Kisah Ramadan Hari Ke-22.
Ada sms masuk ke hp saya. "Omjay kok kisah ramadan hari ini belum ada?". Begitulah salah seorang pembaca tulisan saya mengirimkan sms.
Saya juga baru ingat kalau hari ini belum menulis kisah ramadan di hari ke-22. Biasanya saya tuliskan pagi hari.
Masalahnya sekarang saya bingung mau menulis apa? Kisah apa yang bisa saya ceritakan hari ini? Begitulah saya bertanya dalam hati. Sementara itu ujian puasa ramadan semakin berat.
Saya hanya ingat tadi pagi berangkat pukul 05.00 wib. Sampai sekolah pagi sekali. Pukul 05.20 wib sdh sampai rumah keduaku. Jalan tol lancar sekali.
Pak satpam membukakan pintu pagar sekolah. Saya parkir mobil paling duluan. Belum ada satupun kendaraan yang datang.
Kemudian saya langsung ke lab komputer melanjutkan revisi desertasi yang belum selesai. Ternyata susah juga memperbaikinya karena bukunya belum ketemu.
Nampaknya saya harus pergi ke toko buku di palasari bandung. Di sana sangat lengkap buku buku tersedia dan harganya murah.
Sempat menulis tentang perjuangan guru tik. Baca baca wa, twitter, dan facebook serta email. Juga menikmati bacaan quran hasbalah yang merdu di telinga. Sampai tak terasa waktu sholat dzuhur tiba.
Hari ini saya pulang sore. Pukul 15.00 wib saya pulang ke rumah. Melihat mobil kotor sekali. Langsung saya cuci di depan rumah sebelum masuk ke garasi.
Lalu saya mandi dan sholat ashar usai mencuci mobil. Tubuh serasa lelah dan menjadi segar kembali setelah mandi.
Istri mengajak pergi ke atm dekat rumah. Alhamdulillah ada rezeki masuk ke rekening. Seneng banget thr sudah mencair.
Sampai rumah sudah menunggu petugas satpam komplek minta thr. Juga petugas infaq dari musholla. Alhamdulillah kebagian semuanya. Tinggal tukang sampah yang belum.
Rezeki memang datang tak terduga. Sangat dibutuhkan menjelang hari raya idul fitri. Senang rasanya bisa berbagi rezeki kepada sesama. Kerjakan sholat dan tunaikan zakat telah terlaksana dengan baik.
Malam ini saya tidak sholat tarawih di musholla atau masjid seperti biasanya. Istri minta ditemani sholat berjamaah. Anak anak masih di rumah uwaknya. Libur.
Serasa seperti kakek dan nenek. Kami bayangkan akan berdua kembali bila anak anak menikah nanti. Semoga tetap sehat hingga anak cucu. Aamiin.
Demikianlah sedikit kisah ramadan hari ini. Ada rezeki orang miskin dan orang lain dititipkan kepada kita. Segera berikan jangan ditunda. Semakin banyak memberi akan semakin banyak menerima. Percayalah!
Salam blogger persahabatan
Omjay
Kunjungi http://wijayalabs.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H