Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Surat Buat Pak Anies Baswedan, "Kapan Kami Belajar TIK Lagi?"

19 Maret 2015   06:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:26 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yth Bapak Mendikbud R I Bapak Anies Baswedan.

Semoga pak Anies Baswedan dalam keadaan sehat dan bisa terus blusukan melihat langsung pembelajaran di sekolah-sekolah kita. Dari sana bapak akan menentukan dan memutuskan kebijakan-kebijakan penting di dalam bidang pendidikan.

Salah satu keputusan penting itu adalah masalah mata pelajaran TIK dan KKPI yang dihapuskan dalam kurikulum 2013. Serta masalah linieritas guru-gurunya yang merupakan aset bangsa ini. Kami mengusulkan agar mata pelajaran TIKdan KKPI masuk kembali dalam struktur kurikulum. Oleh karena itu permendikbud tentang struktur kurikulum dari mulai SD, SMP, SMA, dan SMK harus diganti.

Kami berharap Bapak mendikbud segera mengembalikan mata pelajaran TIK, dan KKPI kembali berada di dalam struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP2006. Kembalikan saja kurikulum ke KTSP lagi semuanya. Sebab kurikulum ini yang sangat cocok dengan kondisi indonesia yang luas. Kurikulum 2013 hanya cocok diterapkan di luar negeri dan bukan negeri sendiri.

KTSP 2006 itu sudah bagus dan perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang memiliki kearifan lokal di era global. Tidak semua hal bagus di luar negeri sana dapat diterapkan di negeri ini, jadilah mulai dengan kepercayaan diri seperti Ki Hajar Dewantara membangun sekolahnya dengan budaya sekolah dan organisasi yang bisa diterapkan hingga kini.

Layanan TIK dalam permendikbud no 68 tahun 2014 harus dihapuskan, karena akan membunuh guru-guru yang tidak linier namun memiliki kompetensi baik. Hal itu terbukti dari sudah lulusnya mereka dalam program sertifikasi guru dan uji kemampuan guru.

Pak Kamal Yusuf menuliskan, "Siswa sayapun begitu khususnya kelas yang nantinya mengikuti ujian online tahun depan!!! Hal lain mengenai layanan tik bagi saya itu bullshit alias omong kosong buktinya disekolah saya belum diterapkan yang namanya layanan tik itu memberi arti bahwa layanan tik tidak jelas maksud dan tujuannya begitu pula penerapan dan pelaksanaannya!"

Kembalikan matpel TIK dan KKPI berada dalam tempatnya semula. Tahun ajaran besok di sekolah sasaran kurikulum 2013, semoga sudah kembali lagi diajarkan. Sebab anak Indonesia sangat merindukan mata pelajaran ini. Mereka selalu bertanya kapan belajar tik lagi?

[caption id="" align="alignleft" width="600" caption="Siswa SMP Labschool Jakarta sedang belajar Prakarya"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun