Perlu disadari, guru dan siswa sama-sama jadi korbannya, tapi kurang dirasakan dampaknya oleh mereka yang tidak memahami pentingnya TIK. Wajar saja, sebagian besar pengambil kebijakan kurikulum bukan dari orang-orang  IT sehingga untuk mereka Mapel TIK tidak terlalu utama dalam kurikulum pendidikan di Indonesia.Â
Hal itu juga sudah kita bahasa dalam seminar nasional computer science di aula gedung A kemdikbud. Kami berharap pemerintah mengembalikan TIK sebagai mata pelajaran. Di luar negeri berkembang apa yang namanya mata pelajaran computer science atau ilmu komputer.
Hasil survey dan wawancara yang dilakukan komunitas guru TIK dan KKPI di berbagai sekolah di Indonesia, ternyata menunjukkan bahwa belum semua guru menguasai TIK. Jadi kesimpulannya matpel TIK harus tetap diajarkan di sekolah, karena belum bisa dititipkan ke semua guru mata pelajaran dalam kurikulum 2013.Â
Fakta di lapangan menunjukkan hal itu. TIK untuk semua harus dikampanyekan dan bukan milik orang kaya saja. Dengan adanya mata pelajaran TIK di sekolah, maka siswa yang tak punya peralatan TIK dan internetnya bisa menggunakannya di sekolah.Â
Mereka menjadi terdidik TIK dengan baik dan benar, karena dipandu oleh guru TIK yang memahami TIK dan mendapatkan sertifikasi guru TIK yang sudah diakui perguruan tinggi. Hal tu kian terasakan ketika pandemi covid-19 melanda dunia.
Berikut ini liputan harian kompas yang saya copy paste ke dalam blog saya,Â
http://wijayalabs.com/2016/03/05/tik-tak-cukup-sekedar-bimbingan/
Â
Salam Blogger Persahabatan
Omjay