Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yth. Para Guru di Seluruh Indonesia

9 April 2013   16:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:28 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum 2013 yang tidak siap akan diterapkan di sekolah-sekolah kita. Sebagai seorang guru tentu kita tak berdiam diri menyaksikan keadaan ini. Saatnya kita ikut mengkritisinya dan bersuara lantang untuk menolak atau menunda kurikulum 2013. Bila kurikulum ini dipaksakan, para guru hanya akan diperhadapkan dengan kegagalan implementasi kurikulum, seperti pada Kurikulum Berbasis Kompetensi atau KBK. Sebab, apapun perubahan kurikulum, guru Indonesia tidak pernah disiapkan dengan baik dan tidak didorong menjadi kreatif.

Desakan demi desakan untuk menunda pelaksanaan Kurikulum 2013 terus digencarkan berbagai kalangan masyarakat yang peduli akan pendidikan dan organisasi guru. Tak hanya kesiapan pelaksanaan Kurikulum 2013 yang disoroti, namun lebih mendasar lagi soal konsep Kurikulum 2013 yang dinilai masih bermasalah, dan justru akan merugikan peserta didik jika impelementasinya tetap dilaksanakan Juli 2013 nanti. Kita tak ingin peserta didik kita menjadi korbannya. Waktu terus berjalan begitu cepat, sementara kita sudah banyak disibukkan dengan kegiatan akademik sekolah.

Tuntutan dan desakan kepada pemerintah (kemdikbud) untuk menunda Kurikulum 2013 telah disampaikan berbagai kalangan seperti Komunitas Katolik dan Protestan Peduli Pendidikan di Indonesia. Desakan juga datang berbagai organisasi guru seperti Ikatan Guru Indonesia, Federasi Serikat Guru Indonesia, Federasi Guru Independen Indonesia, Guru Besar Institut Teknologi Bandung, Aliansi Revolusi Pendidikan, hingga Koalisi Tolak Kurikulum 2013. Semua itu telah tersebar luas di media masa. Baik di televisi maupun internet. Merekapun telah melakukan demo, dan menyampaikan aspirasinya kepada anggota komisi X DPR RI, Selasa, 9 April 2013.

Sebagai seorang guru yang mencintai dunia pendidikan dengan sepenuh hati, sudah seyogyanya kita terus memberikan masukan kepada pemerintah agar kurikulum 2013 terus diperbaiki dan disempurnakan. Ajaklah berdialog para guru yang kritis, dan ajak mereka untuk mencari solusinya. Tetapi jangan lantas dipaksakan agar kurikulum 2013 ini tetap dilaksanakan. Pemerintah harus banyak mendengar keluhan para guru dari berbagai daerah. Pemerintah tak boleh lagi menggunakan pendekatan kekuasaan.

Oleh karena itu, saya mengetuk hati para bapak dan ibu guru untuk bersatu dan tidak terpecah belah menghadapi situasi ini. Kita harus satu suara untuk menolak kurikulum 2013 diterapkan di tahun ajaran ini. Jangan korbankan peserta didik kita, demi ambisi sebuah kekuasaan. Guru harus tahu, berbagai elemen pendidikan yang bergabung dalam Koalisi Tolak Kurikulum 2013 gencar berunjuk rasa di berbagai tempat. Mereka berupaya mencegah tindak korupsi dalam proyek Kurikulum 2013 yang berrnilai Rp 2,49 triliun lebih. Koalisi Tolak Kurikulum 2013 pada Senin, 8 April 2013 kemarin menyampaikan data-data terkait nama pejabat yang berpotensi menyelewengkan anggaran Kurikulum 2013.

Terima kasih kami ucapkan kepada para guru yang sudah memahami perjuangan ini. Yakinlah dan percaya bahwa apa yang kita lakukan direstui oleh Tuhan Yang Maha Esa. Kurikulum yang terbaik adalah kurikulum yang dibuat oleh guru itu sendiri ketika mengajar di kelas. Jangan biarkan para pemegang kekuasaan mengambil hak guru dan hak peserta didik. Mari rapatkan barisan!

Salam perjuangan

Omjay

http://wijayalabs.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun