Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Saya Gak Bisa "Ngeden" Suster

3 Mei 2012   19:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:46 9958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika sedang menunggui istri di ruangan bersalin, tiba-tiba ada seorang ibu yang hendak melahirkan. Nafas ibu itu terlihat sudah satu dua dan telah siap untuk melahirkan anaknya.


Ada sebuah percakapan yang membuat saya dan istri tersenyum. Ibu muda itu mengatakan, "saya gak bisa ngeden suster", operasi saja suster! Saya sudah tak kuat lagi", begitulah kira-kira percakapan seorang ibu hamil yang saya dengar dari kamar bersalin di mana istri baru saja selesat di curret. Istri saya keguguran dan kehilangan calon bayinya yg sudah di kandung selama 2 bulan.


Kembali kepada cerita ibu hamil yang tidak bisa ngeden itu. Ibu itu langsung dibawa ke ruang operasi, saya menduga ibu itu akan dioperasi cesar. Tapi ternyata saya salah. Ibu itu langsung ditangani dengan baik oleh tim medis yang terdiri dari dokter dan perawat yg terlihat sigap. Ibu yang tidak bisa "ngeden" tadi pelan-pelan dibimbing utk bisa "ngeden", lalu dengan bantuan sebuah alat seperti vakum cleaner, kepala bayi itu dikeluarkan. Terdengarlah tangisan seorang bayi laki-laki dengan berat 3,5 kg.

Saya menjadi teringat adegan sebuah film yg berjudul 3 idiot. Waktu itu anak seorang prof dimana ranco kuliah mau melahirkan. Kondisi jalan yang macet dan banjir pula menyebabkan anak sang profesor harus melahirkan darurat di meja pimpong. Ranco dan kawan-kawannya kebingungan karena belum tahu cara membantu proses kelahiran. Berkat bimbingan pacarnya yang seorang dokter, dan mereka saling berkomunikasi melalui internet skype, maka dibuatlah sebuah alat yang mampu menyedot bayi dari rahimnya. Alhamdulillah cara itu berhasil dan bayi lahir dengar selamat walaupun sempat tidak menangis dan menimbulkan kesedihan krn dianggap si bayi mungil meninggal. Namun dgn mantra "all iz wall" tiba-tiba bayi itu menangis dan bergembiralah teman-teman ranco karena berhasil membantu proses persalinan seorang ibu yang mampu melahirkan bayinya dengan selamat.

Hari ini saya seperti melihat adegan itu, dimana sang ibu tak mampu "ngeden" lagi dan kehilangan tenaga utk mengeluarkan bayinya.


Hari ini, kamis 3 mei 2012 saya melihat 3 orang bayi terlahir di ruang bersalin. Semuanya alhamdulillah normal, dan saya melihat pertarungan nyawa seorang ibu yang hendak melahirkan anaknya.

Hari ini, di saat istri terbaring di rumah sakit ibu dan anak masmitra jatimakmur bekasi, saya belajar proses kelahiran seorang anak manusia. Dari mulai anak pertama sampai anak kedua, saya belum pernah menyaksikan saat-saat kelahirannya. Saya sedang bertugas di luar kota ketika anak-anak saya lahir. Saya datang ke rumah sakit ketika anak-anak saya sudah berada dalam inkubator dan tertidur pulas. Praktis saya tak pernah melihat langsung istri melahirkan.


Pengalaman mendengar ibu yg gak bisa "ngeden" di saat mau melahirkan anaknya menjadi pembelajaran penting bagi saya sebagai seorang ayah agar mendampingi istri tercinta di saat bertaruh nyawa melahirkan buah hatinya. Adanya suami disampingnya menjadi motivasi tersendiri bagi seorang ibu yang hendak melahirkan.


Ada kegembiraan dan keceriaan ketika buah hati kita terlahir ke dunia dengan selamat, sedangkan si bayi mungil terus menangis berada di alam barunya yang terang benderang. Tinggal kita sebagai orang tuanya diharapkan mampu menjadikannya anak yang sholeh dan sholekhah.

Salam blogger persahabatan
Omjay

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun