[caption id="attachment_194050" align="aligncenter" width="600" caption="ada apa di taraju?"][/caption]
Ada apa di Taraju Tasikmalaya?
Alhamdulillah, sampai juga kami di desa Taraju Tasikmalaya kembali. Setiap liburan kami pergi ke desa ini. Sekitar pukul 22.00 wib kami sampai di desa yang terkenal dengan cabai dan tehnya ini. Dingin menyengat kulit terasa. Taraju benar-benar dingin saat ini. Saya terlupa tak membawa jaket. Akhirnya, sayapun memakai baju kaos rangkap 3 saking dinginnya. Tubuh saya yang gendut seperti seperti actor di iklan seluler axis tak sanggup menghadapi udara dingin di pegunungan. Saya pun langsung menyelimuti diri sambil nonton tivi. Opera Van Java (OVJ) lagi-lagi menghibur diri. Dengan gaya yang kocak, Sule dkk membawa diri ini tertawa terbahak-bahak di malam dingin yang sepi.
Sayapun tertidur di depan tivi. Suara adzan subuh membangunkan diri. Air dingin terasa di tubuh ini ketika mengambil wudhu untuk sholat subuh. Gigi saya langsung gemelutuk saking dinginnya. Saya pun sholat subuh dengan gigi yang bergemelutuk saking dinginnya. Istri saya hanya bisa tersenyum menyaksikan saya yang kedinginan ketika bertemu Allah lewat Sholat.
Pemandangan di luar rumah begitu indah. Sebagai seorang fotografer gadungan, saya harus dapatkan gambar-gambar nan indah di pagi hari. Akhirnya, saya paksakan diri ini untuk berolahraga pagi sambil melihat-lihat pemandangan pegunungan yang masih diselimuti kabut. Lagi-lagi gigi saya bergemelutuk saking dinginnya udara pagi di desa Taraju, Tasikmalaya.
[caption id="attachment_194051" align="aligncenter" width="600" caption="Rumah mang Mamad yang kami Tumpangi masih diselimuti Kabut di pagi Hari"]
Saya berjalan kaki, menyusuri jalan perbukitan seorang diri. Sampailah saya ke pasar pagi yang masih sepi. Pasar Taraju sangat sepi bila hari Senin, dan baru ramai kalau hari Selasa. Pasar penjualan domba dan kambing pun sepi sunyi. Padahal biasanya ramai sekali orang di sini. Semoga besok hari bisa mengambil gambarnya kembali. Akan saya bandingkan suasana pasar ketika ramai dan sunyi.
[caption id="attachment_194052" align="aligncenter" width="600" caption="Pasar Taraju yang Sepi di Pagi Hari"]
Saya terus berjalan, sambil mengambil gambar indahnya suasana pegunungan di pagi hari. Sesuatu yang sangat sulit saya dapatkan ketika berada di Bekasi atau Jakarta. Pada pagi hari, Bekasi sudah ramai dengan hiruk pikuk kendaraan menuju Jakarta. Sedangkan di sini, masih sunyi sepi. Hanya satu dua orang saja saya temui. Saya mengucapkan salam sekedar basa-basi, untuk setiap orang yang saya temui di pagi yang cerah ini.
Ada tukang bubur, dan gorengan sudah buka di pasar pagi. Saya melihat banyak orang datang mencicipinya. Sarapan bubur di pagi hari tentu nikmat sekali. Namun gorengan gehu dan bala-bala begitu menggoda hati. Ditambah lontong dan cabe rawit sangat sedap sekali. Tak terasa sudah 6 gorengan masuk ke dalam perut plus sebuah lontong dan 10 buah cabe rawit. Semoga mereka damai di dalam perut ini. Sebab bila mereka tak berdamai, maka akan terjadi "sesuatu" dalam perut yang endut ini, hehehe.
Ternyata benar juga. Mereka tak bisa diajak berdamai di dalam perut. Saya pun mohon pamit untuk mencari toilet terdekat. Untunglah ada WC umum dekat pasar. Saya pun merasakan kedamaian setelah keluar dari WC Umum yang penuh dengan "bau" yang menyengat hidung. Anda tentu pernah merasakannya. Sungguh sarapan pagi yang tak mengenakkan, hehehe.