Â
Mereka yang kembali ke kurikulum 2006 atau ktsp rata-rata senang sekali. Mereka tidak lagi disulitkan urusan penilaian. Sama seperti dosen perguruan tinggi. Tak pernah dipersulit untuk urusan penilaian mahasiswanya. Ada kegembiraan buat guru yang mata pelajarannya hilang dalam kurikulum 2013. Termasuk juga guru TIK. Perwakilan guru TIK akhirnya bertemu pak Anies Baswedan pada 24 Desember 2014. Di hari itu terbentuklah komunitas guru TIK dan KKPI yang kini sudah resmi berbadan hukum.
Â
Seringkali harapan sangat berbeda dengan kenyataan. Kurikulum 2013 justru masih mempertahankan TIK sebagai bimbingan. Padahal kita sama-sama tahu bahwa bimbingan TIK hanya akal-akalan pejabat kemdikbud supaya guru TIK mau menerima peran guru TIK dalam kurikulum 2013. Permendikbud nomor 68 tahun 2014 dan nomor 45 tahun 2015 tentang peran guru TIK lahir. Tapi sayangnya masih belum menyelesaikan masalah. Sebab akar masalahnya adalah kami hanya ingin mata pelajaran TIK kembali. Bukan karena memaksakan diri, tapi karena mata pelajaran ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik saat ini. Lihat saja apa kata mereka di youtube dan media sosial lainnya.
Â
Tadinya saya optimis kurikulum 2013 akan benar-benar menyiapkan generasi emas Indonesia. Tadinya saya merasa yakin kurikulum 2013 bisa menjadi solusi permasalahan pendidikan di negeri ini. Tapi sayang, setelah saya membaca dokumennya dan terus saya pelajari struktur kurikulumnya, maka kurikulum 2013 tak lebih dari penambahan dan pengurangan jam mata pelajaran. Bahkan ada yang dihilangkan untuk mata pelajaran baru yang bernama prakarya. Sementara sarjana prakarya belum pernah ada dalam perguruan tinggi kita. Lagi-lagi dalil dan hukum dicari-cari untuk menjadi sebuah pembenaran dan bukan kebenaran.
Â
Senjakala kurikulum 2013 nampaknya harus dihentikan sampai di sini. Entah kenapa kami tak semangat lagi mempetahankannya. Nomenklaturnya sudah tidak tepat lagi menggunakan nama kurikulum 2013. Sebaiknya diganti saja menjadi kurikulum 2016. Hasil revisi kurikulum 2013 sebaiknya dipublikasikan dengan cara akademik dan transparan. Disampaikan secara terbuka supaya tak ada dusta diantara kita. Waktu 3 tahun sudah cukup untuk mengevaluasi dan melihat baik buruknya kurikulum baru. Jangan lagi coba-coba. Kita harus ingat iklan minyak kayu putih. "buat anak kok coba-coba!".
Â
[caption caption="Semnas urgensi matpel TIK di Aula Kemdikbud"]
Salam Blogger Persahabatan