita.
Dulu sewaktu bujangan saya sudah punya rumah sendiri. Tinggal permaisurinya yang belum ada waktu itu.
Saya berdoa kepada Allah agar diberikan istri yang baik hatinya. Sholekah dan cantik jelita.
Alhamdulillah dapat istti orang bandung dan mulai saat itulah saya bisa pulang kampung mudik ke bandung.
Maklumlah saya sudah tidak punya kampung. Saya lahir dan besar di jakarta. Lalu bekerja di ibu kota jakarta.
Orang tua saya senang banget punya mantu orang bandung krn mereka bisa bertemu saudaranya di bandung.
Ayah saya berasal dari ujung berung bandung dan ibunda dari purwakarta. Masih org sunda. Tapi karena besar di jakarta sdh jadi org betawi.
Banyak org yg tdk percaya kalau saya keturunan org sunda. Sebab dialek saya sdh seperti orang betawi asli.
Begitulah kenyataannya. Bahasa betawi saya lebih kental daripada bahasa sunda. Namun demikian, bila istri saya sdg ngomel atau marah marah, saya minta pakai bahasa sunda saja. Dengan begitu saya tidak tahu kalau istri sedang marah hahaha.
Sekarang ini saya ajarkan kedua putri kami bahasa sunda. Jadi mereka ngobrol sama ibunya pakai bahasa sunda. Jangan seperti saya. Ngaku orang sunda tapi bahasanya bahasa betawi hehehe.
Bahasa daerah memang harus dilestarikan. Ajarkan anak anak kita bahasa asal usul nenek moyangnya. Sehingga ketika mereka besar bisa bahasa daerahnya masing masing. Jangan sampai bahasa daerah punah karena kita tak pernah mengajarkannya.