Di aceh saya melihat dgn mata kepala sendiri bahwa mereka memerlukan pelatihan tik. Tapi sayang blm terwujud sesuai harapan mereka.
Kondisi serupa saya alami di palangkaraya. Kondisi gurunya blm menguasai tik dengan baik. Bisa anda bayangkan kalau tik terintegrasi ke semua matpel dan melekat pada guru.
Di sekolah sekolah yg ada di pulau jawa pun demikian. Dari pengamatan saya melaksanakan workshop elearning di 25 kota, saya temukan banyak guru yg belum kuasai tik dgn baik. Jujur saya sedih sekali.
Ada kawan guru menuliskan di facebook, "Di daerah sy jg sama, biarpun sdh pakai k13, tp mengajarnya tidak ada bedanya dengan yg ktsp jad k13 rasa ktsp... Wkwkwk."
Kalau kemdikbud tetap memaksakan tik terintegrasi ke semua matpel seharusnya diklat tik diberikan terus menerus kpd guru. Sehingga mereka bisa mengaplikasikannya dalam pembelajaran di kelas. TIK sebagai ilmu akan dirasakan oleh para guru sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran.
Kenyataan di lapangan saat ini guru mengajar di kurikilim 2013 rasa ktsp. Artinya kurikulum 2006 masih lebih berkesan bagi guru ketimbang k13 yang setengah mentah.
"Guru itu fokusnya ke murid...ee di tambah ke teman guru dan staff TU....Fungsi LP TK...untuk apa ?", kata seorang guru.
Sesuatu yg dipaksakan memang kurang bagus walaupun kita tahu perubahan itu pasti. Ikut memaksa guru berubah sementara dosen di perguruan tinggi dan birokrasinya tdk berubah, sama saja melajukan hal yg mubazir. Sebab perubahan itu semakin amburadul krn dikelola oleh mereka yg blm berubah.
Solusinya sebenarnya mudah. Jgn paksakan k13 di semua sekolah. Biarkan sekolah mengevaluasi dulu k13. Penelitian harus dilakukan oleh lembaga yg kredibel.
Dananya utk evaluasi, kmd buat kurikulum yg sesuai dgn keadaan guru, siswa dan sekolah saat ini tanpa mengorbankan salah satu. Yg atas harus turun kebawah utk melihat kenyaataan yg ada shg kebijakan yg diambil tdk salah sasaran.
Masih ada pejabat di lingkungan kemdikbud kurang turun ke bawah dan hanya mendengarkan laporan bawahan. Kurang melakukan dialog dari hati ke hati dengan para guru yg berada di sekolah.