Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum TIK/Informatika Tidak Memenjarakan Anak

4 Oktober 2022   09:36 Diperbarui: 4 Oktober 2022   09:39 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia ini memang panggung sandiwara. Ceritanya dapat diterka. Kita sudah memasuki zaman edan. Mereka yang aktif berjuang justru difitnah dengan kebohongan. Mereka ciptakan kebohongan demi langgengnya kekuasaan.

Mereka yang sudah terbeli menuduh omjay plagiasi. Padahal sesungguhnya kami meluruskan sejarah yang benar. Tak apa disebut plagiat oleh mereka yang sudah terbeli. Mohon maaf kami tak mudah terbeli.

Pada akhirnya sejarah tidak akan pernah salah menuliskannya. Selamat berkolaborasi dengan penguasa dan kami akan tetap dalam garis perjuangan save tik dan kkpi harga mati. 

Kami akan terus memperjuangkan agar TIK dan KKPI kembali sebagai mata pelajaran dan bukan bimbingan. Ada kekeliruan dalam kurikulum 2013, dimana TIK tidak masuk dalam struktur kurikulum 2013 seperti dalam kurikulum 2006. Kami terus berjuang hingga saat ini dan TIK berganti nama menjadi informatika. Bukunya dan juga materinya sudah tersebar kemana-mana.

Adalah sebuah kebohongan publik yang mengatakan bahwa permendikbud nomor 45 tahun 2015 tentang peran guru TIK dan KKPI berjalan mulus dan lancar di sekolah. Kami melihat mereka adalah para teknisi komputer yang berwajah guru TIK.

Guru TIK dan KKPI yang masih waras dan tidak mudah terbeli, pasti akan berusaha agar matpel TIK dan KKPI kembali berada dalam kurikulum 2013. Tak peduli dengan suara miring yang mencemooh dan mencibir. Bagi kami mengembalikan TIK sebagai mata pelajaran adalah solusi terbaik bagi semua.

MGMP TIK dan KKPI yang mati suri harus dihidupkan kembali. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, karena kurikulum bukanlah kitab suci. Bila pejabat kemdikbud menganggap TIK memenjarakan anak, kami justru malah sebaliknya. 

TIK adalah mata pelajaran yang sangat menyenangkan anak. Lihatlah tanggapan mereka tentang mata pelajaran TIK yang sudah kami upload ke youtube. Anda bisa mencarinya dengan keyword TIK atau guru TIK.

Kurikulum masih bisa diganti bila memang tidak sesuai dengan kehendak masyarakat. Bersatulah wahai guru TIK dan KKPI. Jangan lagi ada yang menghianati perjuangan ini. Guru TIK di zaman edan harus berani melawan kebijakan yang salah. Regulasinya harus diperbaiki agar tidak merugikan guru dan siswa Indonesia.

TIK dan KKPI hilang sebagai mata pelajaran karena ada oknum guru TIK yang mudah terbeli dengan fasilitas negara. Silahkan pakai uang rakyat itu, dan kembalilah ke jalan yang benar. Kembalikan uang yang kalian dapatkan untuk mengembalikan TIK dan KKPI sebagai mata pelajaran lagi. 

Mayoritas guru dan siswa Indonesia menginginkan TIK kembali sebagai mata pelajaran lagi. Begitu juga KKPI di SMK. Hasil survey kami menunjukkan itu. Jajak pendapat yang kami peroleh sangat banyak yang mendukung TIK sebagai nata pelajaran lagi. Lebih dari 95 persen guru menginginkannya, dan hampir 100 persen siswa memintanya kembali.

dokpri
dokpri

Terbukti bahwa kurikulum matpel tik tidak memenjarakan anak. Adalah sebuah kebohongan publik bila matpel tik dianggap memenjarakan anak. Silahkan wawancara siswa secara terbuka. 

Pastilah mereka akan mengatakan bahwa pelajaran TIK adalah pelajaran yang sangat menyenangkan. Menghapus matpel TIK dalam kurikulum 2013 adalah sebuah kesalahan kebijakan di era mendikbud Mohammad Nuh dan presiden SBY. 

Kami berharap saat itu, Presiden Jokowi dan mendikbud Anies Baswedan semoga mengembalikan TIK sebagai matpel kembali. Itulah yang kami harapkan. Namun, ditengah jalan, Anies digantikan Muhadjir Efendy. Perjuangan terus dilakukan hingga mendikbud Nadiem Makarim. Perjalanan perjuangan guru TIK dan KKPI mengembalikan matpelnya cukup panjang.

dokpri
dokpri

Pastikan dan sampaikan kepada publik bahwa materi TIK tidaklah memenjarakan anak. Tapi justru membuat anak semakin melek teknologi dan senang berbagi dari ilmu yang dikuasainya. Tentu kita ingin TIK kembali menjadi mata pelajaran lagi. Komunitas Guru TIK dan KKPI atau KOGTIK terus berjuang untuk menemui menteri kembali. Semoga perjuangan ini tidak dihianati kawan sendiri. Bila sampai dihianati lagi, maka sakitnya tuh di sini.

Olimpiade TIK Nasional (OTN) kami gelar tanpa biaya negara. Kami adakan kegiatannya di Jakarta Convention Center (JCC). Banyak siswa yang ikut OTN dan inilah para juaranya. Kebersamaan membuat guru TIK menjadi tangguh dan kuat.

dokpri
dokpri

Kami masih seperti yang dulu. Berharap TIK/KKPI kembali sebagai mapel. Berjuanglah terus, dan Allah tahu mana yang benar mana yang keliru. Mereka yang terbeli sedang asyik menikmati fasilitas hotel dan meninggalkan anak didiknya dengan alasan memperjuangkan nasib guru tik dan KKPI. Padahal sesungguhnya mereka hanya memperjuangkan nasibnya sendiri. 

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun