[caption caption="Seminar Nasional Ilmu Komputer di Aula Gedung A Kemdikbud Senayan"][/caption]
Dihapuskannya mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia dari kurikulum 2013 menambah keterpurukan pendidikan di Indonesia. Padahal di negara maju lainnya pendidikan computer science di sekolah kian dikembangkan. Menurut World Education Forum, pendidikan Indonesia menempati peringkat ke-69 dari 76 negara. Hal ini terungkap dalam Seminar Nasional Computer Science di Aula Gedung A Kemendikbud, Jakarta, Jumat (18/9/2015) yang dihadiri lebih dari 500 orang guru dari berbagai daerah di Indonesia. Dihapuskannya mata pelajan TIK karena tidak adanya listrik di berbagai daerah. Kemdikbud meresa berat untuk menyiapkan listrik di semua sekolah dan takut di PTUN kan oleh masyarakat.
Â
Anda bisa melihat beritanya di bawah ini:
Pelajar Indonesia makin terpuruk bila tidak belajar tik kata pak Onno W. Purbo pakar TIK Indonesia. Sebab mereka hanya belajar sendiri tanpa pemandu dengan materi yang tidak terstruktur dan sistematis. Kami ucapkan terima kasih kepada kawan kawan guru yang sudah hadir di aula kemdikbud lantai 3 dalam Seminar Nasional Computer Sciene hari jumat 18 september 2015 pukul 14.00-17.00 wib. Semoga perjuangan kita guru TIK didengar dan dikabulkan oleh pemerintah. Para pejabat kemdikbud bisa memehami keinginan kita semua demi generasi emas Indonesia terdidik TIK dengan baik.
Seminar Nasional Computer science diadakan di Gedung A lantai 3 Kemendikbud. Saya berada bersama lebih dari 500 guru se-Jabodetabek, bahkan dari kalimantan, Semarang dan daerah daerah provinsi lainnya dalam rangka perjuangan Mengembalikan TIK dan KKPI kembali menjadi Mata Pelajaran lagi, dan bukan Layanan TIK apalagi hanya sekedar Bimbingan. Ikut hadir bersama kami Perwakilan Puskurbuk Bpk. Herry dan Perwakilan Dirjen Guru Bpk Temu Ismail, Ketua IGI Pusat Bpk Satria Dharma, Pakar Pendidikan Bpk Indra Charismiadji, Pakar IT Indonesia Bpk. Onno W Purbo. Dalam seminar kali ini, masing-masing pemateri memaparkan tentang pentingnya IT dengan segala kelebihan dan kekurangan yang sesungguhnya bisa dicari solusi bersama, dan bukan sepihak yang membuat Mata Pelajaran TIK dan KKPI hilang dari kurikulum ini. Ilmu Komputer atau Computer Science bisa jadi salah satu solusi karena di dunia luar sana sudah lebih maju dari kita bangsa Indonesia dengan perkembangan Computer Science atau Coding (bahasa pemrograman).
Rekaman amatirnya bisa dilihat di facebook omjay di bawah ini:
https://www.facebook.com/wijaya.kusumah/videos/10207853578645490/?pnref=story
Dalam acara ini, Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) se-Indonesia melakukan tanda tangan sebagai aksi penolakan dihapusnya mata pelajaran TIK dalam kurikulum di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (18/9/2015). Ratusan guru melakukan aksi menolak kebijakan dihapuskannya mata pelajaran TIK dan Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI) dalam struktur kurikulum. Mata pelajaran TIK dan KKPI diganti dengan mata pelajaran baru bernama prakarya. Banyak guru TIK dan KKPI yang dialihkan menjadi guru Prakarya.
Â
Aksi solidaritasnya bisa dibaca di sini:
http://news.okezone.com/view/2015/09/18/1/21239/aksi-solidaritas-guru-tik/2
Teruslah berjuang kawan kawan guru TIK/KKPI. Jangan menyerah sebelum berperang. Jangan diam dan jelaskan secara akademis, logis dan rasional pentingnya mata pelajaran TIK. Jangan juga kalian tergiur dengan uang. Proyek bimtek memang menggiurkan, tapi itu adalah salah satu cara membungkam guru TIK dan KKPI agar tak berteriak save TIK dan KKPI lagi. Apalagi para aktivisnya sudah diajak ke Bali gratis dengan uang negara. Pastilah nikmat terasa. Padahal mereka dimanfaatkan agar proyek kurikulum 2013 jalan terus dengan tidak memasukkan TIK dan KKPI sebagai mata pelajaran. TIK dialihkan jadi bimbingan TIK. Pesan omjay teruslah berjuang dari apa yang kita bisa. Save TIK dan KKPI harga mati. Kami tidak akan pernah pindah ke lain hati.
Jumat, 18 September 2015 menjadi hari bersejarah bagi perjuangan guru TIKÂ dan KKPI. Save TIKÂ dan KKPI demi generasi emas indonesia terdidik tik dengan baik. Berbagai masukan dan pandangan dari para narasumber yang hadir membuat saya semakin paham bahwa perjuangan itu membutuhkan strategi yg jitu dan rasa kebersamaan yang tinggi. Computer science atau ilmu komputer mungkin bisa menjadi salah satu solusinya. TIKÂ itu memang wajib dipelajari ilmunya. Oleh karena itu materinya harus terus dikembangkan, dan bukan dihapuskan karena tidak adanya listrik. Setiap daerah punya potensi alam yang luar biasa untuk membuat pembangkit listrik sederhana.
Antusias peserta seminar nasional di aula kemendikbud sungguh luar biasa. Saya bersyukur kepada Allah, ternyata perjuangan guru TIKÂ dan KKPIÂ banyak didukung oleh guru mata pelajaran lainnya. Terbukti banyak guru mata pelajaran lain juga ikut hadir dalam seminar nasional kali ini. Mereka juga ikutan mendukung perjuangan Save TIKÂ dan KKPI sebagai bentuk solidaritas. Mereka sangat ingin TIK jadi pelajaran lagi seperti di kurikulum 2006.
Sangat menarik sekali apa yang disampaikan pak Onno W. Purbo bahwa belajar tik itu menarik dan beliau menceritakan pengalamannya mengajar orang papua. Ternyata listrik dan infrastuktur bukanlah kendala penting. Namun ada yg lebih penting, yaitu sumber daya manusianya. lalu pak Onno menunjukkan sebuah alat yang bernama charger untuk digunakan sebagai alat menghidupkan komputer canggih yang ditunjukkan ke layar lebar. Semua peserta memberikan tepuk tangan yang meriah dan ternyata TIK bisa diberikan tanpa listrik dari PLN.
Seorang kawan menuliskan di facebook: "Computer science layak dituangkan dalam materi kurikulum nasional, solusi terbaik biarkan matpel TIK dan KKPI menjadi wadah dan tempat terbaik untuk pengembangan computer science di sekolah dan pendidikan nasional, salam save TIk dan KKpi dari makassar om jay!! Semangat terus pantang menyerah. Om Jay, benar TIK itu harus diajarkan sehingga kami yang bukan guru pengajar TIK tidak harus lagi mengajarkan bagaimana mengirim email, membuat blog. Pengalaman saya mengajar karena saya menggunakan blog sebagai media mereka membuat tugas, atau mengirimkan tugas lewat email jadi harus mengajarkan tata caranya."
Â
Supaya lebih lengkap acara seminarnya, bisa dilihat siaran ulangnya di bawah ini:
Anda bisa ikut mendukung petisi kami di sini:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H