Kalau anda bertanya kepada para siswa, apa bedanya guru dan siswa maka mereka akan dengan seragam mengatakan kalau guru mengajar, siswa diajar dan heeeem......harus belajar. Benarkah jawaban para siswa tersebut?
[caption id="attachment_201858" align="aligncenter" width="480" caption="Guru dan Siswa (dok: Pribadi)"][/caption]
Guru adalah orang yang bertugas mendidik dan mentransferkan ilmunya kepada para peserta didiknya. Siswa adalah peserta didik yang berhak mendapatkan bimbingan dari seorang guru. Guru dan siswa adalah satu kesatuan dalam proses pendidikan. Guru dan siswa berperan dengan fungsi dan tugasnya masing-masing dalam pembelajaran. Guru dan siswa sama-sama memiliki hak dan kewajiban.
Hak seorang guru adalah mengajarkan ilmunya, sedangkan kewajiban seorang guru adalah mentransferkan ilmu yang dimilikinya dengan gaya mengajar yang unik. Anda boleh berbeda dengan saya, karena banyak hak dan kewajiban seorang guru yang bisa dituliskan di sini. tapi intinya guru berhak mendapatkan kesejahtaeraan yang layak setelah segala kewajibannya telah dia penuhi. Sama halnya dengan seorang warga negara yang baik. Dia memiliki kewajiban membayar pajak kepada negara, tetapi setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan yang layak dari negara.
Hak seorang siswa adalah mendapatkan bimbingan dan pelayanan prima dari guru. Sedangkan kewajiban siswa yang utama adalah belajar, berusaha memahami ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh gurunya. Di sinilah terjadi proses interaksi guru dan siswa. Siswa dan guru sebenarnya sama-sama belajar. Mereka melakukan apa yang disebut proses pembelajaran. Dari proses pembelajaran inilah didapatkan potensi unik siswa dan hasil belajar yang diharapkan. Guru mengajar, siswa diajar. Guru mengawasi, siswa mengerjakan kegiatan yang diperintahkan guru. Semua perintah guru itu tertulis dalam apa yang disebut rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Namun, seiring berjalannya waktu, peran dan fungsi mereka tidak lagi diajar dan mengajar. Guru dan siswa sebenarnya sama-sama belajar. Di sanalah terjadi proses pembelajaran yang ideal. Sebuah proses yang membawa guru dan siswa saling berinteraksi dalam memahami materi pelajaran. Guru dan siswa sama-sama mengupas kebenaran yang terjadi dalam khasanah ilmu pengetahuan yang beragam. Di sanalah terjadi proses yang disebut saling memberi informasi dan saling berkomunikasi. Dimana siswa bertanya, guru menjawab. Guru bertugas sebagai fasilitator, dan bukan sebagai orang yang terlalu dominan di kelas. Begitupun sebaliknya, bila guru ingin menguji sampai dimana pemahaman siswa tentang materi yang diberikannya, ia bisa langsung mewawancarainya, atau melakukan ulangan atau tes sebagai alat evaluasi dalam pembelajaran.
Sebenarnya dalam era TIK sekarang ini banyak guru yang belajar dari siswa. Banyak guru yang belum melek TIK, dan belajar dari para siswanya. Akhirnya siswa mengajar guru, dan guru diajar siswa. Dimana pernah terjadi ada siswa SMK yang mengajari gurunya berinternet ria. Salahkah? Tidak. Itu sudah biasa. Sebab banyak guru belum melek internet.
Dalam sebuah pembelajaran yang efektif, guru dan siswa akan saling melengkapi. Dimana guru bertugas merencanakan pembelajaran dan siswa adalah peserta didik yang akan mendapatkan pembelajaran dari yang direncanakan guru. Ketika guru merencanakan pembelajarannya dengan sangat matang, maka terjadilah proses pembelajaran yang sangat menantang siswa untuk mengeksplore pengetahuan itu. Tetapi, bila guru tak matang dalam membuat perencanaan pembelajaran, maka pembelajaran menjadi terkesan membosankan. Tak terlihat lagi suasana yang saling menyenangkan, menyenangkan siswa, dan juga menyenangkan guru. Kalau itu sampai terjadi, guru harus melakukan instropeksi diri dan lakukanlah sebuah penelitian tindakan kelas (PTK).
Pembelajaran yang berkualitas dapat tercapai karena adanya guru yang memahami perannya dengan baik, sehingga siswa merasakan bahwa gurunya adalah guru yang bisa mendampinginya dalam memahami khasanah ilmu pengetahuan yang bertebaran di muka bumi ini. Guru memerlukan siswa, siswa memerlukan guru. Ada saling memberi, dan menerima.
Adakah guru tanpa siswa? Lalu adakah siswa tanpa guru? Guru dan siswa seperti romeo dan yuliet yang saling menyayangi dan membutuhkan. Kalau ada kasus, dimana guru sampai menampar siswa, itu tandanya nilai-nilai kasih dan sayang telah berkurang di hati guru. Mungkin guru itu perlu belajar dan menonton film Romeo and Yuliet. Atau juga perlu menonton film best seller laskar pelangi berkali-kali.
Guru dan siswa adalah pasangan pembelajaran yang ideal dan tak akan pernah hilang dalam dunia pendidikan kita. Tinggal kita mengolahnya menjadi pasangan yang indah, penuh warna-warni bak pelangi, dan disanalah para guru akan lebih mengenal karakter para siswanya dengan baik.
[caption id="attachment_201859" align="aligncenter" width="540" caption="Kegiatan Upacara Bendera di SMP-SMA Labschool Jakarta"]
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H