Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Haruskah Guru Bercermin dari Uji Kompetensi Guru yang Tak Kredibel?

26 Agustus 2023   06:30 Diperbarui: 26 Agustus 2023   06:41 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Omjay ingin mengenang masa lalu. Ketika Uji Kompetensi Guru (UKG) telah dilaksanakan dari tanggal 7 sampai 30 November 2015. Sudah terlaksana beberapa tahun lalu. Namun auranya sangat terasa hingga kini.

Demam UKG saat itu terasa di hampir semua sekolah. Semua guru sibuk mempersiapkan diri mengikuti UKG. Mereka takut nilai UKG mereka rendah dan tidak bisa naik pangkat.

Saat itu, Ada yang santai dan ada yang harap-harap cemas. Takut nilai UKG nya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan jumlah nilai 55.

Seorang guru saat itu membuat status di facebook miliknya:

"Kadang saya bingung berkaitan dengan UKG, apakah soal 100 dalam 120 menit itu bisa dipakai ukuran untuk melihat kualitas guru? Guru mampu mengerjakan semua soal itu apakah menjamin secara kenyataan di lapangan guru mampu mengajar dan mendidik siswa dengan baik? Nah, pandai di teori belum tentu mampu dalam prakteknya. Lalu bagaimana menurut anda?"

Buat Omjay sendiri guru itu harus bisa diuji secara teori dan praktik. Oleh karena itu guru harus senantiasa belajar sepanjang hayat. Guru tidak boleh berhenti belajar. Guru harus banyak membaca agar ilmu yang didapatkan terus bertambah.

Sekarang ada pemetaan uji kompetensi guru melalui asesmen nasional berbasis komputer. Semua guru diminta mengerjakan soal-soal anbk. Kalau ada guru yang nilainya rendah bukan berarti guru tersebut bodoh. Namun, guru belum sempat membaca dan berlatih soalnya. 

Literasi dan numerasi harus dapat dipahami oleh guru sebagai sesuatu yang harus dikuasai dan diajarkan kepada semua peserta didiknya. Membaca itu penting untuk mendapatkan ilmu baru. Logika berpikir harus terus diasah dengan banyak berlatih soal-soal yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari.

Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang uji kompetensi guru. Haruskah guru bercermin pada hasil uji kompetensi guru yang tidak kredibel? Kemdikbudristek harus membuat soal yang kredibel dan dapat terus dievaluasi sesuai dengan kurikulum merdeka. 

Salam blogger persahabatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun