Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis adalah Sebuah Kreativitas dan Bukan Bakat

3 Oktober 2022   10:58 Diperbarui: 3 Oktober 2022   11:18 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat hari baru semuanya. Semoga hari ini lebih baik dari hari yang kemarin. Semoga pula kesehatan dan kebahagiaan mengiringi hari-hari anda bersama keluarga tercinta. Aamiin.

Seorang blogger ternama bertanya kepada Omjay. Apakah menulis itu karena bakat? Omjay merenung sejenak dan akhirnya, JADILAH TULISAN SANTAI INI.

Omjay selalu bertanya pada diri sendiri, apakah Omjay mempunyai bakat menulis? Rasanya tidak juga. Sebab menulis adalah sebuah kebutuhan. Sama ahalnya dengan makan dan minum.

Kata orang menulis itu harus punya bakat. Padahal tidak sama sekali. Kebiasaan menulis membuat anda menjadi bisa menulis. Oleh karena itu, menulis itu harus dilatih setiap hari. Membaca tulisan orang lain, akan menambah semangat anda dalam menulis.

Ada juga yang berpendapat bahwa menulis itu karena bakat. Mereka sudah berbakat dan terlihat ketika sudah dilahirkan. Bakat mereka terlihat menonjol seiring dengan semakin bertambah umur hidupnya di dunia. 

Namun, ada juga yang mengatakan kalau menulis itu tak perlu bakat. Anda cuma memerlukan kemauan untuk menulis, dan kemauan untuk berlatih menulis. Sebab menulis itu adalah sebuah kreativitas dan bukan bakat.

Menulislah apa yang penting untuk ditulis. Bila anda memiliki minat yang kuat untuk menulis, maka itu adalah modal utama. Tak perlu harus mengikuti gaya orang lain dalam menulis. Menulislah dengan gayamu sendiri. 

Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. (Promosi buku niye.., hehehe). Hal itulah yang membuat Omjay dan kawan-kawan diundang makan siang ke istana negara dan berfoto mesra dengan presiden Jokowi.

Apa mungkin menjadi penulis itu memerlukan bakat? Sebab yang Omjay tahu menulis itu bukan bakat tapi kebiasaan yang terlatih. Kebiasaan yang harus diasah terus menerus. Bahkan bisa dilatih setiap hari. Seperti kita berlatih mengendarai mobil. Tapi jangan sambil mabok atau pakai narkoba loh! Hehehe. (Jadi ingat Supir Maut Apriyani Susanti).

Menulis adalah sebuah kreativitas. Menulis adalah sebuah proses berpikir. Dia bukan hanya sekedar keterampilan. Kreativitas menulis akan tumbuh kalau otak anda dirangsang untuk menciptakan sesuatu. Omjay berusaha keras menciptakan sebuah buku.

Menciptakan sesuatu yang berbeda dan belum pernah dituliskan oleh orang lain. Itulah yang membawa Omjay dan teman-teman guru lainnya menjadi salah satu juaranya dalam ajang guraru award tingkat nasional. Kami semua menjadi guru penggerak Indonesia.

Guru Era Baru Acer Award selalu memilih guru penggerak yang mampu menggarakkan orang lain lewat tulisannya. Guraru selalu mengadakan lomba menulis di blog yang sangat dirindukan oleh guru-guru di Indonesia setiap tahunnya. Oleh karena itu, Omjay bersama ibu Tuti menulis buku berjudul guru penggerak. Penerbitnya adalah penerbit Andi Yogyakarta. Alhamdulillah menjadi buku best seller di toko buku gramedia.

dokpri
dokpri

Tidak gampang jadi penulis buku. Apalagi menjadi penulis buku yang sudah dikenal oleh banyak orang, karena karyanya enak dibaca dan memberikan pencerahan. 

Karyanya ternyata lebih memberikan banyak manfaat untuk hajat hidup orang banyak. Pernah baca buku Novel karya almarhum Buya Hamka? Judulnya ”Dibawah Lindungan Ka’bah”. Buku Novel itu sangat menyentuh dan mempesona bila anda membacanya dengan hati.

Terlatih untuk jadi penulis memang butuh perjuangan. Bukan hanya perjuangan untuk melawan diri sendiri tapi juga perjuangan untuk dapat diterima oleh masyarakat pembaca. 

Masyarakat pembaca yang di Indonesia belum begitu banyak jumlahnya, karena budaya baca belum menjadi budaya bangsa. Tapi Omjay selalu yakin, makin banyak membaca akan membuka jendela dunia. Pembaca pun akan terkenal di dunia, kalau pembaca bisa juga menulis yang bermanfaat untuk orang banyak. Butuh perjuangan untuk mencapainya.

dokpri
dokpri

Namun, perjuangan yang lebih penting adalah perjuangan untuk dapat dipahami oleh orang lain. Sebab kita ini tidaklah hidup seorang diri. Kita hidup untuk orang lain. Kita hidup untuk bermanfaat buat orang lain. Kita hidup untuk menyemangati orang lain melalui tulisan-tulisan kita. Karena itu, kita sendiri harus dapat memotivasi diri. Punya komitmen dan tekad yang kuat untuk menulis.

Dengan menulis kita dapat menyampaikan apa yang ada dalam otak kita menjadi kata-kata yang bermakna. Dengan menulis kita berusaha memberikan informasi kepada orang lain. Informasi yang mungkin saja sangat dibutuhkan oleh pembaca. Bahkan mungkin informasi yang sedang ditunggu-tunggu dan dirindukan. 

Menulis akan jadi kebiasaan ketika kita telah menyadari bahwa menulis adalah sebuah kebutuhan. Menulis adalah sebuah kreativitas dan bukan bakat. Kreativitas anda akan terlihat dari apa yang anda tuliskan.

dokpri
dokpri

Wahai para pembaca setia blog kompasiana sudahkah anda menulis hari ini???

 

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun