Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teruslah Berjuang Guru TIK se-Indonesia

9 November 2015   18:00 Diperbarui: 9 November 2015   18:55 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Siswa SMP Labschool Jakarta sedang belajar TIK"][/caption]Di koran kompas cetak pada Sabtu, 7 November 2015 tertulis dengan jelas. Guru Teknologi Informasi Terus Perjuangkan Nasib. Tulisan itu ada di halaman 11 dengan judul "Guru Teknologi Informasi Terus Perjuangkan Nasib". Sebenarnya bukan hanya nasib guru TIK saja, tapi nasib anak Indonesia yang tidak terdidik TIK dengan baik. Bangsa ini harus mulai menyadari bahwa kita sesungguhnya belum merdeka di bidang TIK. Contoh yang paling simple adalah menjamurya produk TIK buatan luar negeri. Kita hanya sebagai pengguna produk TIK saja. Teruslah berjuang guru TIK se-Indonesia. Guru-guru yang mengampu mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di jenjang SMP dan SMA serta kompetensi komputer dan pengolahan informasi (KKPI) di jenjang SMK masih berjuang untuk mengembalikan mata pelajarannya yang dihapus dalam kurikulum 2013, dan diganti dengan prakarya.  Situasi ini menjadi dilematis bagi ratusan ribu guru tersebut, karena belum jelasnya perubahan dalam Kurikulum 2013 yang bakal menjadi acuan sekolah. Banyak di antara mereka yang terpaksa mengajar prakarya. Setelah dikuliti, prakarya ternyata mata pelajaran yang bisa masuk dalam matpel IPA dan seni budaya. Mata pelajaran ini ternyata titipan dari Pak Budiono yang ketika itu menjabat sebagai wakil presiden. Sudah barang tentu, nuansa politik terasa lebih kental daripada nuansa akademik. Bahkan kami telah mengupasnya dalam berbagai seminar nasional di kementrian pendidikan dan kebudayaan juga sejumlah kampus yang meluluskan sarjarana untuk guru TIK. Sebagai sekretaris Jenderal Komunitas Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI) Seluruh Indonesia,  dengan diberlakukannya dua kurikulum saat ini, guru TIK/KKPI terpecah dua. Sekolah yang memakai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 masih mengakui adanya guru TIK/KKPI. Sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 fungsi guru TIK/KKPI berubah perannya sesuai permendikbud 68 tahun 2014.  Adapun sekolah yang mengacu Kurikulum 2013 ada yang mengalihkan guru TIK/KKPI menjadi guru prakarya. Ada pula yang telah menyesuaikan dengan peran baru sebagai guru layanan/bimbingan TIK atau layaknya guru bimbingan konseling. Begitulah laporan yang kami terima dari kawan-kawan yang tergabung dalam komunitas guru TIK dan KKPI di seluruh Indonesia. Bahkan ada yang terpaksa dirumahkan karena masih berstatus honor. Sebagian lagi terpaksa pindah ke struktural atau kembali ke mata pelajaran asal. Guru TIK/KKPI menjadi semakin tidak jelas nasibnya ketika tahu isi permen pahit 68 yang justru sangat mengecewakan semua. Laporan dari beberapa daerah menunjukkan kenyataannya. Peran baru guru TIK/KKPI sesuai Kurikulum 2013 menjadi guru layanan TIK, sampai saat ini, banyak yang tidak jalan. Guru cuma diberi satu jam mengajar. Kondisi ini dirasakan penurunan bagi guru TIK/KKPI. Padahal, kebanggaan seorang guru kalau punya kewenangan mengajar hingga menilaikemudian masuk dalam raport atau hasil belajar siswa. Pemerintah tetap kekeuh atau keras kepala tidak memasukkan TIK dan KKPI sebagai mata pelajaran. Situasi ini sungguh sangat mengecewakan guru TIK dan KKPI di seluruh Indonesia. Tak jelas nasib guru TIK dan KKPI setelah turun permen pahit 68. Kawan-kawan tetap menginginkan TIK dan KKPI tetap sebagai mata pelajaran seperti dalam kurikulum 2006 dan jelas naskah akademiknya. Sedangkan penghapusan mata pelajaran TIK dan KKPI sampai saat ini belum kami dapatkan kajian akademisnya. bahkan terungkat dalam seminar nasional di kemdikbud, TIK dihapuskan sebagai mata pelajaran hanya karena 30 persen daerah di Indonesia tidak ada listrik dari PLN. Banyak kepala sekolah kurang memahami peran guru TIK dan KKPI di kurikulum 2013. Muhammad Deni, guru TIK di salah satu SMA negeri di Mojokerto, Jawa Timur, mengatakan, kepala sekolah tidak memahami peran baru guru TIK karena belum ada panduan teknis yang jelas. Akibatnya, guru layanan TIK dianggap "pesuruh" untuk menyelesaikan berbagai layanan TIK di sekolah, termasuk mengurusi pengisian data pokok pendidikan yang sebenarnya tugas bagian tenaga kependidikan. Padahal bimbingan teknis guru TIK sudah dilakukan di berbagai daerah.Peran kami sebagai guru TIK menjadi semakin tidak jelas. Sekarang mengurusi dapodik (data pokok pendidikan), sebentar lagi mengurusi uji kompetensi guru karena ujiannya secara online. Guru TIK dianggap guru yang serba bisa, padahal kami adalah guru biasa yang juga harus mengembangkan diri sebagai guru profesional. Nasib yang sama juga dialami kawan kami lainnya. Tri Budiarjo, guru TIK SMPN 22 Surakarta, Jawa Tengah, mengatakan, opsi dalam perbaikan Kurikulum 2013 bahwa mata pelajaran TIK/KKPI bisa diadakan kembali sebagai mata pelajaran pilihan oleh sekolah juga tidak mudah karena terganjal karena birokrasi.  Keputusan untuk memilih TIK harus diajukan dari tingkat sekolah lalu ke Musyawarah Guru Mata Pelajaran, kepala dinas pendidikan, wali kota/bupati, hingga gubernur. Regulasi tetap harus di mendikbud Anies Baswedan. Kami tetap yakin TIK harus jadi mata pelajaran dengan penyesuaian konten yang terus mengikuti perkembangan zaman. Jadi TIK harus terus dikembangkan sebagai mata pelajaran.   Dalam seminar nasional di kampus UNJ, Sarwin Zain dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, berubahnya peran guru TIK/KKPI menjadi guru layanan TIK sebenarnya meningkatkan martabat guru TIK. Mereka memberi bimbingan kepada siswa dengan hitungan 150 siswa sehingga otomatis diakui memiliki 24 jam mengajar per minggu. Mereka juga membantu guru mengembangkan TIK dan menyiapkan media belajar, serta membantu tenaga kependidikan. Tapi sayang dalam kenayataannya tidaklah demikian. Antara harapan dengan kenyataan ternyata tidak sama. Kami tetap berharap TIk dan KKPI tetap kembali berada dalam struktur kurikulum 2013 seperti di kurikulum 2006. Perubahan permendikbud tentang struktur kurikulum harus segera dilakukan oleh mendikbud Anies Baswedan. teruslah berjuang guru TIK se-Indonesia. Jangan sampai kita terpecah belah kembali. Persatuan guru TIK tentu sangat kami harapkan dan jangan terbeli dengan uang dan kekuasaan.  [caption caption="Pesan Omjay: Teruslah Berjuang Wahai Guru TIK se-Indonesia"]

[/caption] Salam PersahabatanOmjay

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun